backup og meta

Ketahui Penyebab Anak Pendiam dan Cara Menghadapinya

Ketahui Penyebab Anak Pendiam dan Cara Menghadapinya

Anak pendiam sering dianggap mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, termasuk dengan orangtua. Padahal dalam proses tumbuh kembangnya, orangtua diharapkan mendampingi anak, termasuk berdiskusi dalam banyak hal. 

Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa anak memiliki sifat pendiam atau berubah menjadi diam. Berikut adalah beberapa penyebab dan cara mengatasinya. 

Berbagai penyebab anak pendiam

dampak psikologis anak yang dibesarkan tanpa figur ibu

Ada banyak alasan mengapa anak memiliki sifat yang pendiam. Biasanya anak dengan psikologi pendiam ini masih akan terlihat banyak berbicara di depan orang yang dekat dengannya.

Namun, bagaimana dengan anak yang awalnya banyak bicara, lalu tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan tidak bicara jika tidak ditanya? 

Ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab anak memiliki sifat pendiam atau berubah menjadi diam. Berikut adalah berbagai penyebabnya.  

1. Kepribadian introvert

Beberapa anak secara alami memiliki sifat introvert yang membuat mereka menjadi lebih diam ketika berinteraksi dengan orang.

Anak dengan kepribadian introvert biasanya merasa energinya akan terkuras bila harus berinteraksi dengan banyak orang. 

Oleh karena itu, anak introvert cenderung lebih senang untuk menghabiskan waktu sendiri.

Meski begitu, bukan berarti anak introvert tidak bisa berinteraksi secara sosial. Hanya saja, mereka memiliki waktu tersendiri untuk berinteraksi dengan orang lain.

2. Rasa malu 

Selain kepribadian anak yang introvert, anak dengan perilaku pemalu juga dapat menjadi penyebab anak pendiam.

Misalnya, anak yang pemalu pasti akan menempel dengan orangtuanya, menangis, atau berusaha menghindar saat harus berinteraksi dengan orang lain. 

Saat sudah mulai memasuki usia untuk sekolah pun, mereka cenderung tidak ingin berbicara dengan orang asing. 

3. Kurangnya keterampilan sosial 

Keterampilan sosial pada masa kanak-kanak merupakan kemampuan yang dibutuhkan anak untuk membangun hubungan sosialnya kelak, termasuk dalam berteman.

Anak yang kurang memiliki keterampilan sosial biasanya lebih sering bermain sendiri daripada bersama orang lain. 

Akhirnya, anak terlihat seperti pendiam karena kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. 

4. Perceraian dan pertengkaran orangtua

Perceraian dan masalah dengan pasangan dalam pernikahan sebenarnya dapat berdampak buruk pada anak.

Perilaku anak yang awalnya ceria, mungkin bisa menjadi pendiam karena ikut merasakan stres dari permasalahan tersebut. 

Bagi orangtua mungkin merasa perceraian adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah.

Padahal, anak belum tentu memahami perceraian, sehingga perpisahan Anda menjadi hal yang sangat menyakitkan baginya. Alhasil, anak memilih tidak banyak berbicara. 

5. Saudara baru

Penyebab anak menjadi pendiam selanjutnya adalah bisa jadi karena kehadiran adik atau saudara baru.

Meski mereka merasa senang atas kehadiran sang adik, tapi sebenarnya akan timbul juga rasa khawatir karena takut kehilangan perhatian dari orangtua. 

Akhirnya, anak mungkin cemburu pada adik baru karena Anda sedang sibuk-sibuknya merawat sang adik. 

Bukan berarti tak dapat beradaptasi dengan situasi baru, anak mungkin awalnya masih berusaha keras menerima keadaan hingga mendadak jadi pendiam.

6. Perundungan atau bullying 

Masalah yang dihadapi di sekolah juga bisa menjadi penyebab anak berubah jadi pendiam dan tidak ingin banyak berbicara.

Biasanya, hal ini dapat terjadi karena perilaku tidak menyenangkan dari temannya, salah satunya adalah bullying di sekolah

Pada beberapa kasus, anak yang menjadi korban bullying akan menjadi lebih diam untuk menghadapi kondisi ini. 

7. Gangguan kecemasan sosial

Dilansir dari Raising Children, anak yang memiliki kecemasan sosial sering kali menjadi pendiam.

Hal ini karena mereka merasa khawatir dan takut saat harus menghadapi situasi yang mengharuskan untuk berinteraksi dengan orang lain. 

Selain menjadi pendiam, anak yang memiliki gangguan kecemasan sosial akan menunjukkan gejala fisik lainnnya, seperti mual, sakit perut, wajah memerah, dan tubuh yang gemetar. 

Cara menghadapi anak pendiam

penyebab pertumbuhan anak lambat

Anda mungkin khawatir, bingung, atau bahkan merasa gagal menjadi orangtua saat tidak tahu cara terbaik menghadapi anak yang pendiam.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda praktikan kepada anak pendiam. 

1. Terima anak apa adanya

Salah satu cara untuk menghadapi anak pendiam adalah menerima keadaan ia apa adanya. Anda tidak bisa memaksakan anak untuk memiliki karakter sesuai dengan kehendak Anda. 

Justru, sebenarnya anak yang cenderung diam ini memiliki banyak kelebihan yang mungkin tidak Anda sadari. Bahkan, terkadang ia lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.

2. Jangan simpulkan perasaan anak berdasarkan pengalaman

Saat anak berubah menjadi diam, sebaiknya jangan mudah menyimpulkannya. Sebab, dugaan Anda terhadap kondisi yang dialami anak mungkin saja benar, tapi bisa jadi salah.

Lebih baik, ajak anak untuk lebih sering berkomunikasi hingga ia nyaman untuk menceritakan perasaan yang dimilikinya. 

3. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak

Sisihkan waktu Anda untuk benar-benar mendengarkan anak.

Tidak hanya mendengarkan keluh kesahnya melalui tutur kata, coba juga pahami gerak tubuh, sikap, dan kebiasaannya untuk lebih memahami pikiran anak yang pendiam.

4. Hindari memojokkan anak

Memojokkan anak yang diam dengan cara membandingkannya dengan orang lain bukan cara yang tepat untuk menghadapinya.

Justru, anak akan merasa tertekan jika Anda memaksanya untuk menjadi orang lain.

Sebagai contoh, hindari mengucapkan kata-kata, “Bagaimana kamu bisa punya teman kalau kamu diam di kamar terus?” atau “main sana di luar seperti kakakmu!” 

Daripada fokus kepada kekurangan anak yang tidak banyak bicara, cobalah untuk lebih fokus pada kelebihan yang dimilikinya.

5. Jangan memberi label pada anak

Anda tentu tidak senang jika diberi label oleh orang lain. Begitu pula dengan anak, ia juga tidak senang jika diberi label oleh kedua orangtuanya.

Maka dari itu, hindari memberikan label kepada anak Anda. Jangan mengatakan bahwa anak Anda pendiam karena ia malu.

Lebih baik katakan bahwa anak Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan orang baru dan itu bukan sebuah masalah.

6. Latih anak untuk bersosialisasi

Untuk membantu mengatasi anak pendiam, Anda juga dapat melatih anak bersosialisasi. Mulailah dari situasi sosial dengan lingkup yang kecil terlebih dahulu. 

Sebagai contoh, lakukan play date atau bermain dengan satu teman baru.

Namun, jangan memaksakan anak untuk berinteraksi dalam situasi sosial tersebut jika ia belum siap.

Pasalnya, hal tersebut justru bisa memicu rasa cemas dan anak semakin enggan melakukannya.

7. Rencanakan dengan matang

Jika Anda ingin membantu anak Anda untuk bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya, rencanakan dengan matang.

Misalnya, saat anak Anda mendapatkan undangan ulang tahun dari temannya, beri tahu bahwa ia akan datang dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada temannya. 

Anda juga bisa membantu anak untuk latihan berdialog dengan temannya, misalnya dengan berpura-pura menjadi temannya.

Hal ini bisa membantu anak agar lebih natural saat nanti melakukan dialog yang sesungguhnya dengan teman.

8. Beri anak pujian

Saat anak berhasil melakukan sebuah interaksi dengan teman yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, tidak ada salahnya memberinya pujian.

Ucapkan bahwa anak Anda hebat karena telah berani melawan rasa takutnya. Namun, pastikan bahwa Anda memuji anak dengan cara yang tepat dan tidak berlebihan.

Kesimpulan

  • Anak yang pendiam tak selamanya buruk. Namun tak ada salahnya untuk mulai membantu anak belajar bersosialiasi sedini mungkin.
  • Membantunya bersosialisi turut mendukung perkembangan si Kecil.
  • Meski begitu, jika ia biasanya ceria tapi tiba-tiba jadi pendiam, cari tahu penyebabnya agar Anda tahu bagaimana cara tepat mengatasinya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How can I teach my child social skills? – Support for Parents from Action For Children. (2023). Retrieved 18 August 2023, from https://parents.actionforchildren.org.uk/stages-development/social-emotional-development/child-social-skills/ 

Shyness and children. (2023). Retrieved 18 August 2023, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/shyness-and-children#possible-causes-of-shyness 

Worried About Your Quiet Child? From One Mother to Another. (2023). Retrieved 18 August 2023, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/shyness-is-nice/201205/worried-about-your-quiet-child-one-mother-another 

How to Nurture Your Child As An Introvert or Extrovert. Retrieved 18 Agustus 2023, from https://www.childsavers.org/introvert-extrovert-child/  

Introverted Children 101. (2023). Retrieved 29 August 2023, from https://centerforparentingeducation.org/library-of-articles/child-development/introverted-children-101/ 

Shyness: babies and children. (2023). Retrieved 29 August 2023, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/common-concerns/shyness 

Social anxiety in children. (2023). Retrieved 29 August 2023, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/health-daily-care/mental-health/social-anxiety

Social Skills Issues in Children: Causes and What to Do – Cadey. (2023). Retrieved 29 August 2023, from https://cadey.co/articles/social-skills 

Versi Terbaru

31/08/2023

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

10 Ciri-Ciri Anak Introvert dan Tips Menghadapinya

Apakah Anak yang Tuli Sudah Pasti Bisu?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 31/08/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan