Sikap orangtua yang tidak mengerti perasaan anak kerap kali menimbulkan konflik dalam keluarga. Padahal, keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang dapat memengaruhi tumbuh kembangnya serta memberikan dampak yang terus berlanjut hingga ia dewasa.
Kenapa orangtua tidak mengerti perasaan anak?
Kecenderungan orangtua untuk mengabaikan perasaan dan perkembangan emosi anak pada usia tumbuh kembangnya dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental anak.
Mengutip NCIS, kondisi ini disebut dengan childhood emotional neglect (CEN). Pengabaian perasaan dan emosional masa kecil terjadi ketika orangtua gagal untuk merespons anaknya dalam memenuhi kebutuhan emosionalnya.
Berikut adalah sejumlah alasan yang paling sering terjadi kenapa orangtua tidak mengerti perasaan anak.
1. Terlalu sibuk
Alasan kenapa orangtua tidak mengerti perasaan anak, yaitu karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Orangtua hanya berfokus pada kegiatannya tanpa terlibat langsung dalam pola asuh anak.
Akibatnya, orangtua tidak dapat memenuhi kebutuhan emosional anak. Hal inilah yang kerap memicu emosi dan konflik antara orangtua dan anak.
Padahal, salah satu cara agar mengerti perasaan anak, yaitu orangtua harus tahu betul bahwa penting untuk menghabiskan waktu bersama anak, seperti bermain, ngobrol, atau hanya sekadar memeluk anak.
2. Kurang komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penting untuk menghabiskan sedikit waktu bersama anak-anak Anda. Dengan begitu, komunikasi pun akan terbangun.
Setelah komunikasi terbangun, anak akan merasa nyaman dan terbuka pada orangtuanya untuk bercerita, sehingga orangtua bisa mengerti perasaan anak.
Sebaliknya, jika komunikasi kurang, maka orangtua menjadi sulit atau bahkan tidak memahami betul perasaan anak.
3. Kurang memahami diri sendiri
Alasan lain kenapa orangtua tidak bisa mengerti perasaan anak, yaitu karena kurang memahami diri sendiri.
Memahami diri sendiri menjadi langkah awal dan penting agar Anda bisa mengerti perasaan anak.
Hal itu dikarenakan bila Anda belum bisa memahami diri sendiri, maka akan sulit untuk memiliki kepekaan.
Apabila anak tengah berkeluh-kesah, Anda akan bingung dan tidak tahu cara meresponsnya.
4. Menerapkan pola asuh yang turun-menurun
Saat ini banyak orangtua yang menerapkan pola asuh turun-menurun. Alasan inilah yang membuat orangtua tidak mengerti perasaan anak.
Pasalnya, hal tersebut belum tentu baik dan tiap anak memiliki karakter yang berbeda. Orangtua dan anak masing-masing hidup pada zaman yang berbeda.
Jadi, pola asuh yang terdahulu, seperti penerapan pola asuh pengabaian, belum tentu cocok digunakan pada saat ini.
Alangkah baiknya orangtua menyesuaikan pola asuh anak terhadap karakternya dan mengikuti perkembangan zaman.
Apa akibat yang terjadi bila orangtua tidak mengerti perasaan anak?
Pengalaman anak yang mengalami pengabaian oleh orangtua tentu akan tersimpan di memorinya hingga ia dewasa.
Tidak hanya itu, hal ini mungkin juga akan berdampak terhadap perilakunya pada masa depan, di antaranya sebagai berikut.
1. Terlalu bersikap keras pada diri sendiri
Kondisi ini ditandai dengan sikap anak yang mudah marah dan kecewa akan dirinya karena memiliki standar yang terlalu tinggi untuk dipenuhi dalam kehidupannya.
Anak Anda juga cenderung merasa rendah diri dan mengkritik dirinya sendiri tanpa habis untuk dibandingkan dengan orang lain.
2. Kurang rasa kepemilikan
Anak yang mengalami pengabaian dari orangtuanya lebih mungkin merasa bahwa ia tidak klop di lingkaran sosial manapun, baik itu lingkungan keluarga maupun teman.
Ketika anak bersosialisasi pun cenderung merasa tidak nyaman serta berupaya menjauhkan diri dari orang terdekat.
3. Sering merasa tidak puas
Tanda anak kurang perhatian orangtua, yakni cenderung merasa ada yang salah dalam diri mereka sepanjang waktu.
Akibatnya, mereka juga kesulitan untuk mengenali apa yang sebenarnya ia butuhkan dan membuat perencanaan untuk hidupnya.
4. Kesulitan memahami perasaan diri sendiri
Orangtua yang tidak mengerti perasaan anak akan memicu perasaan marah atau sedih tanpa mengetahui sebab yang jelas.
Selain itu, anak pun akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosi saat mereka marah ataupun sedih.
5. Mengalami stres
Stres pada anak biasanya muncul akibat akumulasi dari ketidakmampuan dirinya untuk mengekspresikan perasaan dan emosi dengan baik.
Hal itu membuat anak merasa kesepian dan juga terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
Namun, dengan memendam perasaan negatif sendirian, ini artinya anak tidak memiliki kemampuan beradaptasi yang efektif untuk memecahkan masalah.
Bahkan, ia mungkin akan sulit untuk memperoleh dukungan sosial guna mengatasi masalah yang sedang ia hadapi.
Hal yang orangtua harus lakukan agar lebih mengerti perasaan anak
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk lebih mengerti perasaan dan membangun komunikasi yang baik dengan anak.
- Bantulah anak untuk memahami perasaannya dengan menanyakan apa yang terjadi dan pahami perasaan marah atau sedih tersebut dengan menunjukkan apa yang harus dilakukannya.
- Membiasakan anak untuk menyampaikan apa yang membuatnya kesal atau sedih, dengan begitu Anda dapat lebih mudah memberikan bantuan terhadap anak.
- Tunjukan simpati dengan menanyakan masalah yang sedang dialami dan yakinkan bahwa Anda akan selalu siap membantunya.
- Bantu anak untuk menerima keadaan dan mencoba mengikhlaskan suatu kejadian dan perilaku orang lain yang membuatnya kesal ataupun marah.
Intinya, pastikan Anak Anda mendapat perhatian yang cukup dan cobalah untuk mengerti perasaan anak agar akibat-akibat di atas bisa terhindar demi tumbuh kembang anak hingga masa depannya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]