Nyatanya, penyakit difteri memang sangat mudah menyerang anak dan balita yang tidak diimunisasi dan kemudian menyebar ke daerah lainnya. Itu sebabnya kenapa setiap anak wajib untuk diimunisasi.
Tak terkecuali orang dewasa pun masih berisiko untuk bisa terkena difteri. Munculnya kasus difteri pada orang dewasa sebagian besar disebabkan karena belum mendapatkan vaksin difteri dewasa atau status imunisasi yang kurang lengkap sejak kecil.
Jadwal imunisasi difteri untuk anak
Vaksin untuk difteri itu sendiri ada empat jenis, yaitu vaksin DPT, vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td. Vaksin ini diberikan pada usia yang berbeda. Setiap vaksin diberikan sesuai dengan perkembangan usia anak.
Pemberian imunisasi sebagai langkah pencegahan difteri ini biasanya dilakukan di puskesmas, posyandu, sekolah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Secara lebih lengkapnya, berikut ini adalah aturan pemberian vaksin difteri yang termasuk ke dalam program imunisasi dasar nasional dari Kementrian Menkes: Difteri Menular, Berbahaya dan Mematikan, Namun Bisa Dicegah dengan Imunisasi Indonesia:
- Tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4 bulan,
- Satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan,
- Satu dosis imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat,
- Satu dosis imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan
- Satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.
Nah, kini saatnya Anda memastikan apakah anak Anda sudah menerima imunisasi lengkap sesuai jadwalnya, termasuk vaksin difteri ini. Jika dirasa belum lengkap, maka segera dilengkapi. Sebab risiko penyakit difteri tetap mengintai sampai ia dewasa.
Jika program imunisasi ditunda hingga usia 7 tahun atau terputus, tiga dosis imunisasi lanjutan perlu diselesaikan dengan cara:
- Melakukan imunisasi Td (Tenatus difteri) yang mana mengandung toksoid difteri lebih sedikit 4 hingga 8 minggu setelah melanjutkan imunisasi DT (Difteri Tetanus) yang mengandung lebih banyak toksoid difteri
- Melakukan imunisasi Td 6 sampai 12 bulan setelah dosis yang pertama
Sekalipun si kecil telah mendapatkan imunisasi rutin lengkap, ia tetap tidak memperoleh kekebalan terhadap penyakit difteri seumur hidup. Si kecil perlu mengulang kembali imunisasi setiap 10 tahun sekali sebagai cara mencegah penyakit difteri saat dewasa nanti.
2. Vaksin untuk pencegahan difteri pada orang dewasa

Munculnya kasus difteri pada orang dewasa memang sebagian besar disebabkan karena tidak divaksin atau status imunisasi yang kurang lengkap sejak kecil.
Itulah sebabnya Anda perlu memastikan apakah Anda sudah menerima vaksin difteri atau belum. Jika memang belum, maka Anda tetap harus diimunisasi lagi untuk mencegah terkena penyakit ini.
Lantas, bagaimana bila sudah divaksin, tetapi masih terkena difteri saat dewasa? Nah, walaupun sudah divaksin, kekebalan tubuh yang diperoleh dari vaksinasi bisa saja menurun seiring berjalannya waktu. Pada intinya, pencegahan difteri melalui vaksinasi tidak akan memberikan kekebalan terhadap penyakit ini seumur hidup.
Cara mencegah difteri pada orang dewasa yang telah melakukan vaksinasi lengkap hingga . umur 11 atau 12 tahun adalah melakukan imunisasi kembali setiap 10 tahun sekali.
Apa jenis vaksin difteri untuk dewasa?
Vaksin difteri untuk orang dewasa menggunakan vaksin Tdap dan Td. Tdap sendiri termasuk inovasi dari vaksin DTP yaitu jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri pada anak-anak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar