Benjolan di kepala bayi sering membuat orangtua khawatir. Benjolan memang bisa disebabkan oleh suatu kondisi tertentu, tetapi banyak juga di antaranya yang bersifat tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut tentang penyebab dan cara mengatasi benjolan di kepala bayi dengan penanganan yang tepat dan efektif.
Penyebab benjolan di kepala bayi
Saat melihat kepala bayi ada benjolan, jangan langsung panik. Kenali dulu penyebabnya agar penanganannya tepat.
Berbagai faktor dapat menyebabkan penyebab benjolan di kepala bayi, mulai dari kondisi yang tidak berbahaya hingga yang memerlukan perhatian medis. Berikut di antaranya.
1. Hemangioma
Hemangioma pada kepala bayi atau tanda lahir stroberi adalah benjolan merah cerah yang terdiri dari pembuluh darah kecil.
Benjolan ini biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah lahir, membesar selama beberapa bulan, lalu mengecil secara alami setelah bayi berusia 1 tahun.
2. Pustula
Pustula (jerawat bayi) juga umum ditemukan pada kepala bayi. Kondisi ini terjadi akibat kelenjar minyak yang aktif karena pengaruh hormon ibu yang masih tersisa di tubuh bayi.
Biasanya pustula akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu tanpa pengobatan khusus.
3. Kista sebasea
Kista sebasea terbentuk ketika kelenjar minyak tersumbat di bawah kulit. Benjolan ini tidak menyakitkan, berisi zat seperti keju, dan bisa muncul di mana saja di kepala bayi.
Meskipun jarang menjadi penyebab benjolan di kepala bayi baru lahir, kista ini bisa muncul seiring waktu.
4. Hematoma
Jika kepala bayi terbentur saat terjatuh, mungkin saja akan terbentuk benjolan yang disebut hematoma. Ini adalah pembengkakan berisi darah yang terkumpul di bawah kulit.
Meskipun terlihat menakutkan, kebanyakan hematoma yang berupa benjolan di belakang telinga bayi atau bagian kepala lainnya tidak berbahaya dan akan menghilang dalam 1—2 minggu.
5. Bisul
Infeksi bakteri penyebab benjolan pada bayi bisa terjadi dan menimbulkan furunkel atau bisul.
Bisul pada bayi dipicu oleh infeksi di folikel rambut yang menyebabkan benjolan merah dan nyeri pada kulit. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Meskipun lebih umum pada anak-anak dan orang dewasa, furunkel dapat terjadi pada bayi, terutama jika terdapat luka kecil atau iritasi pada kulit kepala.
6. Cradle cap
Cradle cap ditandai dengan bercak bersisik berwarna kuning atau putih pada kulit kepala bayi. Kondisi ini biasanya muncul antara usia 3 minggu hingga 12 bulan dan sering kali sembuh dengan sendirinya.
Meskipun tidak menimbulkan nyeri atau gatal, kondisi ini dapat menyebabkan penebalan kulit kepala yang terasa seperti benjolan.
Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi diduga terkait dengan produksi sebum berlebih dan pertumbuhan jamur Malassezia.
7. Abses subgaleal
Abses subgaleal adalah infeksi langka tetapi serius yang terjadi di ruang antara kulit kepala dan tulang tengkorak. Gejala termasuk demam tinggi yang menetap dan pembengkakan pada kulit kepala.
Kondisi ini dapat berkembang setelah infeksi kulit kepala, trauma kepala, atau prosedur medis seperti pemantauan janin.
Kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa abses ini dapat disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
8. Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah pembengkakan lunak pada kulit kepala bayi yang muncul segera setelah kelahiran.
Kondisi ini disebabkan oleh tekanan selama persalinan, terutama pada persalinan pervaginam yang lama atau menggunakan alat bantu seperti vakum atau forceps.
Pembengkakan ini bersifat sementara dan biasanya tidak memerlukan perawatan khusus.
9. Cephalhematoma
Cephalhematoma adalah kondisi medis pada bayi baru lahir yang ditandai dengan penumpukan darah di bawah periosteum (jaringan yang menutupi tulang tengkorak).
Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di bawah kulit kepala bayi pecah akibat tekanan atau trauma selama persalinan.
Kondisi ini sering muncul sebagai benjolan lunak di kepala bayi beberapa jam atau hari setelah kelahiran.
10. Limfangioma
Limfangioma adalah kelainan bawaan yang jarang terjadi, ditandai dengan pertumbuhan jaringan limfatik abnormal yang membentuk massa atau benjolan.
Kondisi ini sering kali muncul di kepala dan leher bayi, dan merupakan hasil dari perkembangan sistem limfatik yang tidak normal selama masa embrio.
Hal ini dapat menyebabkan pembuluh limfatik tidak terhubung dengan sistem vena secara normal, sehingga mengakibatkan akumulasi cairan limfa dan pembentukan kista.
11. Kutil
Kutil pada kepala bayi, meskipun jarang, dapat disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV).
Infeksi ini dapat terjadi melalui berbagai jalur, termasuk transmisi vertikal dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, serta transmisi horizontal setelah kelahiran.
12. Lipoma
Lipoma adalah tumor jinak yang terdiri dari jaringan lemak dan dapat muncul sebagai benjolan lunak di kepala bayi.
Meskipun jarang terjadi, lipoma pada bayi dapat berkembang akibat berbagai faktor, termasuk predisposisi genetik dan trauma jaringan lunak.
13. Skin tag
Skin tag atau acrochordon adalah pertumbuhan kulit jinak yang jarang tetapi bisa muncul sebagai benjolan kecil di kepala bayi.
Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, tetapi dapat dipicu beberapa faktor, seperti gesekan kulit (misalnya dari topi atau bantal), predisposisi genetik, dan kondisi medis tertentu (sindrom Birt-Hogg-Dubé atau sindrom Cowden).
14. Nevus
Nevus pada kepala bayi adalah pertumbuhan kulit jinak yang dapat muncul sejak lahir atau dalam beberapa minggu pertama kehidupan.
Jenis nevus yang umum termasuk congenital melanocytic nevus (CMN) yang dapat berwarna cokelat atau hitam, dan nevus sebaceus yang sering ditemukan di kulit kepala dan bisa berkembang menjadi tumor jinak.
Penyebabnya melibatkan mutasi genetik, seperti pada gen BRAF atau KRAS, serta faktor genetik keluarga.
15. Sarkoma
Sarkoma pada kepala bayi adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan lunak atau tulang, dengan jenis paling umum pada anak-anak adalah rabdomiosarkoma (RMS).
Kondisi ini biasanya muncul sebagai benjolan yang keras, cepat membesar, dan terkadang disertai rasa nyeri.
Penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik seperti mutasi pada gen p53 dan kondisi seperti neurofibromatosis dapat meningkatkan risikonya.
16. Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal (basal cell carcinoma/BCC) sangat jarang terjadi pada bayi, tetapi dapat muncul sebagai benjolan di kepala akibat faktor genetik tertentu.
Lesi BCC biasanya muncul sebagai benjolan kecil berwarna merah muda atau mengilap di area kepala yang terpapar sinar matahari.
Salah satu penyebab utamanya adalah sindrom genetik langka seperti sindrom Gorlin (nevoid basal cell carcinoma syndrome), yang disebabkan oleh mutasi pada gen PTCH1.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Cara mengatasi benjolan di kepala bayi
Penanganan benjolan di kepala bayi tergantung pada penyebabnya. Pengobatan dari dokter diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.
Meski begitu, jika benjolan terjadi karena kepala bayi terbentur yang ringan, Anda bisa melakukan langkah-langkah pertolongan pertama berikut.
- Kompres dingin. Kompres dingin selama 15—20 menit. Bungkus es dengan kain bersih agar tidak langsung mengenai kulit bayi. Lakukan setiap 3—4 jam pada hari pertama setelah benturan.
- Amati perilaku bayi. Jika bayi tetap aktif, mau makan, dan tidur dengan normal, kemungkinan besar tidak ada masalah serius.
- Jaga area benjolan tetap bersih. Jika ada luka, bersihkan dengan air hangat dan sabun bayi yang lembut.
Melansir dari Cleveland Clinic, kompres dingin cukup efektif untuk mengurangi pembengkakan di kepala bayi.
Kapan harus ke dokter?
Setelah melakukan pertolongan pertama, penting untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang menyertai benjolan pada kepala bayi.
Segera hubungi dokter jika Anda menemukan benjolan dengan tanda-tanda berikut.
- Benjolan yang membesar dengan cepat dalam hitungan jam.
- Keluarnya cairan kuning atau hijau yang menandakan infeksi.
- Demam tinggi (di atas 38°C).
- Bayi menangis terus-menerus dan sulit ditenangkan.
- Perubahan perilaku seperti lesu, tidak mau makan, atau muntah.
- Benjolan tidak membaik setelah 1—2 minggu.
- Bayi mengalami kejang atau pingsan setelah benturan.
- Terdapat perdarahan dari telinga, hidung, atau mulut.
- Bayi di bawah 3 bulan dan mengalami benjolan tanpa sebab yang jelas.
- Benjolan terasa sangat keras atau menetap dalam waktu lama.
Untuk benjolan seperti hemangioma yang besar atau mengganggu penglihatan dan pernapasan, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan benjolan kepala bayi seperti propranolol oral atau terapi laser.
Konsultasikan kepada dokter anak guna mendapatkan penanganan yang tepat untuk bayi Anda.
Kesimpulan
- Benjolan di kepala bayi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari yang jinak hingga serius.
- Penyebab umum meliputi kelainan lahir seperti caput succedaneum dan cephalhematoma, infeksi seperti bisul, tumor jinak seperti lipoma atau skin tag, hingga kondisi serius seperti sarkoma.
- Meskipun sebagian besar benjolan bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri, penting untuk segera memeriksakan bayi ke dokter jika benjolan tampak membesar, keras, nyeri, atau disertai gejala lain agar dapat dilakukan diagnosis dan penanganan yang tepat.