Bayi sering menangis tidak jarang membuat orangtua khawatir karena sering kali diduga sebagai gejala suatu penyakit. Namun, ada juga beberapa orangtua yang menganggap bayi jarang menangis sebagai tanda gangguan kesehatan tertentu. Apakah benar begitu? Ketahui penyebab si Kecil jarang menangis di bawah ini.
Kenapa bayi jarang menangis?
Sebenarnya, pernyataan bahwa si Kecil jarang menangis tidak selalu benar.
Bayi biasanya menggunakan tangisan sebagai cara utama untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Ini karena bayi belum dapat menggunakan kata-kata untuk menyampaikan kebutuhan atau ketidaknyamanan mereka.
Tangisan bayi adalah cara alamiah mereka untuk menarik perhatian orang dewasa dan mengungkapkan apa yang sedang dibutuhkan.
Seberapa sering bayi menangis?
Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat membuat bayi terlihat seolah-olah jarang menangis. Berikut penjelasannya.
1. Sering tidur
Bayi yang tidur biasanya terlihat tenang dan tidak menangis.
Tidur merupakan bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga bayi mungkin tidur untuk sebagian besar waktu.
Melansir dari NCT, beberapa bayi baru lahir sangat jarang menangis selama 2 minggu pertama kehidupannya.
Ini merupakan hal yang normal karena bayi masih sering mengantuk dan beradaptasi dengan lingkungan baru di luar rahim.
2. Kenyang dan merasa nyaman
Orangtua atau penjaga yang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan bayi dapat membantu bayi merasa lebih nyaman.
Jika kebutuhannya dipenuhi dengan cepat, si Kecil mungkin tidak perlu menangis untuk menarik perhatian. Bahkan, hal ini juga bisa membuat bayi merasa lebih mandiri.
Saat sudah kenyang atau dalam kondisi popok kering dan nyaman, bayi pun tidak merasa perlu menangis.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang sering digendong, baik saat sedang senang atau tertidur, umumnya lebih jarang menangis
3. Sehat secara fisik
Kondisi kesehatan fisik yang baik, seperti tidak ada masalah pencernaan atau gangguan kesehatan lainnya, dapat memengaruhi kebiasaan menangis bayi.
Bayi yang sehat secara umum mungkin cenderung lebih nyaman.
Kondisi inilah yang membuat bayi cenderung jarang menangis atau hanya merengek saat ingin mengomunikasikan kebutuhannya.
4. Kemampuan tertentu untuk meredam emosi diri
Setiap bayi memiliki kepribadian dan temperamen yang berbeda.
Beberapa bayi mungkin memiliki temperamen dan karakter yang lebih tenang atau lebih mudah diatasi, sehingga ia mungkin lebih jarang menangis dibandingkan dengan bayi lainnya.
Penting untuk diingat bahwa setiap bayi unik dan tingkat keparahan tangisan dapat berbeda-beda.
5. Gangguan pengembangan paru
Pada beberapa kasus, bayi baru lahir yang tidak atau jarang menangis bisa menandakan adanya gangguan pengembangan paru.
Saat baru lahir, bayi terpapar udara dan lingkungan baru di luar rahim. Hal inilah yang menyebabkan bayi biasanya menangis segera setelah dilahirkan.
Tangisan bayi tersebut biasanya digunakan sebagai tanda paru-paru bayi berfungsi secara normal karena bertujuan untuk mengembangkan paru-paru serta mengeluarkan cairan ketuban dan lendir.
Sementara jika bayi tidak atau jarang menangis saat lahir, maka bisa dicurigai adanya gangguan kemampuan mengembang pada paru-paru bayi.
6. Autisme
Secara alami, bayi akan merasa sangat bergantung kepada orangtua atau orang-orang di sekitarnya.
Maka dari itu, si Kecil biasanya akan menangis saat ditinggal sendirian untuk mencari perhatian dari orang lain.
Akan tetapi, anak pengidap autisme mungkin tidak atau jarang menangis saat tidak ada orang lain yang menemaninya.
Ini karena si Kecil tidak memiliki rasa takut. Bahkan, bayi yang menderita autisme juga tidak menangis saat merasa sakit.
7. Dehidrasi
Jika bayi dehidrasi atau sangat lelah, ia mungkin akan menjadi sangat lemah.
Akibatnya, si Kecil jadi tidak sering atau malah tidak menangis sama sekali.
Namun, ada juga bayi yang menangis tetapi tidak menghasilkan air mata. Hal ini juga bisa menjadi tanda bayi dehidrasi.