Tidak ada orangtua yang ingin anaknya lahir secara prematur. Pasalnya, semakin dini persalinan, semakin tinggi pula risiko kesehatan yang bisa terjadi. Ini karena organ tubuh si Kecil belum terbentuk sempurna. Sebenarnya, seberapa besar kemungkinan bayi prematur bertahan hidup? Ini penjelasannya!
Apakah bayi prematur punya peluang bertahan hidup?
Menurut World Health Organization, bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut lahir secara prematur.
Kebanyakan bayi prematur lahir pada rentang usia kehamilan 34—36 minggu.
Anda tidak perlu khawatir berlebihan jika si Kecil lahir di rentang usia ini. Ini karena rentang usia kelahiran tersebut tidak berbeda jauh dengan bayi yang lahir cukup bulan.
Oleh karenanya, peluang hidup bayi prematur pada usia tersebut lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu.
Akan tetapi, memang tetap ada kemungkinan bayi dapat mengalami kondisi berisiko serta komplikasi kesehatan walaupun kemungkinannya sangat rendah.
Di lain sisi, bayi prematur yang lahir pada rentang usia 28—32 minggu juga memiliki kemampuan bertahan hidup yang tergolong besar tetapi tidak sebesar usia 34—36 minggu.
Pasalnya, lahir di rentang usia tersebut cenderung memicu berbagai komplikasi dan membutuhkan perawatan intensif di NICU.
Umumnya, bayi prematur pada rentang usia tersebut perlu makan dengan bantuan selang serta rentan mengalami kesulitan bernapas karena paru-parunya belum terbentuk dan berfungsi sempurna.
Tidak hanya itu, sistem kekebalan tubuhnya juga masih berkembang sehingga lebih berisiko terkena infeksi serta rentan mengalami hipoglikemia dan hipotermia.
Berapa lama bayi prematur bisa bertahan hidup?
Mengutip dari Mayo Clinic, bayi prematur terutama yang lahir sangat awal, sering kali memiliki masalah kesehatan yang cukup rumit.
Maka dari itu, kemampuan bertahan bayi prematur bergantung pada seberapa awal ia lahir. Berikut pembagiannya.
- Extremely preterm, lahir pada usia kehamilan 25 minggu atau sebelumnya.
- Very premature, lahir pada usia kehamilan 32 minggu atau sebelumnya.
- Moderately preterm, lahir pada usia kehamilan 32—34 minggu.
- Late preterm, lahir pada usia kehamilan 34—36 minggu.
Semakin berkembangnya teknologi medis, perawatan bayi prematur pun semakin baik.
Untuk lebih jelasnya, berikut persentase atau berapa lama peluang bayi prematur bisa bertahan hidup normal berdasarkan usia kehamilan.
- Usia kehamilan 22 minggu memiliki harapan hidup 10%.
- Usia kehamilan 23 minggu memiliki harapan hidup 17%.
- Usia kehamilan 24 minggu memiliki harapan hidup 40%.
- Usia kehamilan 25 minggu memiliki harapan hidup 50%.
- Usia kehamilan 26 minggu memiliki harapan hidup 80%
- Usia kehamilan 27 minggu memiliki harapan hidup 89%.
- Usia kehamilan 28—31 minggu memiliki harapan hidup 90—95%.
- Usia kehamilan 32—33 minggu memiliki harapan hidup 95%.
- Usia kehamilan 34 minggu ke atas memiliki harapan hidup hampir sama peluangnya dengan bayi cukup bulan.
Faktor yang membuat bayi prematur dapat bertahan hidup
Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi peluang bayi prematur untuk bisa bertahan hidup, yaitu sebagai berikut.
1. Berat badan saat kelahiran
Berat badan lahir yang rendah bisa menurunkan peluang keberlangsungan hidup bayi prematur.
Hal ini karena berat badan lahir rendah meningkatkan risiko si Kecil mengalami masalah kesehatan lain yang serius.
2. Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan yang ibu alami juga berpengaruh pada kelangsungan hidup bayi prematur saat sudah lahir.
Solusio plasenta atau masalah seperti janin terlilit tali pusat dapat menurunkan kemungkinan bayi prematur untuk dapat bertahan.
3. Pemberian steroid
Kortikosteroid merupakan bentuk sintetis dari hormon alami manusia, sehingga pemberiannya dapat memengaruhi peluang bayi prematur bertahan hidup
Hal ini karena steroid mempunyai manfaat untuk membantu mempercepat perkembangan paru-paru.
Pemberian suntikan steroid pada ibu hamil yang berisiko mengalami persalinan dini dapat membantu mengurangi kemungkinan penyakit paru-paru dan kematian pada bayi.
Biasanya, waktu pemberian suntikan pada ibu adalah sekitar 24 jam sebelum bayi lahir. Ini dapat dilakukan pada usia kehamilan 23—34 minggu.
Sebelumnya, dokter akan memastikan kembali bagaimana kondisi ibu dan janin untuk memutuskan apakah penggunaan suntikan steroid tepat atau tidak.
Pada usia kehamilan berapa pun, bayi prematur yang lahir tetap membutuhkan perawatan medis intensif untuk bertahan hidup.
Ini menjadi salah satu alasan mengapa bayi prematur sering kali berada pada unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa tes untuk melihat kondisi atau komplikasi pada bayi prematur. Beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut.
- Memantau pernapasan dan detak jantung.
- Mengecek berapa banyak cairan yang masuk dan keluar.
- Melakukan tes darah.
- Melihat kondisi jantung.
- USG otak, saluran pencernaan, hati, dan ginjal.
- Melakukan tes mata.
Jadi, dokter tidak bisa memastikan dengan akurat seberapa besar kemungkinan bayi prematur dapat bertahan hidup.
Satu hal yang pasti, dokter akan berupaya memberikan perawatan bayi prematur yang terbaik untuk bisa menstabilkan kondisi si Kecil hingga bisa sampai di pangkuan Anda.
Kesimpulan
- Ada beberapa faktor yang memengaruhi kemungkinan peluang hidup bayi prematur. Usia kehamilan saat kelahiran sangat memengaruhi peluang hidup tersebut, dengan peluang bertahan hidup yang meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.
- Faktor lain seperti berat badan lahir, komplikasi kehamilan, dan pemberian steroid pada ibu juga turut berperan dalam memengaruhi kemungkinan bayi prematur untuk bertahan hidup.
- Meskipun demikian, setiap bayi prematur membutuhkan perhatian medis yang intensif dan berbagai pengujian untuk memastikan kesehatannya stabil.
[embed-health-tool-child-growth-chart]