Selain itu, yang paling penting, untuk mencegah anak tersedak sebaiknya berikan keju dalam bentuk kecil. Potong keju seukuran dengan jari bayi agar bisa digenggam dan dikunyah dengan mudah.
Jenis keju apa yang boleh diberikan untuk bayi?

Ketika memilih keju untuk anak pertama kali, pastikan keju tersebut telah melalui proses pasteurisasi, baik keju itu terbuat dari susu sapi, domba, atau susu kambing.
Biasanya keterangan proses pasteurisasi bisa dilihat pada label kemasan produk keju tersebut. Anak boleh makan keju yang sudah dipasteurisasi karena lebih aman dari bakteri yang mungkin ada pada keju.
Keju yang dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi (atau mentah) tidak diperbolehkan untuk bayi sebab keju tersebut berpotensi terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.
Ini adalah suatu bentuk bakteri yang bisa menimbulkan penyakit bawaan makanan yang fatal terutama pada anak usia sangat muda seperti bayi.
Banyak jenis keju yang bisa Anda tawarkan kepada bayi, di antaranya adalah:
- Cheddar
- Parmesan
- Edam
- Gouda
- Mozarela
- Paneer
- Swiss
- Colby
Yang paling penting, berikan keju yang rasanya ringan tidak terlalu asin. Berikan dalam ukuran dan jumlah kecil terlebih dahulu dan amati apakah anak menunjukkan ciri-ciri reaksi alergi.
Bayi bisa langsung menyukai keju sejak awal diberikan, entah keju dalam bentuk utuh atau sudah dicampur ke dalam makanan.
Namun, bayi juga bisa tidak langsung menyukainya di awal dan menolak makan keju hingga akhirnya baru benar-benar suka keju setelah beberapa kali diberikan.
Sebenarnya, tidak ada frekuensi pemberian pasti kapan bayi bisa menyukai keju. Umumnya, perlu 10-15 kali percobaan untuk menyimpulkan apakah bayi menyukai keju atau tidak.
Cara mengolah keju untuk bayi yang mudah dan praktis

Setelah sudah dipastikan anak boleh makan keju dengan aman, ada berbagai cara untuk mengolah keju yang bisa Anda lakukan.
Berikut beberapa cara menyajikan keju untuk bayi:
- Mencampur telur orak arik dengan keju.
- Keju dihancurkan bersama pisang atau alpukat.
- Memanggang keju di atas roti.
- Lelehkan keju di atas sayuran. Pastikan keju sudah tidak terlalu panas saat disajikan.
- Tambah parutan keju di atas makanannya.
Pada dasarnya, keju untuk bayi bisa Anda olah ke dalam menu makanan utama maupun menu makanan selingan atau camilan untuk bayi.
Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia, frekuensi makanan utama bayi umumnya tiga kali sehari yakni makan pagi (sarapan), makan siang, dan makan malam.
Sementara makanan selingan atau camilan bayi biasanya diberikan sekitar 1-2 kali sehari tergantung nafsu makan si anak.
Jadwal bayi makan makanan selingan atau camilan yakni saat setelah sarapan tetapi sebelum jam makan siang dan di sore hari.
Sedikit perbedannya, makanan utama idealnya mengandung aneka zat gizi meliputi karbohidrat untuk bayi, protein, lemak, dan serat untuk anak.
Tak terkecuali zat gizi mikro seperti mineral dan vitamin untuk bayi yang juga harus dipenuhi si kecil.
Sementara makanan selingan untuk bayi, misalnya keju yang diolah dengan bahan makanan lainnya bisa hanya mengandung beberapa jenis zat gizi tertentu.
Di sisi lain, pastikan Anda memerhatikan proses penyimpanan keju untuk bayi agar tetap awet dan berkualitas baik.
Anda dianjurkan untuk menyimpan keju di tempat dingin seperti kulkas guna mencegah keju berada di suhu yang terlalu kering atau lembap.
Keju yang tidak disimpan di tempat sesuai akan membuka jalan untuk tumbuhnya jamur dan bakteri.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar