Umumnya, tantrum mulai dirasakan anak pada usia sekitar 18 bulan dan kerap terjadi saat masa tumbuh kembang balita.
Saat tantrum, perilaku menyakiti diri sendiri atau orang lain seperti memukul dan menggigit kerap dilakukan Si Kecil.
Kondisi tersebut membuat Si Kecil cenderung merasa frustasi dan pada akhirnya akan berujung pada perilaku serta sikap tantrum, seperti menangis kencang, berteriak, atau mengamuk.
Cara mengatasi anak tantrum
Orang tua tidak perlu panik dan khawatir saat Si Kecil tantrum. Hal yang paling penting diperhatikan, orang tua harus tenang dan tidak ikut terpancing emosi, terlebih saat menghadapi anak tantrum di tempat umum.
Karena saat anak tantrum, mereka membutuhkan sosok orang tua untuk menemani dan membantu mengelola emosi.
Anak akan merasa aman, rasa kepercayaan mulai terbangun, dan belajar bahwa perasaan dapat dikelola. Berikut ini beberapa cara menghadapi anak tantrum:
1. Mengalihkan perhatian anak
Terapi anak tantrum yang satu ini dapat dilakukan dengan sederhana, misalnya melihat benda di sekitar.
Buat hal tersebut menjadi menarik agar anak mengalihkan emosinya menjadi rasa ingin tahu. Cari hiburan yang bisa membuatnya tersenyum.
2. Membiarkan anak untuk meluapkan perasaannya
Emosi Si Kecil juga perlu dikeluarkan agar merasa lega. Orangtua boleh membiarkan anak melampiaskan emosi dan menjauhkannya dari benda berbahaya atau tindakan yang bisa menyakiti dirinya. Kemudian menunggunya sampai selesai. Ini bisa menjadi terapi anak tantrum yang patut dilakukan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar