Memberikan imunisasi pada anak menjadi salah satu cara mencegah penularan penyakit. Sayangnya, tak sedikit anak yang terlambat imunisasi karena orangtua sering lupa. Lantas, apa jadinya kalau anak terlambat imunisasi? Bagaimana caranya supaya orangtua selalu ingat jadwal imunisasi anak? Yuk, cari tahu jawaban dari semua pertanyaan tersebut dalam ulasan di bawah ini.
Bolehkah imunisasi bayi dan anak telat?
Pemerintah sudah menetapkan 5 vaksinasi dasar yang wajib anak dapatkan sebelum mereka berusia 1 tahun.
Manfaat imunisasi ini adalah untuk mencegah dan mengurangi risiko komplikasi akibat penyakit-penyakit yang berbahaya dan menular.
Melansir dari WHO, kini vaksin sudah bisa bantu mencegah hingga lebih dari 20 jenis penyakit yang mungkin mengancam jiwa.
Hal ini tentunya juga dapat membuat banyak orang hidup lebih lama dan lebih sehat.
Saat ini, imunisasi juga diketahui telah mencegah 3,5-5 juta kematian setiap tahun yang mungkin terjadi akibat berbagai penyakit, seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza dan campak.
Ketika anak sudah mendapatkan vaksinasi, tubuhnya akan secara otomatis sudah lengkap dengan sistem imun yang bekerja spesifik untuk melawan virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit tersebut.
Sebaliknya, jika anak tidak mendapatkan imunisasi, mereka akan lebih berisiko tertular penyakit berbahaya dan mengalami komplikasi yang parah.
Anak yang tidak menerima vaksinasi juga berisiko menularkan penyakit yang diderita ke orang lain. Alhasil, wabah penyakit dan tingkat kematian bisa semakin tinggi.
Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk memastikan bayi dan anak mendapat imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jangan terlambat atau malah terlewatkan.
Bagaimana kalau anak terlambat imunisasi?
Dengan kesibukan yang harus dijalani, ada kalanya Anda sebagai orangtua mungkin lupa dengan jadwal imunisasi anak.
Hal ini membuat anak jadi terlambat atau bahkan melewatkan imunisasi. Namun, meski hal tersebut sebaiknya dihindari, Anda tak perlu khawatir secara berlebihan.
Jika imunisasi terlambat beberapa hari dari jadwal, segera konsultasi ke dokter. Biasanya, dokter akan menganjurkan anak untuk melakukan vaksinasi susulan.
Hal ini juga berlaku apabila telat atau melewatkan vaksinasi yang harus anak dapatkan dalam satu rangkaian, misalnya polio.
Vaksinasi polio sendiri terdiri dari empat rangkaian dan anak-anak wajib mendapatkannya secara lengkap.
Sesuai program pemerintah, anak perlu mendapatkan vaksinasi polio segera saat baru lahir, usia 2, 3, dan 4 bulan.
Ketika anak terlambat mendapatkan vaksinasi polio, Anda tak perlu khawatir harus mengulangnya lagi dari awal.
Tetaplah memberikan jenis imunisasi berikutnya sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun jarak keterlambatan dari pemberian imunisasi sebelumnya.
Melansir Department of Health dari Tennessee State Government, ada jenis vaksin dengan batas yang disarankan dari 1 dosis ke dosis selanjutnya yaitu sekitar 6—18 bulan, seperti vaksin hepatitis A.
Namun, jika jarak imunisasi yang tepat sudah terlewat atau telat dan lebih dari 18 bulan, berdasakan pernyataan CDC, anak tidak perlu mengulang dosis 1 dan bisa langsung melanjutkan dengan dosis 2.
Perlu Diingat
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak ada kata terlambat untuk menyusulkan imunisasi yang sudah terlanjur terlewat. Vaksinasi tidak hanya melindungi anak terkena berbagai penyakit berbahaya, tapi juga mencegah penularan penyakit dari orang ke orang. Jadi, tidak hanya anak Anda saja yang mendapatkan manfaat vaksinasi, anak-anak lain juga akan merasakannya.
Tips agar tidak lupa dan terlambat jadwal vaksinasi anak
Berhubung vaksinasi berperan penting untuk mencegah penyakit menular maupun komplikasi berbahaya, penting bagi orangtua untuk selalu ingat jadwal imunisasi anak.
Nah, supaya anak tidak lagi telat imunisasi, berikut beberapa hal yang bisa orangtua lakukan.
1. Buat pengingat di ponsel
Saat ini ponsel sudah jadi barang penting yang wajib Anda bawa ke mana pun kita pergi.
Tak melulu memberi dampak yang negatif, jika Anda gunakan dengan bijak, ponsel pun bisa memberi banyak manfaat.
Salah satunya jadi sarana pengingat untuk jadwal vaksin anak. Ya, Anda bisa memanfaatkan fitur pengingat yang ada pada ponsel.
Caranya mudah, tandai tanggal anak harus menerima vaksin lalu atur alarm pengingat supaya berdering pada tanggal tersebut.
Jadi, Anda tak perlu was-was lagi kelewatan jadwal vaksin si buah hati.
Anda juga bisa menambahkan jenis vaksin sesuai jadwal, misalnya imunisasi hepatitis B atau imunisasi MMR.
Ini akan memudahkan orangtua dalam mengingat jenis vaksin yang akan anak terima.
2. Catat jadwal imunisasi
Meski terbilang kuno, membuat jurnal atau catatan khusus tentang semua perkembangan atau kebutuhan si kecil juga bisa jadi cara efektif untuk mengingat jadwal vaksin anak.
Kebiasaan tersebut membuat anak tidak akan lagi terlambat imunisasi, baik untuk dosis 1 maupun imunisasi lanjutan.
Bagi beberapa orangtua, menulis langsung pada kertas memudahkan mereka dalam mengingat sesuatu ketimbang harus menulisnya dalam gadget.
Anda juga bisa melihat jadwal vaksin anak dalam buku catatan yang dokter atau penyedia kesehatan sediakan.
Simpan baik-baik buku catatan tersebut, sehingga Anda mudah mencarinya ketika sewaktu-waktu membutuhkannya.
3. Ingat tanggal lahir anak
Cara mudah lainnya supaya anak tidak terlambat imunisasi adalah dengan mengingat tanggal lahir mereka.
Pada prinsipnya, jadwal vaksinasi anak akan berpedoman pada tanggal lahir anak setiap bulan.
Jadi, seharusnya tak ada alasan lagi untuk lupa jadwal vaksinasi anak, bukan?
Hal penting yang harus orangtua perhatikan bila terlambat imunisasi
Pelayanan kesehatan biasanya memberikan vaksinasi gratis, seperti rumah sakit daerah (RSUD), Puskesmas, maupun Posyandu.
Jangan ragu bertanya atau meminta penjelasan ke dokter maupun bidan terkait program imunisasi yang akan dilakukan anak nantinya.
Mintalah penjelasan tentang jenis vaksin yang digunakan, merek vaksinnya, hingga efek samping imunisasi dan hal-hal lain yang harus diwaspadai setelah imunisasi.
Bila merasa belum mengerti silakan konsultasikan dengan dokter sampai benar-benar paham.
Satu lagi yang tak kalah penting, hal-hal yang dokter catat dalam buku catatan vaksinasi juga harus orangtua pahami. Jangan sampai hanya dokter yang paham.
Meski dokter yang menulis buku catatan vaksinasi, tetapi buku itu adalah milik orang tua. Maka, penting bagi orangtua untuk memahaminya juga. Dengan begitu, anak tidak akan lagi terlambat imunisasi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]