backup og meta

6 Penyebab Anak Batuk sampai Muntah dan Cara Mengatasinya

6 Penyebab Anak Batuk sampai Muntah dan Cara Mengatasinya

Pernah melihat anak batuk begitu intens dan ada kalanya ia sampai muntah? Rasanya pasti tidak nyaman bagi anak yang mengalami ini dan orangtua pun sering kali merasa khawatir. Namun orangtua tak perlu panik. Coba kenali terlebih dulu penyebab dan gejalanya.

Penyebab anak batuk sampai muntah

anak batuk terus menerus

Batuk adalah cara tubuh melindungi diri dari bakteri dan mikroba penyebab infeksi dan penyakit.

Batuk sangat mungkin timbul dari iritasi terhadap lingkungan yang memicu si Kecil sensitif (berdebu atau udara dingin). Selain itu, batuk bisa timbul karena infeksi virus atau bakteri.

Terkadang batuk pada anak terdengar begitu keras dan kuat. Batuk yang kuat dapat berakibat muntah pada si Kecil. Kenapa bisa?

Pada umumnya, anak bisa muntah begitu saja setelah ia batuk amat keras. Batuk yang keras ini memicu kontraksi otot pada perut sehingga memungkinkan anak untuk muntah. 

Berikut beberapa penyebab anak terbatuk sampai muntah.

1. Pertusis

Mengutip dari CDC (Center for Disease Control and Prevention), pertusis bisa menjadi penyebab anak atau bayi batuk sampai muntah.

Pertusis atau batuk rejan bisa terjadi pada usia bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Pertusis bisa berkembang setelah 5—10 setelah terkena paparan.

Gejala awal pertusis meliputi hidung meler, demam ringan, batuk ringan sesekali, dan apnea (berhenti bernapas).

Awalnya, pertusis tampak seperti batuk pilek biasa. Namun, jika tidak disembuhkan segera, bisa berlanjut lebih serius.

Gejala bisa berkembang menjadi paroxysms (batuk berulang yang cepat diikuti suara “whoop” saat batuk dengan nada tinggi), muntah saat atau setelah batuk, atau kelelahan setelah batuk.

Segera hubungi dokter bila si Kecil memiliki gejala di atas.

2. Batuk alergi hingga asma

Gejala batuk pilek biasa terkadang bisa menjadi penyebab anak batuk sampai muntah. Anak yang batuk terus menerus bisa memicu refleks muntah mereka.

Terkadang refleks ini hanya menimbulkan rasa mual, tetapi ada pula yang membuatnya sampai muntah.

Di samping itu, batuk alergi pada anak yang memiliki asma bisa memicu muntah.

Hal ini dikarenakan banyak lendir atau mukus yang mengalir ke dalam perutnya, sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah. 

3. Respiratory syncytial virus (RSV)

RSV merupakan infeksi yang menyerang sistem pernapasan manusia. Gejala yang timbul juga mirip dengan batuk pilek.

Sebagai contoh, demam, hidung tersumbat, batuk-batuk, mengi, napas pendek, serta kulit pucat berwarna biru.

Penyakit ini tidak berbahaya, tetapi perlu ditangani segera. RSV juga menjadi penyebab anak mengalami batuk yang berulang sehingga memengaruhi refleks muntah.

RSV perlu segera ditangani karena bisa mengakibatkan komplikasi yang merambat pada anak yang mengalami pneumonia dan bronkiolitis.

4. Asam lambung 

Penyebab anak batuk terus menerus sampai muntah yang juga bisa terjadi adalah asam lambung.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD), di mana asam dari lambung naik ke kerongkongan dan bisa menyebabkan iritasi pada saluran napas.

Asam lambung yang naik dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan bahkan mencapai saluran napas, sehingga menyebabkan batuk sebagai refleks tubuh untuk membersihkan iritasi tersebut. 

Selain itu, asam yang mengiritasi bagian bawah kerongkongan dapat memicu refleks batuk, yang merupakan upaya tubuh untuk mencegah lebih banyak asam masuk ke saluran napas. 

5. Pneumonia 

Pneumonia pada anak juga bisa menjadi penyebab si Kecil batuk sampai muntah.

Ini adalah infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan inflamasi pada kantung udara di satu atau kedua paru-paru. 

Infeksi ini dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebihan.

Batuk yang berusaha membersihkan lendir ini dapat memicu muntah, terutama jika anak mencoba menelan atau jika lendir mengiritasi tenggorokan.

6. Bronkitis akut 

Bronkitis akut adalah infeksi atau inflamasi pada bronkus, yaitu saluran udara utama di paru-paru. Kondisi ini sering disebabkan oleh virus dan kadang-kadang oleh bakteri.

Bronkitis dapat menyebabkan batuk yang parah serta memicu refleks muntah, terutama pada anak-anak. 

Selain itu, peradangan pada saluran udara dapat menyebabkan iritasi yang memperburuk batuk.

Batuk yang berulang-ulang dan kuat dapat merangsang pusat muntah di otak, sehingga muntah pun terjadi.

Cara mengatasi anak yang batuk sampai muntah

obat diare anak

Ada beragam penyebab batuk sampai muntah. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda perlu menangani penyebab batuk yang dialami si Kecil.

Namun, sebelum anak sampai pada tahap batuk dengan intensitas serius pun, seperti terlalu sering dan kuat, ada baiknya segera diobati.

Ibu bisa membawanya ke dokter langsung atau mengobatinya secara mandiri dengan obat batuk yang dijual di apotek. Dengan begitu, gejala dan keluhan anak bisa segera ditangani.

Bila si Kecil mengalami gejala seperti batuk, pilek, demam, ataupun flu, ibu memberikannya obat dengan kandungan phenylephrine.

Kandungan tersebut membantu melegakan hidung tersumbat akibat batuk pilek, alergi, ataupun hay fever. 

Mengutip dari MedlinePlus, konsumsi phenylephrine juga dapat mempercepat pemulihan batuk pilek.

Namun penting untuk diingat, selalu baca aturan pakai pada kemasan obat agar obat bisa bekerja secara optimal.

Jangan lupa ingatkan si Kecil untuk istirahat, sehingga ia bisa cepat sembuh dan gejalanya berangsur menghilang.

Namun, bila Anda ingin memastikan diagnosis mengenai batuk yang dialami si Kecil, ada baiknya konsultasikan kepada dokter.

Nantinya, dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi si Kecil.

Kesimpulan

  • Batuk adalah mekanisme tubuh untuk melindungi diri dari infeksi dan iritasi. Beberapa penyebab umum batuk parah yang bisa memicu muntah pada anak antara lain pertusis, batuk alergi, asma, respiratory syncytial virus (RSV), refluks gastroesofageal (GERD), pneumonia, dan bronkitis akut.
  • Untuk mencegah dan mengatasi batuk sampai muntah, penting untuk berkonsultasi kepada dokter. Pengobatan bisa meliputi penggunaan obat penurun demam, dekongestan seperti phenylephrine, dan obat batuk sesuai anjuran dokter.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Coughing (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 3 June 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/childs-cough.html 

Symptoms of Whooping Cough. (n.d.). Retrieved 3 June 2024, from https://www.cdc.gov/pertussis/signs-symptoms/?CDC_AAref_Val=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fpertussis%2Fabout%2Fsigns-symptoms.html 

Phenylephrine: MedlinePlus Drug Information. (n.d.). Retrieved 3 June 2024, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a606008.html 

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) in Children. (n.d.). Retrieved 3 June 2024, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=gerd-gastroesophageal-reflux-disease-in-children-90-P01994

Pneumonia. (n.d.). Retrieved 3 June 2024, from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/pneumonia

Articles. (n.d.). Retrieved 3 June 2024, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions—pediatrics/a/acute-bronchitis-in-children.html 

Versi Terbaru

11/06/2024

Ditulis oleh Maria Amanda

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

4 Cara Atasi Anak Pilek Akibat Cuaca Tidak Menentu

10 Cara Mengatasi Batuk pada Anak Saat Tidur agar Jadi Nyenyak


Ditinjau secara medis oleh

dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 11/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan