Sebenarnya, minum kopi bukan menjadi sebuah keharusan untuk anak. Akan tetapi, sebagian orangtua ada yang memberikan kopi kepada si Kecil walaupun dalam takaran sedikit. Sebenarnya, apakah anak kecil boleh minum kopi? Berapa kadar kafein untuk anak? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Bolehkah anak kecil minum kopi?
Secara umum, anak-anak tidak disarankan untuk minum kopi karena kafein yang terkandung dalam kopi dapat berdampak negatif pada perkembangan anak.
Kopi adalah minuman yang mempunyai kadungan kafein, yaitu zat psikoaktif alami. Maka dari itu, Anda perlu mempertimbangkan boleh atau tidaknya minum kopi pada masa perkembangan anak.
Pada dasarnya, belum ada standar resmi dari badan kesehatan mengenai mulai usia berapa si Kecil boleh minum kopi, yang bisa orangtua gunakan sebagai patokan.
Mengutip dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, saat ini sebagian besar dokter anak menyarankan agar anak tidak mengonsumsi kafein termasuk kopi pada usia di bawah 12 tahun.
Jadi, semakin kecil usia anak sebaiknya Anda mempertimbangkan kembali pemberian asupan kafein dari minum kopi walaupun sudah tercampur dengan susu.
Berapa banyak anak kecil boleh minum kopi?
Pada dasarnya, kandungan kafein yang menyebabkan kopi sebagai salah satu minuman yang berisiko bagi anak-anak.
Kafein adalah zat stimulan alami dalam berbagai jenis minuman seperti kopi, soda, minuman energi, dan teh. Fungsi dari zat stimulan ini adalah membantu Anda tetap terjaga dan berenergi.
Kopi merupakan salah satu minuman dengan kandungan kafein tertinggi. Dalam satu cangkir kopi, kira-kira terdapat 95 miligram kafein.
Hampir sama seperti menentukan usia anak kecil boleh minum kopi, belum ada pula rincian dosis kafein yang terbukti aman untuk anak-anak.
Sebagian dokter menyarankan untuk tetap membatasi asupan kafein, yaitu paling banyak adalah 100 mg untuk anak dalam rentang usia 12–18 tahun.
Namun, negara Canada mempunyai aturan sendiri dalam batasan dosis harian kafein termasuk kopi untuk anak, yaitu sebagai berikut.
- Anak usia 4–6 tahun, sekitar 45 mikrogram.
- Usia 7–9 tahun, sekitar 62,5 mikrogram.
- Usia 10–12 tahun, 85 mikrogram.
- Perkembangan remaja, 85–100 mikrogram.
Tak hanya kopi, Anda sebaiknya memperhatikan kadar kafein yang anak konsumsi seperti soda, teh, atau minuman berenergi.
Apa efek samping kopi untuk anak?
Mungkin ada manfaat kafein dari kopi yang bisa didapat, terutama pada orang dewasa. Namun, mengonsumsi minuman ini juga bisa menimbulkan sejumlah efek samping.
Pada orang dewasa, risiko yang bisa terjadi antara lain diare, sakit perut, sulit tidur, dan kegelisahan.
Sementara pada anak kecil, minum kopi diketahui bisa memengaruhi tumbuh kembang serta kondisi kesehatannya kelak. Berikut adalah beberapa risiko atau efek samping minum kopi pada anak.
1. Insomnia
Orangtua perlu memastikan waktu tidur anak tercukupi agar fungsi tubuhnya dapat bekerja maksimal.
Jika anak minum kopi, kafein masih tersimpan dalam tubuh hingga 8 jam setelahnya. Jadi, ketika waktunya tidur, anak masih tetap terjaga dan belum merasakan dorongan untuk beristirahat.
Jam tidur pun akan terganggu, sementara anak-anak biasanya harus bangun pagi untuk bersiap ke sekolah.
Merasa kurang tidur, mereka pun akan mencari kopi lagi keesokan harinya untuk menambah stamina dan kewaspadaan.
Siklus ini akan terus berulang hingga mengakibatkan anak susah tidur hingga insomnia di malam hari.
2. Hiperaktif
Bagi orang dewasa, efek kopi dalam menambah energi bisa menjadi hal yang sangat membantu untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari.
Akan tetapi, anak kecil yang minum kopi akan menunjukkan perilaku gelisah, sulit konsentrasi, dan hiperaktif. Alih-alih jadi waspada, anak mungkin menjadi kurang berhati-hati dalam beraktivitas.
Ini karena anak-anak jauh lebih rentan terhadap kafein daripada orang dewasa. Selain itu, anak juga masih lebih sulit mengendalikan diri.
3. Ganggu penyerapan kalsium
Kafein adalah zat yang bisa mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh. Kopi yang mengandung kafein bersifat diuretik, yaitu memicu produksi air seni.
Semakin cepat keluarnya air seni atau urine, semakin banyak pula kalsium yang belum terserap tubuh ikut terbuang.
Padahal, anak membutuhkan asupan kalsium untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat. Kekurangan kalsium berisiko menghambat pertumbuhan dan menyebabkan masalah seperti gigi berlubang.
4. Penurunan selera makan
Kopi adalah minuman stimulan yang akan berdampak buruk pada selera makan anak.
Sementara, anak dalam masa pertumbuhannya sangat membutuhkan berbagai asupan gizi dari makanan. Maka, hati-hati jika anak sudah boleh minum kopi.
Apalagi, kopi tidak hanya memengaruhi selera makan, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan pada anak, seperti gejala mual atau sakit perut.
5. Ketergantungan
Apabila si Kecil sudah sering minum kopi, kandungan kafeinnya bisa memicu ketergantungan. Lama-kelamaan, anak harus minum lebih banyak kopi untuk membantunya tetap terjaga.
Terlalu banyak minum kopi berisiko menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung atau kerusakan saraf. Risiko ini semakin tinggi jika terbiasa minum kopi sejak dini.
Konsultasikan lebih lanjut mengenai status gizi anak kepada dokter. Anda juga bisa menanyakan lebih lanjut mengenai asupan kafein yang aman untuk anak.
Kesimpulan
- Umumnya, anak-anak tidak disarankan untuk minum kopi karena diduga ada risiko gangguan perkembangan yang dapat terjadi akibat dampak buruk dari kafein.
- Pasalnya, kopi merupakan jenis minuman dengan kandungan kafein yang paling tinggi. Dampak buruk kafein pada tubuh anak meliputi insomnia, hiperaktif, gangguan penyerapan kalsium, penurunan selera makan, dan ketergantungan.
- Pada dasarnya, belum ada batas usia resmi yang bisa menjadi acuan kapan bisa memberi kopi kepada anak. Untuk itu, sebaiknya hindari memberikan kopi untuk si Kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]