Pada dasarnya, ada dua kategori vaksin yang utama, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati.
Vaksin hidup atau live annuated vaccines berarti jenis vaksin ini mengandung mikroba hidup yang telah dilemahkan melalui teknologi genetik di laboratorium.
Jenis vaksin ini bereplika (memperbanyak diri) untuk dapat memunculkan respons imun di dalam tubuh guna menangkal penyakit. Adapun proses replikasi ini membutuhkan waktu.
Bila jarak pemberian antar vaksin hidup terlalu dekat, proses replikasinya bisa terganggu. Oleh karena itu, pemberian antar vaksin hidup perlu dilakukan dalam jarak waktu tertentu.
Lalu, berapa jarak aman untuk pemberian vaksin hidup pada anak? CDC menyebut, jaraknya paling tidak selama 4 minggu bila tidak diberikan pada hari yang sama.
Jika dua jenis vaksin diberikan dalam rentang di bawah 4 minggu, vaksin kedua tidak boleh dihitung dan dosisnya harus diulang setidaknya 4 minggu kemudian.
Oleh karena itu, sebelum memberikan vaksin hidup, dokter dan tim medis umumnya akan memastikan bahwa anak tidak mendapat vaksin hidup lainnya pada 28 hari sebelumnya.
Ketentuan ini umumnya berlaku untuk vaksin hidup yang diberikan secara injeksi. Sementara secara oral, vaksin umumnya bisa diberikan kapan pun tanpa jeda waktu tertentu.
Lantas, apa saja yang tergolong ke dalam vaksin hidup yang direkomendasikan untuk anak? Berikut adalah daftarnya.
- Vaksin MMR atau measles, mumps, dan rubella.
- Vaksin cacar air (varisela).
- Demam kuning.
- Vaksin rotavirus.
- Vaksin polio oral.
- Imunisasi BCG.
Mendukung informasi di atas, sebuah penelitian di Amerika Serikat membuktikan bahwa pemberian vaksin varisela dalam kurun waktu 28 hari (4 minggu) setelah MMR, lebih berisiko tiga kali lipat mengalami kegagalan.
Sementara yang menerima kedua imunisasi tersebut dalam jarak waktu lebih dari 28 hari disebut bisa lebih efektif.
Jenis imunisasi yang bisa diberikan tanpa jarak khusus

Selain vaksin hidup, ada pula yang disebut dengan vaksin mati (non-live vaccines atau inactivated vaccines).
Sebagaimana namanya, vaksin mati menggunakan mikroba penyebab penyakit yang telah dibunuh dan dinonaktifkan.
Imunisasi ini biasanya tidak sekuat vaksin hidup dalam memberikan perlindungan.
Oleh karena itu, anak Anda mungkin memerlukan beberapa dosis untuk mendapatkan kekebalan yang berkelanjutan terhadap penyakit.
Lalu, apa saja yang termasuk ke dalam vaksin mati? Berikut adalah beberapa imunisasi yang tergolong ke dalam kategori vaksin mati yang umum diberikan untuk anak.
- Vaksin polio injeksi.
- Vaksin HiB.
- Hepatitis A dan B.
- Vaksin influenza.
- Vaksin PCV.
- Imunisasi DPT.
- Vaksin tifoid.
- Vaksin COVID-19.
- JEV atau vaksin japanese encephalitis.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar