Anak pendiam sering dianggap mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, termasuk dengan orangtua. Padahal dalam proses tumbuh kembangnya, orangtua diharapkan mendampingi anak, termasuk berdiskusi dalam banyak hal.
Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa anak memiliki sifat pendiam atau berubah menjadi diam. Berikut adalah beberapa penyebab dan cara mengatasinya.
Berbagai penyebab anak pendiam
Ada banyak alasan mengapa anak memiliki sifat yang pendiam. Biasanya anak dengan psikologi pendiam ini masih akan terlihat banyak berbicara di depan orang yang dekat dengannya.
Namun, bagaimana dengan anak yang awalnya banyak bicara, lalu tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan tidak bicara jika tidak ditanya?
Ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab anak memiliki sifat pendiam atau berubah menjadi diam. Berikut adalah berbagai penyebabnya.
1. Kepribadian introvert
Beberapa anak secara alami memiliki sifat introvert yang membuat mereka menjadi lebih diam ketika berinteraksi dengan orang.
Anak dengan kepribadian introvert biasanya merasa energinya akan terkuras bila harus berinteraksi dengan banyak orang.
Oleh karena itu, anak introvert cenderung lebih senang untuk menghabiskan waktu sendiri.
Meski begitu, bukan berarti anak introvert tidak bisa berinteraksi secara sosial. Hanya saja, mereka memiliki waktu tersendiri untuk berinteraksi dengan orang lain.
2. Rasa malu
Selain kepribadian anak yang introvert, anak dengan perilaku pemalu juga dapat menjadi penyebab anak pendiam.
Misalnya, anak yang pemalu pasti akan menempel dengan orangtuanya, menangis, atau berusaha menghindar saat harus berinteraksi dengan orang lain.
Saat sudah mulai memasuki usia untuk sekolah pun, mereka cenderung tidak ingin berbicara dengan orang asing.
3. Kurangnya keterampilan sosial
Keterampilan sosial pada masa kanak-kanak merupakan kemampuan yang dibutuhkan anak untuk membangun hubungan sosialnya kelak, termasuk dalam berteman.
Anak yang kurang memiliki keterampilan sosial biasanya lebih sering bermain sendiri daripada bersama orang lain.
Akhirnya, anak terlihat seperti pendiam karena kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.
4. Perceraian dan pertengkaran orangtua
Perceraian dan masalah dengan pasangan dalam pernikahan sebenarnya dapat berdampak buruk pada anak.
Perilaku anak yang awalnya ceria, mungkin bisa menjadi pendiam karena ikut merasakan stres dari permasalahan tersebut.
Bagi orangtua mungkin merasa perceraian adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah.
Padahal, anak belum tentu memahami perceraian, sehingga perpisahan Anda menjadi hal yang sangat menyakitkan baginya. Alhasil, anak memilih tidak banyak berbicara.
5. Saudara baru
Penyebab anak menjadi pendiam selanjutnya adalah bisa jadi karena kehadiran adik atau saudara baru.
Meski mereka merasa senang atas kehadiran sang adik, tapi sebenarnya akan timbul juga rasa khawatir karena takut kehilangan perhatian dari orangtua.
Akhirnya, anak mungkin cemburu pada adik baru karena Anda sedang sibuk-sibuknya merawat sang adik.
Bukan berarti tak dapat beradaptasi dengan situasi baru, anak mungkin awalnya masih berusaha keras menerima keadaan hingga mendadak jadi pendiam.
6. Perundungan atau bullying
Masalah yang dihadapi di sekolah juga bisa menjadi penyebab anak berubah jadi pendiam dan tidak ingin banyak berbicara.
Biasanya, hal ini dapat terjadi karena perilaku tidak menyenangkan dari temannya, salah satunya adalah bullying di sekolah.
Pada beberapa kasus, anak yang menjadi korban bullying akan menjadi lebih diam untuk menghadapi kondisi ini.
7. Gangguan kecemasan sosial
Dilansir dari Raising Children, anak yang memiliki kecemasan sosial sering kali menjadi pendiam.
Hal ini karena mereka merasa khawatir dan takut saat harus menghadapi situasi yang mengharuskan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Selain menjadi pendiam, anak yang memiliki gangguan kecemasan sosial akan menunjukkan gejala fisik lainnnya, seperti mual, sakit perut, wajah memerah, dan tubuh yang gemetar.
Cara menghadapi anak pendiam
Anda mungkin khawatir, bingung, atau bahkan merasa gagal menjadi orangtua saat tidak tahu cara terbaik menghadapi anak yang pendiam.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda praktikan kepada anak pendiam.
1. Terima anak apa adanya
Salah satu cara untuk menghadapi anak pendiam adalah menerima keadaan ia apa adanya. Anda tidak bisa memaksakan anak untuk memiliki karakter sesuai dengan kehendak Anda.
Justru, sebenarnya anak yang cenderung diam ini memiliki banyak kelebihan yang mungkin tidak Anda sadari. Bahkan, terkadang ia lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
2. Jangan simpulkan perasaan anak berdasarkan pengalaman
Saat anak berubah menjadi diam, sebaiknya jangan mudah menyimpulkannya. Sebab, dugaan Anda terhadap kondisi yang dialami anak mungkin saja benar, tapi bisa jadi salah.
Lebih baik, ajak anak untuk lebih sering berkomunikasi hingga ia nyaman untuk menceritakan perasaan yang dimilikinya.
3. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak
Sisihkan waktu Anda untuk benar-benar mendengarkan anak.
Tidak hanya mendengarkan keluh kesahnya melalui tutur kata, coba juga pahami gerak tubuh, sikap, dan kebiasaannya untuk lebih memahami pikiran anak yang pendiam.
4. Hindari memojokkan anak
Memojokkan anak yang diam dengan cara membandingkannya dengan orang lain bukan cara yang tepat untuk menghadapinya.
Justru, anak akan merasa tertekan jika Anda memaksanya untuk menjadi orang lain.
Sebagai contoh, hindari mengucapkan kata-kata, “Bagaimana kamu bisa punya teman kalau kamu diam di kamar terus?” atau “main sana di luar seperti kakakmu!”
Daripada fokus kepada kekurangan anak yang tidak banyak bicara, cobalah untuk lebih fokus pada kelebihan yang dimilikinya.
5. Jangan memberi label pada anak
Anda tentu tidak senang jika diberi label oleh orang lain. Begitu pula dengan anak, ia juga tidak senang jika diberi label oleh kedua orangtuanya.
Maka dari itu, hindari memberikan label kepada anak Anda. Jangan mengatakan bahwa anak Anda pendiam karena ia malu.
Lebih baik katakan bahwa anak Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan orang baru dan itu bukan sebuah masalah.
6. Latih anak untuk bersosialisasi
Untuk membantu mengatasi anak pendiam, Anda juga dapat melatih anak bersosialisasi. Mulailah dari situasi sosial dengan lingkup yang kecil terlebih dahulu.
Sebagai contoh, lakukan play date atau bermain dengan satu teman baru.
Namun, jangan memaksakan anak untuk berinteraksi dalam situasi sosial tersebut jika ia belum siap.
Pasalnya, hal tersebut justru bisa memicu rasa cemas dan anak semakin enggan melakukannya.
7. Rencanakan dengan matang
Jika Anda ingin membantu anak Anda untuk bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya, rencanakan dengan matang.
Misalnya, saat anak Anda mendapatkan undangan ulang tahun dari temannya, beri tahu bahwa ia akan datang dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada temannya.
Anda juga bisa membantu anak untuk latihan berdialog dengan temannya, misalnya dengan berpura-pura menjadi temannya.
Hal ini bisa membantu anak agar lebih natural saat nanti melakukan dialog yang sesungguhnya dengan teman.
8. Beri anak pujian
Saat anak berhasil melakukan sebuah interaksi dengan teman yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, tidak ada salahnya memberinya pujian.
Ucapkan bahwa anak Anda hebat karena telah berani melawan rasa takutnya. Namun, pastikan bahwa Anda memuji anak dengan cara yang tepat dan tidak berlebihan.
Kesimpulan
- Anak yang pendiam tak selamanya buruk. Namun tak ada salahnya untuk mulai membantu anak belajar bersosialiasi sedini mungkin.
- Membantunya bersosialisi turut mendukung perkembangan si Kecil.
- Meski begitu, jika ia biasanya ceria tapi tiba-tiba jadi pendiam, cari tahu penyebabnya agar Anda tahu bagaimana cara tepat mengatasinya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]