backup og meta

Kenali Tanda Overfeeding pada Bayi dan Cara Mencegahnya

DefinisiTandaPenyebabDampakPencegahan

Pernahkah bayi Anda terus-menerus rewel meski sudah diberikan susu? Bisa jadi ini bukan soal kurangnya asupan, melainkan karena overfeeding. Memberi banyak susu pada bayi memang kerap dilakukan dengan niat baik, tetapi overfeeding adalah salah satu penyebab bayi merasa tidak nyaman hingga gumoh. Ketahui selengkapnya tentang overfeeding pada bayi di bawah ini.

Apa itu overfeeding?

Overfeeding pada bayi adalah kondisi ketika bayi menerima makanan atau susu, baik ASI maupun susu formula, melebihi kapasitas yang bisa dicerna tubuhnya. 

Meskipun terdengar seperti hal baik, memberikan terlalu banyak makanan atau susu justru bisa membuat bayi merasa tidak nyaman. 

Apalagi, sistem pencernaan bayi yang masih berkembang dan belum mampu menangani volume asupan berlebih. 

Hal ini bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti perut kembung, sering buang angin, hingga menangis terus-menerus karena rasa tidak nyaman di perut.

Selain itu, melansir dari Children’s Hospital at Montefiore Einstein, saat bayi disusui berlebihan, ia cenderung menelan udara lebih banyak.

Hal ini dapat memicu penumpukan gas dalam perut, membuat bayi gumoh lebih sering, dan fesesnya menjadi lebih encer dari biasanya. 

Meskipun tangisan akibat overfeeding berbeda dengan kolik, keduanya bisa saling memperparah, terutama jika bayi memang sudah cenderung kolik sejak awal.

Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda overfeeding agar tidak salah kaprah menganggap bayi terus menangis karena lapar. 

Memahami ritme makan bayi, memperhatikan isyarat kenyang, dan tidak memaksakan susu atau makanan saat bayi sudah menolak juga bisa menjadi langkah sederhana tetapi penting untuk mencegah overfeeding.

[embed-health-tool-baby-poop-tool]

Apa tanda overfeeding pada bayi?

bayi gumoh bening

Bayi umumnya akan berhenti menyusu ketika sudah kenyang. Namun, pada beberapa kasus, overfeeding dapat terjadi, terutama bila orangtua tidak menyadari tanda kenyang pada si Kecil. 

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda bayi sudah kenyang agar tidak memberikan susu atau makanan secara berlebihan. 

Berikut adalah beberapa kemungkinan tanda bayi mengalami overfeeding

  • Muntah atau gumoh berlebihan setelah makan atau menyusu.
  • Sering rewel atau tidak nyaman setelah makan, bisa disebabkan oleh perut yang terlalu penuh.
  • Buang air besar sangat sering atau kotorannya berbau sangat tajam.
  • Penambahan berat badan yang terlalu cepat, tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal.
  • Perut bayi terlihat kembung atau keras.
  • Susah tidur atau sering terbangun di malam hari, karena merasa begah atau tidak nyaman.

Apa kebiasaan makan yang menyebabkan overfeeding?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu kebiasaan makan yang sering menyebabkan overfeeding adalah tidak mengenali tanda bayi sudah kenyang

Ditambah lagi, banyak orangtua yang terus memberikan makanan meski anak mulai menunjukkan sinyal berhenti, seperti menutup mulut, berpaling, atau mendorong sendok. 

Hal ini sering kali bukan karena sengaja, melainkan keinginan kuat agar anak makan cukup atau tidak pilih-pilih makanan.

Padahal, kebiasaan semacam ini justru bisa membuat anak terbiasa makan berlebihan.

Oleh karena itu, orangtua perlu memahami beberapa kebiasaan makan yang bisa menyebabkan overfeeding pada anak, di antaranya adalah sebagai berikut. 

  • Memberi makan setiap anak menangis, tanpa mencoba memahami apakah ia benar-benar lapar atau hanya butuh kenyamanan.
  • Menyusui atau memberi susu dengan botol sebagai pengalih perhatian ketika anak rewel atau bosan.
  • Mengejar anak dengan sendok agar makanan habis, meski anak sudah menunjukkan tanda kenyang.
  • Membiarkan si Kecil terus makan camilan bayi tanpa jadwal yang jelas, sehingga tidak ada jeda rasa lapar.
  • Memberikan makanan sebagai bentuk hadiah atau hiburan, misalnya saat anak sedih atau bosan.

Apa dampak overfeeding pada anak?

Bayi gumoh lewat hidung

Berikut adalah beberapa dampak dari pemberian makan secara berlebihan pada anak yang dapat terjadi. 

  • Risiko obesitas anak meningkat, yang kemudian berisiko menyebabkan gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan masalah metabolik sejak dini.
  • Gangguan sistem pencernaan, seperti sembelit, diare, atau perut kembung berkepanjangan.
  • Gangguan tidur, karena perut yang terlalu penuh bisa membuat anak tidak nyaman saat tidur.
  • Anak jadi sulit mengenali rasa lapar dan kenyang, karena kebiasaan makan tidak berdasarkan sinyal tubuh sendiri.
  • Masalah perilaku makan, seperti picky eater.

Yang paling mengkhawatirkan, efek ini bisa terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani sejak dini.

Bagaimana cara mencegah overfeeding pada bayi?

Menghindari overfeeding bukan berarti membuat anak lapar, melainkan belajar menghargai sinyal alami tubuh anak. 

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi overfeeding pada bayi.

  • Kenali tanda lapar dan kenyang anak. Misalnya, bayi yang lapar akan membuka mulut saat disentuh pipinya, sedangkan bayi kenyang akan menolak menyusu atau menutup mulutnya.
  • Ikuti jadwal makan yang teratur, tanpa terlalu sering memberi camilan di luar waktu makan utama.
  • Berikan porsi makan sesuai usia anak. Jangan memaksa anak menghabiskan makanan jika ia sudah menunjukkan tanda kenyang.
  • Hindari memberi makanan sebagai hiburan, misalnya saat anak menangis atau bosan. Coba alihkan dengan pelukan atau permainan.
  • Beri kesempatan anak makan sendiri, terutama saat sudah masuk masa makan makanan pendamping ASI (MPASI). Ini membantu anak belajar mengontrol rasa lapar dan kenyang secara mandiri.
  • Konsultasikan pola makan anak secara berkala dengan dokter anak atau ahli gizi, terutama jika ada kekhawatiran soal berat badan.

Perlu diingat kembali bahwa menyayangi anak memang bisa dilakukan lewat banyak cara, salah satunya adalah memastikan ia mendapatkan asupan yang cukup. 

Namun, cukup bukan berarti harus banyak. Overfeeding adalah bentuk perhatian yang keliru dan bisa berdampak pada masa depan anak.

Anak tidak harus kenyang terus-menerus untuk tumbuh sehat. Hal yang terpenting adalah gizi yang seimbang dan sesuai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi Anda.

Kesimpulan

  • Overfeeding adalah pemberian susu atau makanan secara berlebihan hingga melebihi kapasitas cerna bayi, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan seperti gumoh, perut kembung, dan rewel terus-menerus.
  • Tanda-tanda overfeeding antara lain muntah atau gumoh berlebihan, perut kembung, BAB sering meski bukan diare, BAB berbau tajam, hingga sulit tidur dan kenaikan berat badan terlalu cepat.
  • Kebiasaan makan yang menyebabkan overfeeding termasuk memberi makan saat anak menangis tanpa memastikan lapar, memaksa anak makan saat sudah kenyang, dan memberi makanan sebagai hiburan.
  • Pencegahan overfeeding bisa dilakukan dengan memahami sinyal lapar dan kenyang anak, memberikan porsi sesuai usia, menghindari makanan sebagai pelipur lara, dan berkonsultasi rutin kepada tenaga kesehatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Why Babies Spit Up. (2019). Retrieved June 13, 2025, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Why-Babies-Spit-Up.aspx

Feeding Your 1- to 3-Month-Old | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved June 13, 2025, from https://kidshealth.org/en/parents/feed13m.html

Feeding Your Infant: When and How Much. (N.d.). Retrieved June 13, 2025, from https://www.texashealth.org/baby-care/Infancy/feeding-your-infant-when-and-how-much

Health Library. (n.d.). Retrieved June 13, 2025, from https://www.cham.org/health-library/article?id=hw39751

How Often and How Much Should Your Baby Eat? (2018). Retrieved June 13, 2025, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/how-often-and-how-much-should-your-baby-eat.aspx

Overfeeding a Baby. (n.d.). Retrieved June 13, 2025, from https://healthy.kaiserpermanente.org/health-wellness/health-encyclopedia/he.overfeeding-a-baby.hw39751

Versi Terbaru

18/06/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Memasuki Usia 1 Tahun, Ini Jenis dan Porsi Makanan yang Dibutuhkan Bayi

7 Cara Menyiapkan Makanan Bayi yang Sehat dan Aman


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A · Kesehatan Anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 18/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan