backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Beda Gumoh dan Muntah pada Bayi, Ibu Jangan Salah, ya!

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Beda Gumoh dan Muntah pada Bayi, Ibu Jangan Salah, ya!

    Beda gumoh dan muntah pada bayi perlu Anda kenali. Pasalnya, dua keadaan ini memerlukan penanganan yang sendiri-sendiri. Gumoh hanyalah gejala biasa yang tidak berpengaruh pada kesehatan, sedangkan muntah menandakan si kecil sedang sakit. Agar tidak keliru, simak penjelasan berikut ya, Bu! 

    Apa beda gumoh dan muntah?

    galaktosemia

    Bayi Anda baru saja selesai menyusu atau makan, tidak lama kemudian ia mengeluarkan susu tersebut dari mulutnya. 

    Apakah si kecil muntah setelah makan atau gumoh? Beda gumoh dan muntah pada bayi dapat dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut.

    Bagaimana ciri-ciri gumoh pada bayi?

    Melansir Mayo Clinic, gumoh adalah keadaan normal yang dialami sebagian besar bayi pada tiga bulan pertama usianya.

    Kondisi ini bukanlah pertanda penyakit dan biasanya berhenti dengan sendirinya pada usia 1 tahun. Adapun ciri-ciri bayi gumoh yaitu:

    • si kecil menunjukkan tanda-tanda bayi sehat pada umumnya, 
    • ia dapat makan dengan baik, serta
    • mengalami penambahan berat badan secara normal. 

    Bagaimana ciri-ciri bayi muntah?

    Beda gumoh dan muntah pada bayi dapat terlihat dari usahanya saat mengeluarkan susu. 

    Pada bayi yang sedang gumoh, susu mengalir keluar dengan sendirinya dari mulut si kecil.

    Sementara pada bayi yang muntah, ia mengeluarkan susu disertai dengan usaha yang lebih.

    Hal ini membuat bayi terlihat berusaha kuat mengeluarkan susu dari mulutnya.

    Selain itu, gejala lain bayi muntah yaitu:

    • menjadi rewel,
    • bayi terlihat sakit, serta
    • berat badan tidak naik, malah menurun. 

    Beda penyebab bayi gumoh dan muntah

    bayi muntah setelah makan

    Selain dari gejalanya, perbedaan gumoh dan muntah pada bayi juga bisa diketahui dari penyebabnya.

    Penyebab bayi gumoh

    Melansir situs American Academy of Family Physicians, gumoh dalam istilah medis disebut juga dengan gastroesophageal reflux.

    Ini terjadi bila susu atau makanan dalam perut bayi kembali naik ke esofagus.

    Normalnya, terdapat katup antara esofagus dan lambung yang berfungsi agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak naik ke atas. 

    Namun, pada bayi, fungsi katup tersebut belum terbentuk secara sempurna, apalagi ia memiliki ukuran lambung yang kecil.

    Akibatnya, makanan yang sudah masuk bisa keluar kembali.

    Penyebab bayi muntah

    Beda dengan gumoh, bayi muntah disebabkan oleh adanya masalah pada pencernaannya. Melansir Better Health Channel, muntah pada bayi dapat disebabkan oleh:

    • infeksi pada pencernaan (muntaber),
    • gejala flu atau masuk angin, dan
    • mabuk kendaraan.

    Pada kasus yang parah, muntah pada bayi juga bisa jadi disebabkan oleh penyakit tertentu seperti:

  • infeksi saluran kencing,
  • usus buntu, atau
  • meningitis.
  • Bagaimana cara mengatasi gumoh dan muntah pada bayi?

    lipoma pada bayi

    Muntah pada bayi perlu diatasi sesuai dengan penyakit yang menyebabkannya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.

    Beda dengan muntah, gumoh pada bayi dapat diatasi dengan melakukan tips-tips berikut ini.

    1. Pastikan bayi Anda dalam posisi tegak

    Setelah bayi minum susu, posisikan tubuh si kecil dalam keadaan tegak selama 30 menit. Hindari membaringkan si kecil atau langsung bermain dengannya setelah menyusu

    2. Jangan memberikan susu terlalu banyak

    Hindari memberikan susu atau makanan yang terlalu banyak dalam satu waktu. Berikan bayi Anda susu dengan jumlah sedikit tetapi lebih sering.

    3. Biarkan bayi Anda bersendawa

    Setelah menyusui, angkat kepalanya dan tunggu sampai bayi bersendawa.

    Sendawa dapat menghilangkan udara yang ada di dalam lambung sehingga mencegah bayi mengalami gumoh.

    4. Hindari tekanan pada perut bayi setelah ia minum susu

    Tekanan di perut bayi biasanya terjadi bila ia duduk atau tengkurap. 

    Jadi, setelah minum susu, biarkan si kecil tenang dulu selama sekitar 30 menit sebelum duduk atau tengkurap.

    5. Hindari berkendara setelah makan

    Meskipun gumoh dan muntah itu beda, tetapi keduanya dapat disebabkan oleh guncangan di perut si kecil. 

    Oleh karena itu, hindari membawa bayi di atas kendaraan, ayunan, stroller, atau bouncer setelah ia makan atau menyusui.

    Biarkan ia mencerna dulu makanannya baru menaiki benda-benda tersebut.

    6. Biarkan bayi Anda tidur telentang

    Untuk mengurangi risiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS) alias bayi meninggal saat tidur, posisikan bayi telentang ketika tidur.

    Posisi telungkup ketika tidur untuk mencegah gumoh tidak disarankan.

    7. Atur pola makan ibu

    Bila bayi masih menyusui, dokter mungkin akan meminta Anda mengurangi minum susu dan produk olahan susu untuk mencegah bayi gumoh.

    Seperti apa gumoh yang tidak normal? Segera bawa ke dokter!

    lergi susu sapi pada bayi

    Beda dengan muntah, gumoh memang keadaan normal yang dialami oleh bayi. Akan tetapi, pada kondisi tertentu bayi perlu segera diperiksa oleh dokter.

    Menurut American Academy of Family Physicians, segeralah membawanya ke dokter bila bayi gumoh disertai dengan gejala-gejala seperti:

    • susu yang dikeluarkan cukup banyak (lebih dari 1 atau dua sendok makan),
    • si kecil terlihat tidak sehat dan kelelahan,
    • tidak mau menyusu,
    • susu yang dikeluarkan berubah warna menjadi kehijauan atau kecoklatan (seperti ada darah), 
    • bayi tersedak, batuk, sesak hingga sulit bernapas, 
    • buang air kecilnya lebih sedikit daripada biasanya, serta
    • berat badan bayi tidak naik.

    Gumoh dengan tanda-tanda tersebut di atas merupakan gumoh yang tidak normal dan harus segera dicari penyebabnya untuk diobati.

    Jangan sampai si kecil sedang mengalami penyakit pada pencernaannya yang dapat menghambat tumbuh kembangnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

    Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan