Diare bisa menyerang siapa saja, termasuk anak. Sama seperti orang dewasa, anak yang kena diare akan sering bolak-balik BAB dengan feses lembek atau cair. Agar tidak semakin parah, diare pada anak tentu perlu diobati. Namun, adakah obat diare (mencret) yang aman untuk anak? Simak penjelasannya di bawah ini!
Pilihan obat diare (mencret) yang aman untuk anak
Diare menjadi salah satu jenis gangguan pencernaan pada anak. Apabila berlangsung terus menerus, maka akan berbahaya bagi anak karena berisiko mengalami dehidrasi.
Hal yang perlu diperhatikan ketika anak mengalami diare adalah berusaha untuk mengembalikan hidrasi pada tubuh.
Sebenarnya, ada banyak pilihan obat untuk mengatasi diare yang tersedia di apotek. Sebagai contoh adalah loperamide, bismuth subsalicylate, atau attapulgite.
Namun, Kemenkes RI tidak menyarankan memberikan obat diare atau mencret generik tersebut untuk anak karena terbukti tidak bermanfaat.
Melansir laman American Academy of Pediatrics, pemberian obat diare atau mencret generik untuk anak justru berisiko menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Obat generik tersebut pun dilaporkan tidak mampu mencegah dehidrasi pada anak akibat diare dan tidak pula memperbaiki gizinya.
Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum sembarangan memberikan obat.
Secara umum, dokter hanya membolehkan beberapa jenis obat ini sebagai cara mengobati diare atau mencret pada anak, seperti di bawah ini.
1. Cairan oralit
Oralit adalah obat yang paling sering digunakan sebagai pertolongan pertama untuk diare pada anak.
Hal ini karena oralit mengandung senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (CaCl2), glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat.
Kombinasi sejumlah mineral tersebut dapat mengembalikan kadar elektrolit dan cairan tubuh anak yang hilang akibat diare dalam 8-12 jam setelah diminum.
Oralit tersedia di apotek dalam bentuk serbuk yang dilarutkan dengan air matang, meski ada juga varian cairan siap minumnya.
Jangan berikan oralit sebagai satu-satunya obat mencret untuk anak dalam enam jam pertama.
Barengi dengan air mineral dan makanan lainnya yang mengandung kalori untuk memenuhi energi anak.
2. Suplemen zinc
Daripada obat generik, Kemenkes RI lebih menyarankan orangtua untuk memberikan suplemen zinc (seng) untuk pemulihan anak yang diare.
Suplemen zinc dapat membantu meringankan gejala diare dan membantu anak lebih cepat sembuh. Pernyataan itu diperkuat oleh sebuah penelitian dalam jurnal Indian Journal of Pharmacology tahun 2011.
Penelitian menunjukkan pemberian obat berupa suplemen zinc yang dibarengi dengan larutan oralit dapat mengurangi lamanya anak sakit diare.
Tak hanya itu, pemberian suplemen zinc juga dapat mencegah anak mengalami diare kembali dalam dua sampai tiga bulan ke depan.
3. Suplemen probiotik
Probiotik dapat mengembalikan jumlah bakteri baik di dalam usus yang mungkin telah habis terkalahkan oleh bakteri jahat penyebab diare.
Tambahan bakteri baik ini dapat membantu sistem imun untuk membasmi bakteri jahat di dalam usus yang menyebabkan infeksi.
Selain itu, pemberian suplemen probiotik untuk anak juga dipercaya mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya yang sedang terkena diare.
Anda bisa mendapatkan asupan probiotik tambahan untuk anak dari suplemen dalam berbagai jenis, mulai dari kapsul, sirup, hingga bubuk.
Namun, setiap produk suplemen mungkin mengandung jumlah probiotik yang berbeda-beda. Anda sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter sebelum memberikan suplemen probiotik untuk anak.
Nah, selain dari suplemen obat, Anda juga bisa mencukupi asupan probiotik anak dari makanan dan minuman yang difermentasi.
Salah satu minuman atau makanan probiotik yang bisa dikonsumsi anak adalah yoghurt.
Sama seperti suplemen, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter anak untuk penjelasan lebih lanjut.
4. Obat untuk menurunkan panas
Saat mengalami diare, gejala pertama yang dialami dan dirasakan anak adalah nyeri pada perut serta kram.
Lalu, gejala lainnya yang mungkin akan terjadi saat diare adalah demam.
Dikutip dari St. Louis Children’s Hospital, Anda bisa memberikan obat penurun panas pada kondisi diare atau mencret pada anak.
Obat yang bisa diberikan, seperti parasetamol atau ibuprofen, apabila demam mencapai suhu 39 derajat.
Ketika demam, Anda juga perlu memperhatikan asupan cairan pada tubuhnya agar tetap terhidrasi.
Perlu Anda Ketahui
Antibiotik tidak digunakan untuk mengobati diare yang disebabkan oleh virus pada anak-anak. Namun, apabila disebabkan oleh bakteri, tidak menutup kemungkinan obat tersebut dibutuhkan. Selalu periksa dengan dokter Anda sebelum memberi obat mencret anak yang dijual bebas.
Perawatan di rumah selama anak minum obat diare
Pilihan obat di atas umumnya cukup ampuh untuk mengatasi diare atau mencret pada anak.
Namun, apabila Anda ingin menjaga kesehatan anak selama diare, tidak cukup hanya dengan minum obat.
Tidak hanya minum obat tertentu, Anda juga bisa melakukan perawatan rumahan untuk mempercepat masa pemulihannya, seperti di bawah ini.
1. Makan tinggi karbohidrat
Berikan makanan yang berkarbohidrat dan berkalori tinggi, tapi rendah serat untuk Si Kecil.
Jenis makanan seperti ini lebih mudah dicerna sehingga mempermudah pencernaan anak yang masih meradang karena diare.
Makanan tinggi karbohidrat dan kalori juga membantu menambah energi tubuh anak yang terkuras karena melawan infeksi dan peradangan akibat diare.
Beberapa contoh makanan saat diare untuk anak selama masih minum obat adalah sebagai berikut.
- Nasi putih, nasi tim, atau bubur.
- Apel yang dihaluskan (kandungan pektin dalam apel membantu memadatkan feses).
- Pisang (kandungan pektin dalam pisang membuat tekstur feses jadi lebih padat).
2. Minum banyak cairan
Sembari memberikan obat mencret anak, jangan lupa untuk mencukupi asupan cairan tubuhnya dari air putih.
Pasalnya, selama masih diare, anak akan rentan kehilangan banyak cairan tubuh akibat bolak-balik buang air besar.
Cairan yang dapat Anda berikan bisa berupa air mineral dan makanan berkuah.
Anda bisa memberikan makanan berkuah yang tidak pedas dan tidak berminyak, seperti sup ayam, sup tomat, atau sayur bayam.
Jika anak masih berusia di bawah enam bulan, terus berikan ASI lebih sering dan lebih lama daripada biasanya.
Pada anak yang berusia enam bulan ke atas, juga tetap berikan ASI sambil dibarengi MPASI yang dihaluskan.
Lalu, di antara waktu makan, sesekali selingi pula untuk menyuapinya larutan oralit dengan menggunakan sendok.
[embed-health-tool-vaccination-tool]