backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Tanda Tantrum pada Anak yang Melebihi Batas Normal

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 04/01/2021

    5 Tanda Tantrum pada Anak yang Melebihi Batas Normal

    Tantrum pada anak adalah keadaan ketika anak mengeluarkan emosi dengan cara mengamuk, marah, menangis kencang, hingga membanting barang-barang. Biasanya, tantrum terjadi saat ia memiliki dua emosi yang kuat, yaitu kemarahan dan kesedihan yang berlebihan. Kondisi ini sebenarnya normal terjadi pada anak, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan. Menurut Belden, seorang psikolog perkembangan anak, mengatakan bahwa setiap anak sangat mungkin mengalami tantrum. Namun jika sudah berlebihan, tantrum bisa jadi tanda bahwa ada masalah pada perkembangan si kecil.

    Tantrum pada anak wajar, tapi ketahui batasannya

    1. Memiliki frekuensi mengamuk yang sering

    Anak-anak yang belum bersekolah akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama anggota keluarganya. Perhatikan jika ia mengalami tantrum sekitar 10 sampai 20 kali dalam satu bulan di rumah, atau lebih dari 5 kali amukan sehari yang terjadi selama beberapa hari. Jika buah hati Anda mengalami tanda-tanda ini, kemungkinan ia berisiko untuk mengalami masalah kejiwaan yang serius.

    2. Mengamuk dalam waktu yang lama

    Anak tantrum dalam durasi yang sebentar saja sudah bikin orangtua pusing, apalagi jika anak mengamuk dalam waktu yang cukup lama, misalnya hingga 20 atau bahkan 30 menit. Jika anak memang mengalami gangguan mental, maka durasi waktu mengamuknya akan lebih lama dan konstan dibandingkan dengan anak normal.

    Misalnya, pada anak yang normal, ia akan mengamuk pada 1 jam pertama dan periode tantrum selanjutnya hanya 20-30 detik saja. Akan tetapi bila si kecil punya masalah dengan kesehatan mentalnya, maka ia akan mengamuk selama 25 menit dan tak berhenti. Jadi, saat ia mengamuk di waktu berikutnya maka akan memakan waktu selama 25 menit atau lebih. 

    3. Saat mengamuk, berkali-kali melakukan kontak fisik dengan orang lain

    Bukan hal yang aneh saat si kecil mengalami tantrum hingga menendang atau bahkan memukul orang terdekat mereka. Tantrum pada anak yang tidak normal bisa dinilai dengan melihat perilakunya saat mengamuk.

    Jika sudah sering melakukan kontak fisik seperti memukul, mencubit atau bahkan menendang orang-orang di sekitarnya, maka ini sudah di luar batas wajar. Bahkan pada beberapa kasus, keluarga lebih memilih melindungi diri mereka karena kesulitan meredakan amarah si kecil. Waspada akan hal ini, sebab hal ini bisa jadi tanda bahwa si kecil memiliki gangguan pada dirinya.

    4. Marah hingga melukai diri sendiri

    Bila si kecil marah dan mengamuk hingga melukai dirinya sendiri, maka itu tanda bahwa ia mungkin mengalami masalah kesehatan mental tertentu. Pada beberapa anak dengan depresi berat, akan cenderung untuk menggigit, mencakar, membenturkan kepala ke dinding, bahkan menendang berbagai beda di sekitarnya ketika ia sedang marah. 

    5. Belum mampu menenangkan diri sendiri

    Kebanyakan “episode” tantrum bertujuan karena anak ingin mendapat perhatian lebih dari Anda entah itu karena sedang lapar, lelah, atau menginginkan suatu benda tertentu. Si kecil cenderung tidak mampu untuk menenangkan dirinya sendiri setelah meluapkan emosinya. Jadi, Anda dituntut untuk bisa menenangkan anak setelah mengalami tantrum.

    Akan tetapi yang harus diingat, jangan lakukan hal ini setiap kali anak merengek hebat atau si kecil akan selalu bertindak seperti ini demi tercapainya hal yang mereka inginkan.

    menghadapi anak rewel

    Apa yang harus dilakukan jika anak memiliki tanda tantrum yang tidak normal ini?

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tantrum adalah hal yang normal terjadi dalam perkembangan buah hati Anda. Namun jika Anda menyadari kategori tantrum yang dialami anak Anda telah melewati batas, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, seperti:

    Pertama, mulailah dari diri Anda dan keluarga.

    Jika sebelumnya Anda sudah pernah mencoba bicara dengan anak Anda tentang kebiasaan buruknya, jangan menyerah hanya karena si kecil tidak menunjukkan adanya perubahan. Anda bisa mencoba dengan cara penyampaian lain yang sekiranya lebih mudah dicerna oleh si kecil.

    Beri juga contoh hal baik yang bisa si kecil lakukan jika sedang dilanda kemarahan atau kesedihan hebat. Biasanya sikap anak akan berubah seiring bertambah usia dan adanya atmosfer dari keluarga yang mendukung perubahan bagi sikap anak. 

    Berkonsultasi dengan psikolog anak

    Selanjutnya jika Anda merasa tidak mampu menangani hal ini, konsultasikan keadaan yang dialami anak Anda kepada psikolog. Tidak hanya keadaan anak, keadaan yang sedang terjadi dalam keluarga juga bisa Anda sampaikan untuk membantu psikolog menilai penyebab tantrum yang berbahaya pada si kecil.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 04/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan