Kenapa orangtua banyak yang tidak bisa menahan emosi pada anak?
Salah satu alasan kuat mengapa orangtua tidak bisa menahan emosi pada anaknya ketika mereka berbuat salah adalah rasa takut. Ya, rasa takut bisa membuat orangtua spontan berteriak atau bahkan memukul anak. Misalnya ketika anak bermain air di dekat peralatan listrik yang tentu sangat berbahaya. Sudah diperingatkan berkali-kali, tapi anak tidak mengindahkan kata-kata orangtuanya, sampai air hampir tumpah ke colokan listrik.
Karena sangat takut akan bahaya anak tersengat listrik (kesetrum), Anda pun mungkin secara refleks berteriak padanya untuk berhenti main air.
Biasanya, kondisi orangtua yang sedang banyak pikiran atau stres berat, juga bisa menjadi salah satu hal yang membuat mereka tidak bisa menahan emosi pada buah hatinya. Padahal, wajar saja kalau anak-anak berbuat nakal atau melakukan kesalahan. Ini karena anak-anak memang sedang belajar soal batasan perilaku, mana yang diperbolehkan orangtua dan mana yang akan dilarang.
Lalu, bagaimana cara menahan emosi saat anak berbuat salah?
1. Apakah Anda benar-benar harus marah?
Sering kali saat Anda marah kepada anak, masalahnya sebenarnya sepele. Maka, tetapkan dulu batasan-batasan perilaku mana yang perlu ditindak tegas dan mana yang masih bisa dibicarakan baik-baik. Ingat, tidak semua kenakalan anak harus direspon dengan cara memarahi atau menghukum anak. Dengan begitu, Anda pun akan lebih tenang dalam menghadapi ulah si kecil.
2. Waktu mau marah, tenangkan diri Anda
Saat Anda melihat anak Anda berulah yang menjengkelkan, Anda mungkin jadi naik pitam dan akhirnya berteriak atau membentak. Anda bisa menghindari luapan emosi ini dengan berbagai cara untuk membuat diri serileks mungkin.
Hal pertama yang paling mudah dilakukan adalah dengan cara menarik napas sedalam mungkin. Embuskan dan ulangi beberapa kali sampai emosi Anda lebih stabil. Kedua, Anda bisa pergi menjauh dulu dari si kecil, misalnya ke kamar. Jika sudah merasa lebih tenang, Anda baru boleh mengajak anak berbicara dan memberikan arahan untuk tidak mengulangi perilakunya lagi secara tegas.