Ruam adalah salah satu masalah kulit bayi yang paling umum dan dapat terjadi di bagian tubuh manapun. Misalnya, muncul ruam atau kerak di kepala bayi (cradle cap) akibat dermatitis seboroik, ruam popok yang membuat kulit pantat bayi cenderung kemerahan, dan sebagainya. Namun, bagaimana dengan ruam yang muncul setelah bayi makan? Kira-kira, apa penyebabnya?
Ketahui penyebab hingga penanganan kondisi ini melalui ulasan berikut.
Penyebab ruam pada bayi setelah makan
Ruam yang muncul setelah bayi makan bisa terlihat di perut atau bagian tubuh lain, seperti pipi hingga sekitar mulut.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab ruam merah pada bayi setelah makan.
1. Alergi makanan
Coba ingat-ingat lagi, apa saja makanan yang baru saja Anda suapi untuk si Kecil?
Bisa jadi, si Kecil mengalami alergi makanan sehingga menyebabkan timbulnya ruam pada bayi setelah makan.
Dilansir dari Mayo Clinic, sekitar 8% anak di bawah usia 5 tahun memiliki alergi makanan.
Gejala alergi makanan pada anak meliputi kulit kemerahan, gatal, hingga masalah pencernaan.
2. Intoleransi makanan
Selain alergi pada bayi, intoleransi terhadap makanan tertentu juga bisa menjadi penyebab munculnya ruam.
Penyebab ini tidak melibatkan reaksi alergi yang serius, tetapi bisa menyebabkan ruam, gangguan pencernaan, atau ketidaknyamanan lainnya.
Ketika sistem pencernaan bayi belum matang sepenuhnya dan sulit memproses makanan tertentu, hal ini bisa memicu reaksi kulit seperti ruam atau kemerahan di sekitar mulut, pipi, atau bahkan di bagian tubuh lainnya.
Beberapa jenis makanan yang bisa memicu intoleransi makanan pada bayi, di antaranya intoleransi laktosa, protein susu sapi, intoleransi gluten, dan makanan asam.
3. ASI
Selain faktor makanan yang bayi konsumsi, makanan yang Anda konsumsi ternyata juga bisa menjadi penyebab timbulnya ruam pada bayi setelah makan.
Ketika Anda makan makanan pemicu alergi pada bayi, zat alergen dari makanan akan mengalir ke ASI.
Begitu Anda menyusui si Kecil, zat alergen tadi akan masuk ke tubuh bayi dan memicu reaksi alergi.
Gejalanya meliputi ruam kulit, mengi (napas bunyi), muntah, diare, hingga menyebabkan bayi menangis dan rewel. Gejala tersebut biasanya muncul 4—24 jam setelah Anda menyusui.
4. Biduran
5. Eksim
6. Reaksi terhadap zat tambahan dalam makanan
Reaksi terhadap zat tambahan dalam makanan bisa menjadi penyebab ruam pada bayi setelah makan.
Ini terutama jika mereka mengonsumsi makanan olahan atau makanan siap saji yang mengandung bahan tambahan tertentu yang bisa memicu reaksi kulit pada bayi yang sensitif.
Beberapa zat tambahan tersebut meliputi pewarna makanan, pengawet, pemanis buatan, MSG (monosodium glutamate), pengental dan emulsifier, serta agen antioksidan buatan seperti BHT (butylated hydroxytoluene) dan BHA (butylated hydroxyanisole).
7. Iritasi kontak
Ruam bisa terjadi karena makanan bersentuhan dengan kulit bayi, terutama makanan yang bersifat asam, seperti tomat, jeruk, atau stroberi, yang dapat mengiritasi kulit bayi.
Kulit bayi yang sensitif mungkin bereaksi dengan kemerahan atau ruam di area yang terkena, seperti sekitar mulut dan dagu. Pipi bayi ruam juga bisa terjadi setelah terkena makanan tersebut.
Terkadang, sisa makanan atau air liur yang tertinggal di sekitar mulut dapat menyebabkan ruam air liur pada bayi. Air liur bercampur dengan makanan bisa memperparah iritasi pada kulit.
Tisu basah atau produk pembersih yang digunakan untuk membersihkan sisa makanan di wajah bayi juga bisa menyebabkan iritasi, terutama yang mengandung pewangi atau alkohol.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Penanganan ruam setelah bayi makan
Mengatasi ruam pada bayi setelah makan membutuhkan perawatan yang aman dan hati-hati untuk mencegah iritasi lebih lanjut.
Berikut adalah beberapa langkah mandiri yang dapat dilakukan.