Bagi ibu yang akan selesai dari masa cuti melahirkan, mungkin saat ini sedang bingung apakah masih bisa menyusui bayinya ketika sudah kembali bekerja.
Kekhawatiran ini sangat wajar ibu rasakan karena ingin si Kecil tetap bertumbuh dengan sehat tanpa perlu meninggalkan aktivitas kerja Anda.
Bila Anda salah satu yang merasakan hal ini, jangan patah semangat. Sebaiknya simak dulu informasi berikut agar Anda sukses melewati masa menyusui meski tetap aktif bekerja.
Apakah ibu bekerja tetap dapat menyusui bayinya secara eksklusif?
Jawaban singkatnya, ya dan sangat perlu. Setiap ibu yang bekerja dapat dan memiliki hak untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Bahkan, hal ini telah tercantum melalui Undang-Undang No.13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.
Menurut undang-undang tersebut, pekerja atau buruh wanita yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan untuk menyusui bayinya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.
Ini artinya, bekerja bukanlah faktor penghambat keberhasilan menyusui.
Berbagai organisasi kesehatan di seluruh dunia pun tetap merekomendasikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun meski ibu bekerja.
Pasalnya, memberikan ASI kepada bayi selama bekerja terbukti mendatangkan berbagai keuntungan. Bukan hanya manfaat ASI untuk bayi, tetapi juga bagi ibu dan perusahaan tempat ibu bekerja.
Melansir IDAI, dengan tetap memberikan ASI, angka absensi ibu pada perusahaan lebih rendah karena anak lebih jarang sakit.
Kedekatan antara ibu dan bayi pun tetap terjaga meski berjauhan sekaligus menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli susu formula.
Bagaimana agar ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif?
Ada berbagai cara agar Anda tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi meski sambil bekerja.
1. Menyusui langsung (direct breastfeeding)
Pertama, disusui langsung oleh Anda jika memang bekerja dari rumah (work from home) atau memiliki akses ke bayi Anda di tempat kerja, misal tempat penitipan bayi di kantor atau sekitarnya.
Ibu juga bisa saja pulang ke rumah jika memang lokasi kantor tak jauh dari tempat tinggal Anda.
2. Memompa ASI
Kedua, disusui dengan ASI perah. Ibu perlu memerah ASI selama bekerja di kantor dan menyimpannya untuk diberikan kepada bayi.
ASI perah dapat diberikan kepada bayi menggunakan cup feeder, sendok, atau botol saat ibu bekerja.
Bila diperlukan, ibu juga bisa memberi bayi susu formula secara bergantian dengan ASI. Namun, sebaiknya konsultasikan kepada dokter apakah bayi Anda benar-benar memerlukannya.
Tips manajemen menyusui pada ibu yang bekerja
Setelah tahu hak dan manfaatnya, Anda juga perlu memahami bagaimana mengatur waktu antara menyusui dan bekerja dengan baik.
Dengan manajemen waktu ibu bekerja yang tepat, ASI Anda akan akan tetap lancar guna memenuhi kebutuhan si Kecil.
Pekerjaan Anda pun akan berjalan lancar dan tetap berkembang seperti orang-orang pada umumnya. Berikut adalah tips manajemen menyusui yang tepat untuk para ibu yang bekerja.
1. Diskusikan dengan pihak kantor
Sejak masa kehamilan hingga saat cuti melahirkan, Anda bisa mendiskusikan hal-hal di bawah ini dengan pihak kantor tentang hak menyusui Anda saat bekerja.
- Keputusan ibu untuk terus menyusui dan bekerja setelah cuti melahirkan.
- Apakah boleh pulang untuk menyusui atau menyusui di tempat kerja jika memungkinkan.
- Waktu istirahat pada jam kerja untuk memerah ASI bila ASI perah jadi pilihan Anda.
- Apakah disediakan tempat untuk memerah dan menyimpan ASI.
- Apakah ada tempat penitipan anak di lingkungan sekitar tempat bekerja jika memang Anda memerlukannya.
2. Atur jadwal memerah ASI
Memerah ASI secara rutin dapat membantu meningkatkan suplai ASI serta mencegah payudara terasa penuh yang membuat ibu tak nyaman. Paling tidak, usahakan Anda memompa ASI setiap 2—3 jam.
Misalnya, jika Anda bekerja 8 jam sehari, Anda bisa menyusui bayi langsung sebelum berangkat kerja, kemudian pompa ASI di kantor pada pagi hari atau 3 jam setelah menyusui terakhir bayi Anda.
Lalu, pompa kembali pada siang, kemudian sore harinya sebelum pulang dari kantor. Simpan ASI perah di lemari es kantor dan dibawa pulang dengan cooler bag setelah selesai bekerja.
3. Latihan memerah ASI
Sebelum terjun langsung dalam memerah ASI di kantor, Anda bisa memulainya dengan berlatih di rumah ketika masih masa cuti melahirkan.
Selama latihan memerah ASI, Anda juga sudah mulai bisa menstok ASI perah yang akan diberikan kepada bayi ketika memulai bekerja.
4. Atur jadwal pemberian ASI
Bukan cuma memerah, ibu juga perlu mengatur jadwal menyusui bayi selama bekerja. Jadwal pemberian ASI untuk bayi bisa disesuaikan dengan usianya.
Semakin bertambah usia bayi, kebutuhan menyusui umumnya berkurang. Minta tolonglah pada babysitter, orangtua, atau saudara untuk mengasuh dan memberi ASI kepada bayi Anda selama Anda bekerja.
5. Upayakan tetap menyusui langsung
Meski memompa ASI di kantor, usahakan untuk tetap menyusui bayi Anda secara langsung. Ini bisa dilakukan sebelum berangkat ke kantor atau setelah selesai bekerja.
Selain dapat membantu meningkatkan suplai ASI, ini juga bisa menjadi cara untuk lebih dekat dengan si Kecil serta menikmati manfaat skin to skin dengan bayi lainnya.
6. Siapkan perlengkapan menyusui
Jangan lupa menyiapkan perlengkapan memerah serta memberikan ASI untuk bayi Anda sebelum mulai masuk kerja. Ini terdiri dari pompa ASI, sikat cuci botol, cooler bag, cup feeder atau botol untuk bayi, dan lainnya.
Ketika akan mulai bekerja kembali ke kantor, siapkan pompa ASI dan peralatan memerah ASI lainnya pada malam sebelumnya agar tak ada yang tertinggal.
7. Jaga kesehatan tubuh Anda
Pastikan tubuh Anda tetap fit untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi Anda sekaligus menjalankan kewajiban sebagai pekerja.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu memperhatikan kebutuhan cairan serta nutrisi untuk ibu menyusui serta beristirahat yang cukup selama bekerja.
8. Tetap rileks
Tumpukan kerjaan serta kewajiban ibu untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi memang terkadang membuat ibu stres. Namun, ibu perlu tahu kalau stres dan pikiran bisa memengaruhi produksi ASI Anda.
Oleh karena itu, sebisa mungkin redakan stres selama ibu menyusui bekerja. Relaksasi selama 20 menit setiap hari di luar waktu memerah ASI dan bekerja atau sekadar melihat tingkah lucu bayi juga bisa membuat Anda lebih rileks.
Jika Anda memerlukan bantuan terkait manajemen menyusui, konsultasikan pada ahli laktasi di klinik laktasi terdekat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]