Pada beberapa kasus, bayi yang baru lahir mungkin matanya akan terlihat kuning. Namun, apakah hal itu normal terjadi? Kira-kira apa penyebab mata bayi kuning dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya.
Apakah normal jika mata bayi kuning?
Pada bayi yang baru lahir, mata kuning sebenarnya hal yang normal terjadi, terutama bayi yang lahir prematur.
Mata bayi tidak bening dan terlihat kuning ini terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah atau hiperbilirubinemia.
Hal ini terjadi karena hati bayi belum cukup matang untuk mengeluarkan bilirubin, sehingga terjadi penumpukan pigmen kuning dalam darah.
Kondisi mata bayi kuning ini sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, melainkan salah satu gejala hiperbilirubinemia atau yang sering orang sebut dengan penyakit kuning.
Pada kebanyakan kasus, penyakit kuning hanya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Biasanya, penyakit ini terjadi 2—4 hari setelah bayi lahir dan akan membaik saat bayi berusia 2 minggu.
Meski demikian, bila bayi mengalami penyakit kuning yang tergolong parah, ia harus segera mendapatkan pengobatan karena dapat menimbulkan risiko terjadinya kerusakan pada otak.
Apa penyebab mata kuning pada bayi?
Merangkum dari Kids Health, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab dan meningkatkan risiko mata bayi kuning.
1. Lahir secara prematur
Bayi yang lahir secara prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit kuning.
Hal ini karena organ mereka, terutama hati, belum matang dan sepenuhnya berfungsi dengan baik ketika lahir, sehingga masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Normalnya, setelah lahir bilirubin ini akan dipecah oleh hati dan dikeluarkan tubuh melalui feses bayi.
Namun, mengingat hati bayi belum siap untuk melakukan tugas tersebut, bilirubin akan menumpuk dalam darah dan mata bayi pun menjadi kuning.
2. Tidak mendapatkan ASI yang cukup
Beberapa minggu awal setelah bayi baru lahir, ia mungkin tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup karena ASI belum keluar dari puting ibu atau bayi mengalami kesulitan untuk menyusu.
Kekurangan nutrisi dari ASI ini dapat menyebabkan mata bayi baru lahir menjadi kuning.
Oleh karena itu, bila Ibu mengalami masalah menyusui, seperti ASI yang belum keluar, sebaiknya konsultasikan dengan dokter laktasi guna mendapat bantuan.
3. Memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibu
Mata bayi tidak bening dan terlihat kuning juga bisa terjadi akibat golongan darah yang berbeda antara ibu dan bayi.
Pasalnya, bila golongan darah ini berbeda, tubuh Ibu akan membuat antibodi yang menyerang sel darah merah bayi saat berada di dalam kandungan.
Hancurnya sel darah merah ini dapat memicu penumpukan bilirubin, sehingga mata bayi terlihat kuning.
4. Infeksi darah
Penyebab mata bayi kuning selanjutnya yaitu infeksi darah atau sepsis pada bayi. Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi berusia kurang dari 90 hari dan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pada kondisi ini, sistem imun tubuh bayi merespons secara agresif serta menimbulkan kerusakan dan peradangan dalam tubuh.
Peradangan ini dapat menyebabkan aliran darah ke anggota tubuh dan organ vital bayi berkurang, sehingga bisa meningkatkan risiko kegagalan organ hingga kematian.
Selain mata yang menguning, sepsis pada bayi juga dapat menunjukkan gejala lain, seperti perut bengkak, bayi lemas/letargis, tangan dan kaki dingin, serta detak jantung tidak normal.
5. Memiliki masalah dengan sel darah merah bayi
Pada beberapa kasus, bayi dapat lahir dengan kondisi terlalu banyak sel darah merah (polisitemia).
Hal ini terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya, yaitu sumsum tulang belakang terlalu banyak menghasilkan sel darah merah yang kental yang dapat menimbulkan pembekuan darah.
Banyaknya sel darah merah yang merupakan prekusor (senyawa penghasil) bilirubin akan berpotensi menyebabkan hiperbilirubinemia pada bayi.
6. Kondisi genetik
Faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya mata bayi kuning yang selanjutnya adalah adanya kondisi genetik, seperti defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase (G6PD).
Ini adalah enzim yang membantu sel darah merah agar bekerja dengan baik. Defisiensi G6PD ini dapat membuat sel darah merah hancur lebih cepat (hemolisis).
Ketika banyak sel darah merah yang hancur, seseorang dapat mengalami anemia hemolitik yang dapat menyebabkan beberapa gejala, termasuk penyakit kuning.
7. Memar saat proses persalinan
Memar saat proses persalinan juga dapat menjadi penyebab bayi mengalami mata kuning.
Hal ini dapat terjadi karena proses persalinan yang sulit dan menyebabkan bayi mengalami memar.
Memar merupakan kumpulan sel darah merah di bawah kulit yang dalam proses penyembuhannya akan mengalami pemecahan dan meningkatkan terjadinya penumpukan kadar bilirubin di dalam tubuh.
8. Masalah pada hati bayi
Meski lahir dengan usia yang cukup, organ hati bayi mungkin dapat tidak berfungsi dengan baik.
Hal ini bisa terjadi akibat infeksi, penyakit genetik seperti sindrom Alagile, hepatitis, atau penyakit fibrosis kistik yang dapat memengaruhi kinerja hati.
Saat hati tidak dapat berfungsi dengan baik, hal ini tentunya membuat bilirubin tidak dapat dipecah dan dibuang melalui feses.
Akhirnya, bilirubin menumpuk di dalam tubuh dan memberikan gejala jaundice atau kuning, termasuk matanya yang akan menguning.
Bagaimana cara mengatasi mata bayi kuning?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada kebanyakan kasus bayi kuning dapat sembuh dengan sendirinya setelah 1—2 minggu tanpa menjalani pengobatan.
Bila mata kuning disebabkan oleh kurangnya asupan ASI, sebaiknya ibu menyusuinya lebih sering.
Namun, bila stok ASI terlalu sedikit, dokter mungkin akan menyarankan untuk memberikan susu formula.
Untuk kasus penyakit kuning yang lebih serius, pengobatan perlu dilakukan bergantung pada penyebab yang mendasari, kadar bilirubin, dan usia bayi.
Berikut ini adalah beberapa perawatan untuk mengatasi mata kuning pada bayi.
- Fototerapi. Nantinya bayi akan dibaringkan di bawah lampu biru khusus yang dapat membuang bilirubin berlebih dalam tubuh melalui urine dan tinja. Selama menjalani fototerapi, bayi hanya akan menggunakan popok dan penutup mata.
- Imunoglobulin intravena (IVIg). Cara ini digunakan apabila penyakit kuning disebabkan oleh adanya antibodi dari tubuh ibu yang menghancurkan sel darah merah bayi. Nantinya transfusi IVIg dapat mengurangi derajat penghancuran sel darah merah, sehingga tidak perlu melakukan transfusi tukar.
- Transfusi tukar. Cara ini dilakukan bila kedua perawatan di atas tidak juga menurunkan kadar bilirubin pada bayi. Bayi mungkin memerlukan transfusi tukar, yaitu penggantian darah bayi dengan darah atau plasma yang mengandung kadar bilirubin normal.
Konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui diagnosis dan mendapatkan perawatan yang tepat sesuai kondisi buah hati Anda.
Perlu diketahui
Fototerapi tidak akan melukai kulit bayi. Namun, fototerapi dapat meningkatkan risiko bayi mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, sebaiknya beri ia susu lebih sering. Pada beberapa kasus, Anda mungkin perlu memberikan ASI perah ke dalam botol, sehingga bayi tidak perlu keluar dari alat fototerapi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]