Manfaat olahraga untuk membuat tubuh sehat dan bugar tidak perlu diragukan lagi. Namun ternyata, olahraga juga bisa membuat anak pintar dan berprestasi cemerlang di sekolah. Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apakah benar olahraga membuat anak pintar?
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin tidak hanya meningkatkan kesehatan anak secara fisik, tetapi juga kemampuan akademiknya.
Misalnya berolahraga atau melakukan kegiatan aktif lainnya di sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa olahraga bisa membuat anak menjadi lebih pintar.
Fakta tersebut ditemukan oleh WHO Eropa sebagai bagian dari upayanya untuk memastikan anak-anak muda melakukan aktivitas fisik ringan hingga sedang setidaknya selama 60 menit setiap hari.
Menurut WHO, aktivitas fisik terbukti membantu meningkatkan kemampuan kognitif, motorik, dan sosial, sekaligus kesehatan metabolisme dan muskuloskeletal anak.
Dengan diperolehnya kemampuan tersebut setelah olahraga, anak bisa menjadi lebih pintar dan membuat kemampuan akademik anak juga ikut meningkat.
Technical Officer di the WHO European Office for the Prevention and Control of Noncommunicable Diseases Stephen Whiting mengatakan sebenarnya sulit untuk mengukur secara pasti dampak aktivitas fisik terhadap akademis.
Namun, banyaknya manfaat berolahraga untuk anak-anak dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kegiatan olahraganya.
Jadi melihat fakta di atas, penting bagi anak untuk melakukan kegiatan fisik yang cukup setiap hari, terlepas dari dampaknya terhadap kemampuan akademis agar membuat anak menjadi lebih pintar.
Alasan olahraga bisa membuat anak lebih pintar
Ada banyak alasan mengapa aktivitas fisik, termasuk olahraga, dapat meningkatkan kemampuan akademik dan membuat anak lebih pintar. Berikut beberapa di antaranya.
1. Meningkatkan perkembangan otak
Latihan kardiovaskular dan aktivitas fisik membantu meningkatkan perkembangan otak dan intelektual anak-anak. Olahraga diketahui bisa meningkatkan fokus dan daya ingat.
Secara spesifik, olahraga aerobik dan latihan ketahanan juga bisa meningkatkan kemampuan kognitif, kelancaran berpikir, dan kecerdasan.
Maka dari itu, aktivitas fisik selama, sebelum, dan sesudah sekolah bisa mendukung prestasi akademik anak.
Bahkan, hanya satu sesi aktivitas fisik dipercaya dapat memiliki efek positif langsung pada kinerja akademik.
Peran olahraga terhadap perkembangan otak
- Mengoptimalkan pola pikir untuk meningkatkan kewaspadaan, perhatian, dan motivasi.
- Mempersiapkan dan mendorong sel saraf untuk terhubung satu sama lain agar informasi baru bisa lebih mudah diproses oleh otak.
- Meningkatkan pertumbuhan sel saraf dari sel punca di hippocampus.
2. Meningkatkan kemampuan sosial
Kegiatan fisik berkelompok, seperti olahraga tim, membantu menunjang keterampilan hidup dan nilai-nilai sosial, seperti menghormati orang lain.
Selain itu, olahraga juga diketahui bisa meningkatkan aliran darah, pertumbuhan sel, ukuran otak, dan juga proses pengiriman sinyal di dalam tubuh.
Hal-hal di atas bisa mendorong otak untuk meningkatkan kemampuan pengendalian perilaku dan proses informasi.
Adapun fakta-fakta tentang olahraga tersebut dapat memudahkan proses belajar, sehingga bisa membuat anak jadi pintar.
3. Meningkatkan fungsi organ tubuh
Olahraga diketahui mampu meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru anak-anak.
Bukan cuma itu, aktivitas fisik ini pun dapat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit arteri koroner.
Dengan begitu, anak bisa belajar dengan lebih optimal karena tubuh bisa berfungsi dengan baik dan terhindar dari penyakit.
4. Mencegah kerusakan sel otak
Penelitian terkini menunjukkan bahwa olahraga bisa menghasilkan zat yang melindungi neuron atau sel saraf dari radikal bebas dan oksidan yang merusak sel-sel di dalam tubuh.
Ini menandakan olahraga bisa berfungsi sebagai terapi untuk membantu mengatasi kondisi kronis yang terjadi akibat gangguan otak.
Gangguan otak yang dialami anak tentu bisa menghambat proses belajarnya.
5. Menjaga kesehatan mental anak
Selain alasan di atas, olahraga juga diketahui bisa meningkatkan kesehatan mental anak dan membantu mengatasi gangguan mental yang terjadi.
Gangguan mental yang anak alami tentu bisa menghambat kegiatan belajarnya. Beberapa masalah mental yang mungkin bisa dikontrol oleh olahraga, misalnya berikut ini.
- Stres. Misalnya akibat tekanan dari teman, pekerjaan rumah (PR) yang banyak, dan standar nilai tes yang tinggi. Dengan berolahraga, anak bisa mengendalikan emosi dan perasaannya dengan lebih baik.
- Gangguan panik dan kecemasan. Sebagian besar studi menunjukan, latihan aerobik diketahui dapat mengurangi gejala kecemasan pada anak.
- Depresi. Latihan aerobik diketahui bisa meredakan gejala depresi pada anak dengan memproduksi endorfin dan dopamin yang bisa membantu meningkatkan suasana hati dan konsentrasi.
Tahukah Anda?
Anak yang menderita ADHD bisa mengalami kesulitan di sekolah karena ia harus duduk diam, konsentrasi, dan memperhatikan penjelasan guru.
Olahraga yang berpola, seperti bela diri, balet,
skateboard, atau senam, diketahui dapat membantu meredakan
gejala ADHD pada anak, sehingga memudahkannya untuk belajar di sekolah.
Berapa lama durasi olahraga yang disarankan untuk anak dan remaja?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan anak usia 6—17 tahun setidaknya melakukan aktivitas fisik selama 60 menit setiap hari.
Bukan hanya membuat anak menjadi lebih pintar, olahraga selama waktu tersebut diduga bisa meningkatkan nilai anak menjadi satu tingkat lebih baik. Misalnya, nilai anak meningkat dari C menjadi B.
Sebagian besar aktivitas fisik tersebut sebaiknya berupa latihan aerobik, seperti berjalan atau berlari.
Namun, anak juga harus melakukan latihan otot, seperti push-up atau senam, dan juga latihan kekuatan tulang, seperti lompat tali, setidaknya tiga hari setiap minggu.
Dengan aktivitas fisik tersebut, manfaat olahraga untuk membuat anak menjadi lebih pintar mungkin bisa didapat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]