backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

9 Cara Menghilangkan Trauma yang Berkepanjangan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 22/05/2024

9 Cara Menghilangkan Trauma yang Berkepanjangan

Trauma yang dibiarkan berkepanjangan bisa mengganggu kesehatan mental orang yang mengalaminya. Memang tidak mudah untuk menghilangkan trauma sepenuhnya, tetapi ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda coba.

Berbagai cara menghilangkan trauma

Meski mengalami peristiwa yang sama, setiap orang bisa memberikan respons yang berbeda. Ada yang bisa pulih dalam hitungan hari, tapi ada juga yang rentan mengalami trauma.

Selain menjalani perawatan bersama penyedia layanan kesehatan profesional, Anda bisa melakukan berbagai cara berikut untuk menghilangkan trauma.

1. Terima perasaan yang muncul

menangis darah

Marah, merasa bersalah, sedih, dan gelisah merupakan bentuk emosi yang kerap muncul ketika Anda mengingat kembali peristiwa traumatis di masa lalu.

Ketika Anda merasakan emosi tersebut, jangan berusaha melawannya. Sebaliknya, terimalah perasaan tersebut karena itu merupakan hal yang wajar.

Meredam emosi negatif justru bisa menyebabkan trauma berkepanjangan. Sebaliknya, menerima perasaan tersebut merupakan bagian dari healing atau upaya penyembuhan diri.

2. Rutin olahraga

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Frontiers in Psychology (2022) menunjukkan bahwa berolahraga tiga kali dalam satu minggu selama 30–60 menit dapat menurunkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Manfaat olahraga untuk suasana hati berasal dari efek olahraga terhadap peningkatan produksi endorfin, hormon yang berfungsi memperbaiki suasana hati.

Dalam penelitian tersebut, olahraga yang dipilih untuk mengatasi trauma akibat PTSD adalah senam aerobik, yoga, dan angkat beban.

Namun, endorfin sendiri sebenarnya bisa dihasilkan dengan melakukan olahraga lain, seperti lari, berenang, dan masih banyak lagi.

3. Jangan terlalu sering menyendiri

Ingin menyendiri saat dilanda emosi negatif tentu merupakan hal yang wajar. Namun, jika dilakukan terlalu lama, kebiasaan menyendiri justru bisa memperburuk kondisi Anda.

Itu sebabnya orang yang sedang berupaya pulih dari trauma dianjurkan untuk tidak terlalu sering menyendiri, bahkan meskipun hal ini sulit untuk dilakukan.

Saat bertemu orang lain, Anda tidak perlu membicarakan jenis trauma yang Anda rasakan jika memang tidak nyaman. Cobalah membicarakan hal yang lain yang membuat perasaan Anda membaik.

Membangun hubungan dengan keluarga, sahabat, teman lama, maupun komunitas yang baru Anda ikuti akan membantu Anda menyadari bahwa Anda tidak sendiri.

4. Terapkan pola hidup sehat

Kesehatan fisik dan mental merupakan dua hal yang berjalan beriringan. Artinya, kondisi fisik yang buruk bisa mengganggu kesehatan mental, begitu pula sebaliknya.

Karena itulah penerapan pola hidup sehat menjadi salah satu cara untuk menghilangkan trauma berkepanjangan.

Berikut ini adalah beberapa contoh gaya hidup sehat yang bisa Anda lakukan.

  • Perbanyak mengonsumsi buah, sayur, dan makanan tinggi protein.
  • Kurangi konsumsi makanan cepat saji, makanan berpengawet, makanan terlalu manis, dan makanan tinggi lemak.
  • Istirahat yang cukup, usahan mencapai 7–8 jam per hari.
  • Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang.

5. Tuangkan perasaan Anda ke dalam tulisan

menulis buku harian

Menulis atau membuat jurnal merupakan salah satu cara yang banyak dipilih orang untuk mengatasi stres dan emosi yang muncul saat menghadapi atau mengingat trauma di masa lalu.

Dengan menulis, Anda bisa mengungkapkan hal-hal yang tak bisa Anda ucapkan. Bahkan, Anda mungkin bisa lebih memahami apa yang sebenarnya membuat Anda trauma.

Jika Anda memiliki beberapa trauma sekaligus, menulis akan memberi Anda kesempatan untuk menentukan prioritas permasalahan yang perlu diselesaikan.

Setelah menuangkan perasaan melalui tulisan, Anda bisa menguraikan langkah-langkah penyelesaiannya secara bertahap.

6. Belajar mencintai diri sendiri

Peristiwa traumatis sering kali muncul kembali ketika Anda terlalu fokus atau mengasihani orang lain. Padahal, di dalam tahap pemulihan trauma, Anda harus fokus pada diri sendiri.

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan fokus pada diri sendiri adalah dengan belajar self-love.

Bagi beberapa orang, mencintai diri sendiri memang tidak mudah. Untuk mencobanya, mulailah mencari hal-hal yang membuat Anda bahagia, seperti mendengarkan musik, menonton film, atau kegiatan lainnya.

7. Berhenti menyalahkan diri sendiri

Meski menjadi korban, seseorang yang mengalami kejadian traumatis sering kali merasa malu atas apa yang mereka rasakan sehingga enggan bercerita pada orang lain. Hal ini banyak terjadi pada korban pelecehan seksual.

Yakinkanlah diri sendiri bahwa Anda tidak bersalah. Pasalnya, jika keyakinan tersebut belum muncul, akan sulit bagi Anda untuk menerima dukungan dari orang lain dan menghilangkan trauma tersebut.

Percayalah bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Selagi Anda menyadari kesalahan tersebut dan berusaha memperbaikinya, tak perlu malu untuk menunjukkan diri Anda.

8. Cari bantuan profesional

Trauma bukanlah kondisi yang bisa disepelekan. Maka, jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah melakukan berbagai cara di atas, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Belum lagi, trauma masa lalu bisa disebabkan oleh berbagai kondisi atau peristiwa yang mungkin tidak Anda sadari.

Artinya, Anda mungkin sudah berhasil menangani salah satu trauma tersebut, tetapi masih membutuhkan bantuan profesional untuk berdamai dengan trauma lainnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa berdamai dengan trauma bukanlah hal yang mudah. Proses ini bisa memakan waktu yang cukup panjang dan pasti akan membuat Anda kelelahan.

Meski begitu, bukan berarti hal ini mustahil untuk dilakukan. Yang terpenting adalah konsisten melakukan langkah-langkah yang diperlukan dan tetap berupaya menyayangi diri sendiri dalam prosesnya.

Kesimpulan

Cara terbaik untuk menghilangkan trauma adalah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater sembari menerapkan gaya hidup sehat. Berdamai dengan trauma memang tidak mudah. Namun, dengan bantuan dari ahlinya dan keinginan yang kuat, beban tersebut akan jauh berkurang.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 22/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan