Selain melalui ASI, Anda perlu memberikan MPASI yang kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi usia 6 bulan ke atas. Guna membuat resep MPASI yang bergizi, Anda bisa mempertimbangkan untuk memasukkan belut ke dalam menu makanan si Kecil. Mengapa demikian? Simak apa saja manfaat belut untuk MPASI bayi di bawah ini.
Apakah belut baik untuk MPASI?
Belut dapat menjadi pilihan yang baik untuk MPASI (makanan pendamping ASI) bayi jika diolah dan diberikan dengan benar.
Belut bisa diperkenalkan sebagai bagian dari MPASI setelah bayi mencapai usia yang sesuai, yaitu saat bayi memasuki usia 6 bulan.
Hal ini penting guna memberi waktu pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang sebelum memperkenalkan makanan padat.
Dengan memberikan belut sebagai MPASI untuk bayi, Anda bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi harian si Kecil.
Lantas, bagaimana nilai gizi pada belut? Berikut adalah nilai gizi pada belut yang bisa bermanfaat untuk bayi.
- Protein.
- Asam lemak omega-3.
- Vitamin A.
- Zat besi.
- Vitamin E.
- Vitamin B12.
- Selenium.
- Zinc.
- Kalsium.
- Fosfor.
- Kalium.
Namun demikian, meski jarang terjadi, ada kemungkinan bayi mengalami reaksi alergi terhadap belut.
Melansir dari Better Health, dibandingkan dengan jenis ikan lainnya, belut juga diketahui mengandung bifenil poliklorinasi (PCB), yaitu bahan kimia yang sering digunakan dalam produksi industri.
Ini karena belut memiliki kadar lemak yang lebih tinggi, sehingga bisa menyimpan senyawa PCB yang lebih banyak di dalam tubuhnya.
Maka dari itu, jika ada riwayat alergi makanan dalam keluarga, sebaiknya konsultasikan kepada dokter anak sebelum memperkenalkan belut kepada bayi Anda.
Manfaat belut untuk MPASI bayi
Belut bisa menjadi pilihan menu MPASI bagi bayi Anda jika diproses dengan tepat dan sesuai dengan rekomendasi dokter anak atau ahli gizi.
Berikut ini adaah beberapa manfaat belut untuk bayi.
1. Mendukung pertumbuhan sel dan otot
Belut adalah sumber protein yang baik, yang penting untuk pertumbuhan dan pemulihan sel serta perkembangan otot pada bayi.
Protein juga berperan penting dalam pembentukan antibodi, enzim, dan hormon yang mendukung fungsi tubuh yang sehat.
2. Mendukung perkembangan otak dan mata
Makanan yang kaya omega-3 sangat disarankan untuk dimasukkan ke dalam pola makan bayi karena dapat mendukung perkembangan otak dan matanya. Adapun belut bisa menjadi pilihan sumber yang baik.
Begitupun dengan zinc dan vitamin B12 yang terkandung dalam belut. Kedua zat gizi tersebut dapat mendukung perkembangan otak serta meningkatkan kapasitas belajar dan memori.
Belut juga mengandung vitamin A, E, dan beberapa vitamin B kompleks yang penting untuk kesehatan mata, kulit, dan fungsi saraf.
3. Meningkatkan sistem imun
Belut mengandung berbagai vitamin dan mineral penting, termasuk vitamin A, vitamin E, beberapa vitamin B (seperti B12), zat besi, selenium, dan zinc, yang baik untuk MPASI bayi.
Kombinasi nutrisi ini dapat mendukung pertumbuhan si Kecil yang sehat dan sistem imun bayi.
4. Mencegah anemia
Belut juga mengandung mineral seperti zat besi yang penting untuk pencegahan anemia pada bayi.
Zat besi adalah komponen penting dari hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Dengan asupan zat besi yang cukup, produksi hemoglobin meningkat, sehingga dapat mencegah anemia.
5. Mendukung pertumbuhan tulang
Meskipun kalsium sering dikaitkan dengan produk susu, beberapa jenis ikan juga bisa menjadi sumber kalsium yang baik. Salah satunya, yaitu belut.
Belut mengandung kalsium, yang merupakan salah satu mineral paling penting untuk pertumbuhan dan kepadatan tulang.
Kalsium berperan dalam pembentukan struktur tulang dan gigi pada bayi.
6. Membantu dalam pencernaan
Belut yang dimasak dengan benar dan dihaluskan hingga lembut dapat menjadi makanan yang mudah dicerna untuk bayi.
Ini membantu dalam transisi dari ASI atau susu formula ke makanan padat karena memiliki tekstur yang mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih berkembang.
Meski memiliki banyak manfaat, pastikan Anda berkonsultasi kepada dokter anak atau ahli gizi sebelum memperkenalkan makanan baru, termasuk belut, ke dalam menu MPASI bayi untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan keamanan bayi Anda.
Cara mengolah belut untuk MPASI bayi
Sama seperti jenis makanan lainnya, penting untuk mengolah belut dengan baik agar bisa menjadi makanan yang lembut dan mudah dicerna oleh bayi.
Ini terutama dalam tahap awal pemberian MPASI, ketika sistem pencernaan bayi masih berkembang.
Untuk mengolah belut sebagai MPASI dengan benar, Anda bisa mengikuti cara atau langkah-langkah berikut ini.
- Pastikan kebersihan dan kesegaran. Selalu pastikan belut yang digunakan segar dan dibersihkan dengan baik untuk menghindari risiko kontaminasi.
- Masak hingga matang. Pastikan belut dimasak hingga benar-benar matang untuk menghindari risiko bakteri atau parasit.
- Batasi bahan tambahan. Hindari penggunaan bahan tambahan, seperti garam atau bumbu, yang tidak cocok untuk bayi.
- Pastikan tekstur yang tepat. Awalnya, belut harus dihaluskan atau diblender hingga mencapai konsistensi yang sangat halus, terutama saat bayi baru memulai MPASI. Seiring dengan waktu, Anda bisa meningkatkan tekstur makanan menjadi lebih kasar sesuai dengan kemampuan bayi untuk mengunyah.
Saat pertama kali memberikan belut kepada bayi, awasi reaksi bayi terhadap makanan baru dan mulailah dengan porsi kecil. Ini membantu mengidentifikasi kemungkinan alergi atau intoleransi.
Meskipun belut dapat menjadi tambahan atau variasi ikan untuk MPASI, pastikan Anda menyediakan berbagai jenis makanan lainnya agar si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup dan beragam.
Kesimpulan
Belut bisa menjadi lauk tambahan yang bernutrisi untuk MPASI bayi. Dengan kandungan gizi yang baik, belut dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara keseluruhan. Akan tetapi, penting untuk memperhatikan cara pengolahan dan memastikan bahwa bayi siap untuk mencerna belut sebagai makanan baru.
[embed-health-tool-child-growth-chart]