Pernah mendengar kondisi bayi kuning akibat mengonsumsi ASI? Kondisi ini dikenal dengan istilah breastmilk jaundice. Kondisi ini biasanya muncul setelah minggu pertama kehidupan bayi. Meskipun sering kali tidak berbahaya, penanganan yang tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi.
Apa itu breastmilk jaundice?
Breastmilk jaundice adalah kondisi di mana bayi yang mendapatkan ASI mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Sebenarnya, penyakit kuning atau jaundice adalah kondisi yang sangat umum terjadi pada bayi baru lahir.
Namun, biasanya penyakit kuning ASI atau breastmilk jaundice dapat menetap setelah penyakit kuning mereda.
Ini terjadi karena adanya zat tertentu dalam ASI yang dapat memperlambat pemecahan bilirubin di hati bayi.
Seberapa umum kondisi ini?
Penyakit kuning ASI sangat jarang terjadi. Melansir American Pregnancy Association, breastmilk jaundice hanya terjadi kurang dari 3% pada bayi baru lahir.
Gejala breastmilk jaundice
Gejala utama breastmilk jaundice adalah warna kuning pada kulit dan sklera (bagian putih mata) bayi.
Namun, ada beberapa gejala lain yang dapat terjadi pada bayi yang mengalami penyakit kuning ASI, seperti:
- lelah dan lesu,
- tangisan melengking,
- demam, dan
- penurunan berat badan yang signifikan.
Gejala ini biasanya terlihat pada usia 4–7 hari setelah lahir dan dapat berlangsung lebih lama dibandingkan dengan jaundice fisiologis yang normal terjadi pada bayi baru lahir.
Kapan harus ke dokter?
Segera bawa ke rumah sakit bila si Kecil menunjukkan beberapa kondisi berikut ini.
- Warna kuning pada mata dan kulit bayi semakin menyebar atau bertambah parah.
- Warna kuning terlihat pada bagian perut, lengan, atau kaki bayi.
- Bayi tampak lemas atau sulit dibangunkan.
- Si Kecil tidak mau menyusu.
- Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, menangis tanpa air mata, hingga popok kering.
- Bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Penyebab breastmilk jaundice
Sebenarnya penyebab penyakit kuning ASI ini belum diketahui secara pasti.
Namun, sudah dijelaskan sebelumnya bahwa breastmilk jaundice disebabkan oleh adanya zat tertentu dalam ASI yang dapat meningkatkan penyerapan kembali bilirubin dari usus ke dalam darah.
Bilirubin adalah produk pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah. Pada kondisi normal, bilirubin diolah oleh hati dan dibuang melalui feses dan urine.
Sementara pada bayi dengan breastmilk jaundice, kadar bilirubin dalam darah meningkat karena proses metabolisme bilirubin terganggu.
Terganggunya proses metabolisme ini bisa disebabkan oleh beberapa komponen dalam ASI yang memperlambat ekskresi atau pembuangan bilirubin.
Breastmilk jaundice sampai kapan?
Faktor risiko breastmilk jaundice
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya breastmilk jaundice antara lain sebagai berikut.
- Faktor genetik. Jika ada riwayat breastmilk jaundice dalam keluarga, maka kemungkinan bayi juga bisa mengalaminya.
- Lahir prematur. Bayi yang lahir secara prematur lebih rentan mengalami berbagai jenis penyakit kuning, termasuk breastmilk jaundice, karena organ hati yang belum sepenuhnya berkembang.
- Sel darah merah rapuh. Anak yang memiliki masalah genetik yang membuat sel darah merah menjadi rapuh dan terurai, seperti defisiensi G6PD dan sferositosis herediter, memiliki risiko lebih tinggi.
- Sel darah merah tinggi. Bayi lahir dengan jumlah sel darah merah tinggi (polisitemia) lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Komplikasi breastmilk jaundice
Pada sebagian besar kasus, breastmilk jaundice sebenarnya tidak menimbulkan komplikasi.
Namun, bayi dengan kadar bilirubin sangat tinggi dan tidak mendapatkan perawatan medis yang tepat dapat menimbulkan risiko seperti berikut ini.
- Kernikterus. Kondisi serius yang terjadi ketika bilirubin masuk ke otak, sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat bayi.
- Cerebral palsy. Jika kernikterus terjadi, bayi mungkin mengalami cerebral palsy yang memengaruhi gerakan dan koordinasi.
- Gangguan pendengaran. Kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat merusak saraf pendengaran yang berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Meskipun komplikasi ini jarang terjadi, penting untuk mengawasi tingkat bilirubin pada bayi dengan breastmilk jaundice dan mengikuti rekomendasi medis untuk mencegah risiko-risiko tersebut.
Diagnosis breastmilk jaundice
Merangkum Icahn School of Medicine at Mount Sinai, untuk mendiagnosis penyakit kuning ASI, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda penyakit kuning.
Selain itu, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar bilirubin pada bayi.
Dalam beberapa kasus, tes darah untuk memeriksa defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) dapat dilakukan. G6PD adalah protein yang membantu sel darah merah bekerja dengan baik.
Tes-tes ini dilakukan untuk memastikan tidak ada penyebab lain yang lebih berbahaya dari penyakit kuning tersebut.
Tes lain yang dapat dipertimbangkan adalah berhenti menyusui dan memberikan susu formula selama 12 hingga 24 jam.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah kadar bilirubin turun. Namun, tes ini tidak selalu diperlukan.