Usai melahirkan, beberapa ibu mungkin mulai mencari tahu apa saja nutrisi dan makanan untuk ibu menyusui yang bisa mendukung perkembangan bayi serta pantangan makanan yang perlu dihindari. Beberapa orang percaya bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan laut (seafood) karena khawatir menimbulkan reaksi alergi pada bayi. Namun, bolehkah kalau ibu menyusui makan seafood? Ketahui di sini.
Bolehkah ibu menyusui makan seafood?
Manfaat ASI untuk ibu dan buah hati ibu sudah tak diragukan lagi.
Melalui ASI, ibu bisa memberi perlindungan kepada bayi dari kemungkinan berbagai penyakit serta memperoleh sejumlah khasiat lainnya.
Agar manfaat ini bisa ibu dan bayi peroleh secara optimal, ibu menyusui perlu memenuhi nutrisi yang lengkap, salah satunya melalui makanan.
Nah, guna memenuhi nutrisi untuk ibu menyusui, makan ikan dan makanan laut (seafood) adalah salah satu caranya.
Pasalnya, makanan laut seperti ikan, udang, atau kerang, mengandung sejumlah nutrisi yang ibu dan bayi butuhkan. Ini termasuk protein, vitamin A, B, dan D, serta asam lemak omega-3.
Ikan juga kaya kandungan kalsium dan kandungan mineral lainnya, seperti fosfor, zat besi, seng, magnesium, selenium, dan kalium.
Sementara berbagai nutrisi ini dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, serta baik untuk tumbuh kembang anak serta untuk ibu sendiri.
Selain itu, asam lemak omega-3 dalam makanan laut juga merupakan salah satu nutrisi untuk perkembangan otak anak.
Lantas, bolehkah ibu menyusui makan seafood? Jawabannya adalah boleh. Namun, ibu menyusui perlu membatasi konsumsi makanan ini.
Pasalnya, Central for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut bahwa sebagian besar ikan laut mengandung merkuri yang berbahaya bagi kesehatan.
Tak hanya itu, ikan dan kerang juga mungkin mengandung bakteri dan virus yang bisa menjadi penyebab berbagai penyakit.
Apa yang terjadi jika ibu menyusui makan seafood berlebihan?
Merkuri adalah zat yang terjadi secara alami di lingkungan akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran batu bara dan minyak.
Zat ini berkumpul di sungai, danau, dan lautan, sehingga ikan dan hewan laut lainnya menjadi terpapar. Merkuri yang ada di lautan ini dapat menumpuk di dalam daging ikan.
Bila ibu menyusui makan ikan atau seafood yang mengandung merkuri, bahan kimia berbahaya tersebut dapat mengalir ke bayi melalui ASI.
Khawatirnya, paparan merkuri yang berlebihan bisa memengaruhi perkembangan sistem saraf dan otak bayi.
Bukan tidak mungkin, hal tersebut pun dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang pada anak suatu hari nanti.
Hal yang perlu ibu menyusui perhatikan jika ingin makan seafood
Menimbang dari manfaat makan ikan dan seafood, ibu menyusui boleh mengonsumsi makanan ini guna membantu memenuhi nutrisi untuk ibu dan buah hati ibu.
Namun, agar aman dari paparan merkuri dan bakteri, ibu menyusui perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini saat makan makanan laut.
- Makan ikan atau seafood yang bervariasi untuk mendapat ragam nutrisi.
- Pilihlah ikan atau seafood yang kecil yang secara alami mengandung lebih sedikit merkuri, seperti udang, ikan pollock, salmon, kerang, cumi-cumi, ikan trout, tuna kaleng, sarden, atau ikan teri yang baik untuk ibu menyusui.
- Hindari makan ikan yang mengandung tinggi merkuri, seperti ikan hiu, marlin, king mackerel, atau tuna bigeye.
- Makan beragam seafood dengan kandungan rendah merkuri sebanyak 2—3 kali dalam seminggu. Jangan lebih dari 3 kali dalam seminggu.
- Jika ibu makan ikan dari hasil tangkapan sendiri, periksa apakah ada peringatan tertentu mengenai pencemaran bahan kimia di sekitar perairan tersebut.
- Olah seafood tersebut hingga matang.
Hati-hati memberikan seafood jika si Kecil punya alergi
Selain merkuri dan bakteri, ibu menyusui pun perlu memperhatikan kemungkinan alergi pada bayi untuk mengetahui bolehkah ibu makan seafood.
Pasalnya, beberapa orang, termasuk bayi, cenderung lebih sensitif terhadap seafood sehingga bisa menimbulkan reaksi alergi yang berbahaya bagi kesehatan.
Untuk mengetahui reaksi alergi pada bayi, lacak apa saja makanan yang ibu konsumsi dan bagaimana bayi bereaksi setiap kali habis menyusui.
Jika ada reaksi alergi yang timbul, seperti kulit gatal atau kemerahan, ibu bisa berkonsultasi kepada dokter.
Dokter mungkin akan meminta ibu untuk menghentikan asupan seafood sementara waktu guna memastikan apakah ada perubahan pada kondisi si Kecil.
Jika memang sudah pasti si Kecil memiliki alergi terhadap seafood, ibu mungkin perlu menghindari makan makanan ini.
Sebagai pengganti ikan atau seafood, ibu menyusui bisa makan makanan mengandung protein dan asam lemak omega-3 lainnya, seperti biji-bijian atau kacang-kacangan.
Selain itu, daging unggas dan telur bisa menjadi pilihan guna memenuhi kebutuhan protein untuk ibu menyusui.
Bila masih ragu atau ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai keamanan makan seafood pada ibu menyusui, silakan konsultasikan kepada dokter.
Kesimpulan
- Seafood termasuk makanan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk ibu menyusui. Ini karena seafood mengandung nutrisi yang penting untuk ibu dan bayi, seperti protein, vitamin A, B, dan D, serta asam lemak omega-3.
- Namun, penting untuk membatasi konsumsi seafood dalam jumlah yang aman. Pasalnya, seafood diketahui mengandung merkuri serta bakteri dan virus yang bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.
- Agar aman, ibu menyusui bisa mengonsumsi seafood dengan jenis yang beragam untuk memenuhi nutrisi, tetapi pilih jenis yang paling mengandung sedikit merkuri.
- Perhatikan juga apakah bayi memiliki alergi terhadap seafood. Ibu bisa melacak adanya reaksi alergi pada kulit bayi, seperti kulit gatal atau kemerahan, yang mungkin muncul setelah ibu makan seafood.
[embed-health-tool-vaccination-tool]