Ada banyak produk vitamin dan multivitamin untuk anak yang dijual di pasaran. Pilihan bentuk dan tekstur vitaminnya juga beragam, ada yang seperti jeli, permen, atau sirup agar anak lebih mudah untuk mengonsumsinya. Namun sebenarnya, apakah anak benar membutuhkan suplemen vitamin (multivitamin) tambahan atau cukup dari sumber makanan harian?
Apa saja jenis vitamin untuk anak?
Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangannya, anak butuh diberikan berbagai makanan yang mengandung ragam zat gizi, termasuk vitamin.
Berikut jenis vitamin yang umumnya dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Vitamin A
Jenis vitamin yang satu ini bermanfaat untuk membantu pertumbuhan serta perkembangan anak secara keseluruhan.
Manfaat vitamin A untuk anak yaitu memperbaiki jaringan dan tulang yang rusak, menjaga sistem kekebalan tubuh, serta menjaga kesehatan indra penglihatan.
Sumber makanan yang mengandung vitamin A adalah susu, keju, telur ayam, dan jenis buah atau sayur yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel dan jeruk.
Anjuran kebutuhan vitamin A untuk anak usia 6—9 tahun yakni sekitar 450—500 retinol equivalents (RE) per hari.
2. Vitamin B
Keluarga vitamin B, yaitu B2, B3, B6, dan B12 merupakan vitamin yang berperan penting dalam metabolisme dan produksi energi dalam tubuh si Kecil.
Manfaat berbagai vitamin B untuk anak juga membantu menjaga kesehatan jantung dan sistem saraf.
Makanan yang mengandung banyak vitamin B di antaranya daging sapi, daging ayam, ikan, kacang-kacangan, telur, susu, keju, dan kedelai.
Anjuran kebutuhan vitamin B untuk anak usia 6—9 tahun bisa berbeda tergantung pada jenisnya, misal vitamin B1 sebesar 0,6—0,9 mg, vitamin B2 0,6—0,9 mg, dan vitamin B3 8—10 mg.
3. Vitamin C
Kandungan vitamin C bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan otot, jaringan ikat, dan kulit. Vitamin C dapat ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan, seperti stroberi, kiwi, dan jeruk.
Selain itu, brokoli, tomat, dan berbagai sayur berdaun hijau tua juga mengandung jenis vitamin ini.
Anda bisa memberikan jenis buah tersebut sebagai camilan guna mendapat manfaat vitamin C untuk tumbuh kembang anak.
Anjuran kebutuhan vitamin C untuk si Kecil usia 6—9 tahun yakni sekitar 45 mikrogram (mcg) per hari.
4. Vitamin D
Jenis vitamin yang bisa didapat dengan berjemur di bawah sinar matahari ini berperan dalam penyerapan kalsium dalam tubuh dan menjaga kadarnya normal.
Oleh karena itu, vitamin D penting untuk tumbuh kembang anak seperti mendukung kekuatan tulang dan gigi.
Sumber utama vitamin D sebenarnya dari sinar matahari. Namun beberapa sumber makanan juga mengandung vitamin D, yaitu minyak ikan dari salmon dan makarel, serta susu.
Anjuran kebutuhan vitamin D untuk anak usia 6–9 tahun yakni sekitar 15 mcg per hari.
5. Vitamin E
Asupan vitamin E berguna untuk melindungi sel-sel serta jaringan agar tidak rusak sekaligus menjaga kesehatan sel darah merah.
Makanan sumber vitamin E meliputi biji-bijian seperti gandum, sayuran berdaun hijau, kuning telur, dan kacang-kacangan.
Anjuran kebutuhan vitamin E untuk anak usia 6—9 tahun yakni sekitar 7—8 mcg per hari.
6. Vitamin K
Peran vitamin K bagi si Kecil juga tidak kalah penting dalam proses pembekuan darah. Ketika anak mengalami luka, vitamin K mempercepat proses berhentinya perdarahan.
Anda bisa memberikan sumber makanan vitamin K dari sayuran berdaun hijau, minyak kedelai, susu, dan yoghurt.
Anjuran kebutuhan vitamin K untuk si Kecil usia 6—9 tahun yakni sekitar 20—25 mcg per hari.
Kapan anak butuh suplemen vitamin atau mineral tambahan?
Suplemen vitamin atau multivitamin dapat diberikan untuk anak bila mengalami beberapa kondisi khusus atau gangguan kesehatan.
Selain suplemen vitamin tambahan, si Kecil juga bisa mendapatkan suplemen mineral tambahan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Selain vitamin, zat gizi mikro seperti mineral dibutuhkan oleh tubuh karena membawa berbagai manfaat baik.
Bukan sekadar memenuhi kebutuhan gizi anak, manfaat mineral mulai dari menjaga daya tahan alias sistem imun tubuh, melancarkan kerja beragam sel dan organ tubuh, hingga membantu fungsi otak anak.
Bahkan, beberapa jenis mineral juga berperan dalam perkembangan mental, saraf, dan kecerdasan anak.
Anak yang kekurangan mineral berisiko mengalami berbagai gejala, seperti rambut rontok, detak jantung cepat, kulit kering, kuku mudah patah, dan lainnya.
Gejala tersebut bisa berbeda-beda tergantung asupan mineral yang kurang pada anak.
Itulah mengapa meski jumlahnya terbilang sedikit, tapi asupan mineral anak tidak boleh disepelekan atau sampai kurang.
Penting untuk memastikan makanan harian anak memenuhi semua kebutuhan zat gizi makro dan mikronya, termasuk vitamin dan mineral.
Melansir dari National Health Service UK, suplemen vitamin maupun mineral tambahan atau multivitamin si Kecil biasanya diberikan dalam kondisi berikut ini.
- Mengalami penyakit seperti diare, asma, dan berbagai kondisi kekurangan zat gizi lainnya.
- Sangat susah makan dan asupan makanannya sangat rendah dalam satu hari.
- Sedang mengalami kondisi maupun menjalani diet tertentu (misalnya diet vegan).
- Memiliki alergi makanan.
- Anak yang memiliki keterlambatan pertumbuhan fisik dan perkembangan (gagal tumbuh).
Segera konsultasikan kepada dokter bila si Kecil mengalami salah satu kondisi di atas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ya, pemberian multivitamin untuk anak sebaiknya sesuai saran dan petunjuk dari dokter.
Hal ini dikarenakan multivitamin memiliki dosis dan aturan minum yang perlu dipatuhi, termasuk bila minum multivitamin disertai dengan konsumsi obat lainnya.
Cara aman memberi suplemen vitamin (multivitamin) untuk anak
Jika Anda perlu memberikan anak suplemen vitamin atau multivitamin, sebaiknya dilihat dulu kebutuhannya agar tidak menjadi overdosis.
Bahkan, bila perlu diskusikan hal ini kepada dokter agar takarannya tepat.
Selain itu, perhatikan juga hal-hal lainnya agar pemberian vitamin aman untuk si Kecil. Berikut beberapa tips memberikan vitamin pada si Kecil.
1. Menjauhkan suplemen dari jangkauan anak
Mungkin anak Anda akan mengira suplemen tersebut permen karena rasa yang manis dan bentuknya yang lucu.
Maka akan lebih baik bila menyimpan suplemen di tempat yang jauh dari jangkauan si Kecil agar ia tidak mudah untuk memakannya.
2. Tetap utamakan memberi makanan sehat
Sebelum memberi suplemen tambahan untuk anak, sebaiknya utamakan makanan sehat dan segar terlebih dahulu.
Jika anak susah makan, Anda bisa membuat hidangan makanan dengan menarik sehingga anak tertarik untuk memakannya.
Hindari berpikiran bahwa pemberian suplemen atau multivitamin adalah cara mudah untuk membuat anak sehat.
Kebanyakan suplemen vitamin tambahan mengandung karbohidrat dan gula yang tinggi sehingga tidak baik untuk kesehatan si Kecil.
3. Hanya sebagai pelengkap
Dokter maupun ahli gizi umumnya akan memberikan rekomendasi vitamin anak terbaik beserta aturan dan dosis minumnya sesuai kondisi anak.
Namun yang perlu diingat, pemberian suplemen mineral atau vitamin untuk anak dengan kondisi tertentu bukanlah makanan pokok, melainkan hanya sebagai tambahan atau pelengkap.
Sebaliknya, hindari memberikan suplemen mineral atau vitamin bila si Kecil dalam kondisi sehat dan tidak berisiko kekurangan.
Kesimpulan
- Pada dasarnya, anak membutuhkan berbagai jenis vitamin untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
- Vitamin seperti A, B, C, D, E, dan K memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan, kekuatan tulang, daya tahan tubuh, serta perkembangan mental dan fisik.
- Meskipun sebagian besar kebutuhan vitamin dapat terpenuhi dari sumber makanan, ada beberapa kondisi di mana suplemen vitamin atau multivitamin diperlukan, seperti saat si Kecil memiliki gangguan kesehatan, alergi, atau pola makan yang terbatas.
- Namun, pemberian suplemen vitamin sebaiknya berdasarkan rekomendasi dokter agar dosis dan aturannya sesuai dengan kebutuhan anak.
- Selain itu, pemberian suplemen harus menjadi pelengkap dan bukan pengganti makanan sehat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]