Menurut penelitian, simpanan zat besi dalam tubuh bayi ini dapat mencukupi kebutuhan zat besi bayi setidaknya sampai bayi berusia 6 bulan. Jadi tak usah khawatir kebutuhan zat besi bayi di awal kehidupannya tidak cukup.
Selain itu, ASI yang merupakan makanan utama bayi juga dapat membantu mencukupi kebutuhan zat besi bayi. Walaupun kandungan zat besi dalam ASI sangat sedikit, zat besi dalam ASI dapat lebih banyak diserap oleh bayi dibandingkan dengan makanan sumber zat besi lainnya dan juga susu formula. Sebesar 50-70% zat besi dalam ASI dapat diserap oleh tubuh bayi.
Namun, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi, kebutuhan zat gizi bayi pun meningkat. Jika dilihat dalam tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, kebutuhan zat besi bayi usia 7-11 bulan adalah sebesar 7 mg per hari.
Kebutuhan ini tentu sudah tidak dapat dicukupi oleh ASI saja karena kandungan zat besi dalam ASI sangat kecil. Ini menjadi salah satu alasan mengapa bayi usia 6 bulan ke atas harus menerima makanan padat.
Dampak kekurangan zat besi bagi bayi
Jika bayi Anda kekurangan zat besi, tanda-tandanya yaitu:
- Kenaikan berat badan bayi berjalan pelan
- Kulit bayi pucat
- Bayi tidak nafsu makan
- Bayi sering rewel
- Bayi menjadi kurang aktif
- Perkembangan bayi berjalan lambat
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mencukupi kebutuhan zat besi bayi, terutama jika bayi sudah tidak ASI eksklusif. Jika bayi Anda masih berusia di bawah 6 bulan dan sudah tidak ASI eksklusif, Anda bisa memberinya susu formula yang sudah diperkaya dengan zat besi. Sedangkan, untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan, Anda bisa memberinya makanan tinggi zat besi di samping ASI dan/atau susu formula.