Mungkin Anda pernah menghadapi si Kecil yang enggan ke toilet untuk BAB. Bisa jadi, itu salah satu tanda sembelit pada anak. Lantas, bagaimana jika anak sering sembelit, bahayakah?
Agar dapat segera mengatasinya, ada baiknya Anda mengetahui tanda dan penyebab sembelit pada anak atau bayi terlebih dahulu. Setelah itu, Anda bisa mencoba beberapa cara mengatasi sembelit di bawah ini.
Tanda anak sembelit yang tak boleh diabaikan
Mungkin sebagian orangtua tidak mengetahui secara jelas seperti apa gejala sembelit pada anak.
Padahal, penting untuk mengetahui gejala sedini mungkin agar dapat segera memberikan pertolongan pertama pada anak sembelit.
Berikut adalah beberapa gejala sembelit pada si Kecil yang perlu Anda waspadai.
- Lebih jarang BAB, frekuensi BAB menjadi kurang dari 3—4 kali dalam seminggu.
- Sulit BAB atau sering mengejan.
- Ukuran feses besar dan keras.
- Anak tampak kesakitan saat BAB.
- Saat merasa ingin BAB, anak menolak ke toilet, sering menggeliatkan badan dan menyilangkan kaki, atau bersembunyi. Biasanya perilaku ini muncul saat anak toilet training (usia 18—24 bulan) dan saat anak mulai sekolah.
- Kecepirit atau enkopresis, keluarnya feses sedikit-sedikit di celana dalam tanpa disadari.
- Jika terjadi pada bayi, biasanya ia melengkungkan punggung dan menangis saat BAB.
Penyebab sembelit pada anak
Mungkin Anda pernah bertanya-tanya mengapa anak bisa mengalami sembelit, apakah hanya faktor asupan serat atau air minum saja yang bisa memengaruhinya?
Faktanya, anak yang sembelit bukan hanya disebabkan oleh pilihan makanan penyebab sembelit, seperti kurang makanan berserat atau kurang minum air putih.
Beberapa faktor yang juga jadi penyebab anak sembelit, antara lain sebagai berikut.
1. Trauma BAB
Ketika anak pernah mengalami kesakitan saat BAB, ia jadi mengurungkan niat untuk melakukannya lagi. Rasa sakit yang pernah dialaminya memunculkan trauma.
Ketika pada jadwalnya anak perlu ke toilet untuk BAB, ia lebih memilih menahan BAB agar tak harus merasakan nyeri yang dulu pernah dirasakannya.
2. Toilet yang tidak bersih
Kenyamanan dan kebersihan toilet juga berpengaruh pada keinginan anak BAB. Toilet sekolah atau toilet umum yang kurang bersih membuat anak kurang nyaman BAB.
Terkadang, anak mungkin juga malu harus BAB di toilet umum atau toilet sekolah. Rasa tidak nyaman ini menyebabkan anak memilih menahan keinginannya untuk BAB dan berujung sembelit.
3. Kondisi kesehatan lainnya
Sembelit pada si Kecil juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya.
Beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan anak mengalami sembelit, seperti kelainan perkembangan anus, masalah penyerapan nutrisi di usus, kelainan perkembangan tulang belakang, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Kondisi-kondisi ini menghambat pergerakan usus untuk mendorong sisa makanan menjadi BAB, sehingga menimbulkan gangguan pencernaan, termasuk sembelit.
Bila sembelit anak tak kunjung sembuh, lakukan hal ini
Orangtua tentu khawatir jika sembelit pada anak tidak kunjung sembuh. Sembelit umumnya berlangsung 3—7 hari pada anak usia sekolah.
Namun, bila dibiarkan, kondisi tersebut bisa berlanjut pada sembelit kronis.
Sembelit dikatakan kronis ketika frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu dan telah berlangsung selama minimal 6 bulan.
Bila sudah demikian, sembelit pada si Kecil perlu segera diobati supaya tidak menjalar ke dampak buruk lainnya. Berikut adalah beberapa cara mengobati sembelit.
1. Clean out treatment (terapi pengeluaran feses)
Bila sembelit belum juga sembuh, Anda dapat memberikan anak obat pencahar supositoria untuk mengobatinya.
Obat pelancar BAB ini digunakan dengan cara dimasukkan melalui dubur.
Sebelum menggunakannya, konsultasikanlah terlebih dulu kepada dokter spesialis anak.
2. Maintenance treatment (pengobatan rumahan)
Setelah clean-out treatment, bayi dan anak-anak biasanya diberikan laksatif selama beberapa bulan. Anda bisa memberikan obat pencahar dengan kandungan laktulosa.
Laktulosa membantu penyerapan air dari tubuh sehingga feses menjadi lunak. Dengan demikian anak bisa BAB dengan lancar. Sebelum menggunakannya, konsultasikan dulu kepada dokter spesialis anak.
Penggunaan laksatif yang benar dan tepat dosis dapat mencegah risiko konstipasi di kemudian hari dan membantu anak membentuk kebiasaan BAB yang sehat.
Tentu penggunaan laksatif juga harus diimbangi dengan perubahan pola makan sehat untuk mengurangi kemungkinan sembelit kambuh kembali.
Supaya sembelit tidak datang lagi
Pernah sembelit terkadang menimbulkan rasa takut ketika ingin BAB pada si Kecil.
Untuk mencegah sembelit pada si Kecil, berikut langkah yang dapat Anda lakukan.
- Perbanyak minum air putih.
- Penuhi kebutuhan serat si Kecil sesuai usia anak.
- Rutin olahraga atau tingkatkan aktivitas fisik.
- Mulai ajarkan toilet training sejak anak berusia minimal 18 bulan.
Penting untuk membiasakan si Kecil makanan sehat yang cukup mengandung serat. Cara ini bisa menunjang kesehatan pencernaan si Kecil dan menghindarkannya dari sembelit.
Anda juga dapat berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pencegahan sembelit pada si Kecil.
Kesimpulan
- Sembelit pada anak yang tak kunjung sembuh bisa ditandai dengan buang air besar yang jarang, feses keras, atau nyeri saat BAB.
- Penyebabnya beragam, termasuk pola makan rendah serat, kurang minum air, kurang aktivitas fisik, atau kondisi medis tertentu.
- Untuk mengatasinya, pastikan anak mengonsumsi cukup serat, minum air yang cukup, dan tetap aktif bergerak.
- Jika sembelit terus berlanjut meskipun sudah dilakukan perubahan pola makan dan gaya hidup, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut serta pengobatan sesuai dengan kondisi si Kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]