Terlambat bicara adalah masalah yang paling sering dikeluhkan orangtua terhadap si Kecil. Tak jarang, orangtua merasa ‘ketar-ketir” bila mendapati anak yang terlambat bicara, sehingga ia mencari berbagai cara agar anak cepat mendapatkan kemampuan ini.
Tak dipungkiri, peran orangtua memang sangat penting pada kondisi ini. Stimulasi dan rangsangan dari orangtua dapat membantu mendukung tumbuh kembang anak. Untuk mengetahui lebih jelas cara merangsang anak agar bisa bicara, simak ulasannya di bawah ini.
Bagaimana cara agar anak bisa cepat bicara?
Sering kali, anak terlambat bicara dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kelainan perkembangan bahasa atau bicara, gangguan pendengaran, disabilitas intelektual, ataupun minimnya komunikasi dengan orangtua.
Normalnya, bayi mulai mengoceh ketika usianya menginjak sekitar 6 bulan. Meski telah mengeluarkan suara, tetapi kata-kata yang diucapkan masih belum jelas.
Jika sudah begitu, orangtua harus rajin merangsang kemampuan anak agar cepat bicara dengan beberapa cara di bawah ini.
1. Ajak si Kecil berkomunikasi
Mulailah ajak si Kecil berkomunikasi sejak ia baru lahir. Hal ini dilakukan untuk merangsang indra pendengarannya sejak dini.
Nah, ketika anak sudah mulai bisa mendengar dan melihat secara jelas, sebagai orangtua, Anda harus sudah mulai mengajak si Kecil berinteraksi dan berbicara.
Jangan lupa beri perhatian kepada si Kecil dengan menatapnya saat ia mulai mengoceh. Buatlah diri Anda seekspresif mungkin untuk memancing respons gelak tawa si Kecil dan suara khas bayi yang menggemaskan.
2. Belajar sambil bermain
Bermain adalah cara paling ampuh untuk merangsang anak bicara. Anda bisa membacakan dongeng dengan berbagai macam jenis cerita sebelum tidur dan saat waktu luang.
Ketika anak mulai bosan, Anda bisa mengajaknya bermain dengan gambar-gambar pada flash card, puzzle, ataupun benda-beda lain yang memiliki bentuk dan gambar menarik.
Ajak juga si Kecil memainkan berbagai jenis permainan anak, seperti tebak-tebakan anggota tubuh dengan menanyakan di mana letak hidung, mata, kuping, dan mulut.
3. Ajukan pertanyaan yang lebih banyak
Jika anak sudah mulai mengeluarkan “bahasa ala bayi” dan memberi ragam respons, jangan ragu untuk menanggapinya.
Anda harus mempertegas apa yang si Kecil ucapkan dengan mengajukan pertanyaan yang lebih banyak, sehingga memungkinkan anak memberikan respons.
Contohnya, jika anak meminta minum atau mandi, Anda bisa berpura-pura menanyakan maksud ocehannya sambil tertawa atau tersenyum.
Meskipun respons jawaban yang Anda dapatkan tidak jelas atau bahkan tidak Anda pahami, Anda harus tetap meresponsnya.
Anda bisa menyiasatinya dengan mencoba mengulangi apa yang si Kecil katakan untuk memperjelas maknanya. Bukan malah merespons balik dengan menggunakan “bahasa ala bayi”.
4. Ajak anak bersosialisasi
Banyak sekali alasan di balik anak terlambat bicara. Salah satu yang sering terjadi adalah anak malu dan takut jika bertemu orang baru yang jarang ia jumpai.
Oleh karena itu, Anda harus sering mengajak anak bersosialisasi dengan lingkungan di luar rumah. Kenalkan si Kecil dengan teman-teman sebayanya.
Si Kecil akan belajar dari anak lainnya, entah dari segi cara bermain, berbicara, dan berinteraksi. Hal ini bisa menjadi salah satu terapi anak terlambat bicara.
5. Bernyanyi bersama
Pengulangan sajak atau lirik pada lagu anak-anak mungkin dapat menjadi cara merangsang stimulus anak agar ia bisa cepat bicara.
Anda bisa menambahkan beberapa gerakan sambil mengajaknya bernyanyi. Dengan begitu, anak akan meniru dan mengingat kata-kata apa yang Anda lantunkan.