Tahukah Anda kalau permainan anak dapat mendukung tumbuh kembang anak? Ya, bermain bukan sekadar untuk bersenang-senang, tapi juga bisa membangun kreativitas, imajinasi, dan keterampilan lain yang sangat baik untuk anak.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tahukah Anda kalau permainan anak dapat mendukung tumbuh kembang anak? Ya, bermain bukan sekadar untuk bersenang-senang, tapi juga bisa membangun kreativitas, imajinasi, dan keterampilan lain yang sangat baik untuk anak.
Namun, tidak semua jenis mainan anak sama. Yuk, ketahui berbagai jenis permainan yang baik dan bisa diberikan untuk anak!
Ada enam jenis permainan anak yang dilakukan sesuai usia, suasana hati, dan latar sosial.
Masing-masing jenis permainan ini punya banyak contoh pilihan yang bisa Anda lakukan atau praktikkan bersama si Kecil.
Permainan ini biasanya banyak dilakukan ketika si Kecil masih bayi. Tahap permainan ini mengacu pada kreativitas anak untuk menggerakkan tubuh secara acak dan tanpa tujuan.
Ini merupakan permainan paling dasar yang dilakukan oleh anak-anak. Tujuannya untuk melatih si Kecil agar bisa bebas berpikir, bergerak, dan berimajinasi tanpa aturan permainan.
Beberapa contoh permainan bebas yang bisa bayi Anda mainkan, seperti:
Namun, hindari mainan yang ukurannya kecil, mengeluarkan cahaya yang tajam, dan berukuran terlalu besar.
Sesuai dengan namanya, kata independent berarti sendiri. Maksudnya, orangtua hanya sebatas mengawasi anaknya saja ketika anak bermain sendiri.
Membiarkan anak bermain sendiri sangat penting untuk tumbuh kembang anak karena dapat mendorong terbentuknya sikap mandiri.
Tidak ada orang di sekitarnya yang ikut bermain justru membuat anak jadi lebih mengenal kemampuan dirinya sendiri.
Ini juga bisa meningkatkan rasa kepercayaan diri anak atas usahanya dalam menyelesaikan permainan.
Jenis permainan ini biasanya dilakukan oleh anak usia 2—3 tahun. Pada usia tersebut, anak-anak cenderung pemalu dan keterampilan komunikasinya belum cukup baik sehingga lebih nyaman untuk bermain sendiri.
Ada banyak cara untuk melakukan jenis permainan ini, contohnya:
Pernahkan Anda mengamati seorang anak yang hanya mengamati anak lain yang bermain?
Walaupun tidak ikut andil dalam permainan, anak tersebut sebenarnya sedang bermain juga. Ya, anak ini sedang melakukan “permainan mengamati“ (onlooker play).
Menariknya, meski tidak terlihat sedang bermain, tapi “permainan mengamati” ini punya manfaat tersendiri, seperti berikut.
Contoh permainan mengamati yang sering kali dilakukan oleh anak, yaitu:
Anda dapat memerhatikan anak-anak melakukan hal ini biasanya saat bermain di luar rumah.
Ketika berusia balita, si Kecil akan mengalami masa peralihan, yaitu dari bermain sendiri jadi mulai berbaur dengan teman-temannya.
Namun, pada awalnya mereka akan tetap bermain sendiri meski sedang bersama temannya. Hal ini disebut dengan parallel play.
Jadi ia akan cenderung fokus dengan mainan yang sedang ia mainkan, meski di sekitarnya ada temannya yang juga sedang bermain permainan yang sama.
Walaupun anak masih sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak memerhatikan temannya yang lain, jenis permainan ini memberikan kesempatan anak untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Misalnya, mereka saling bertukar mainan atau memulai obrolan kecil dengan temannya mengenai permainannya.
Beberapa aktivitas yang jadi permainan paralel untuk anak, di antaranya:
Nah, ketika semakin besar, si Kecil akan cenderung memainkan permainan asosiatif.
Tahap permainan ini hampir sama dengan permainan mengamati, tapi kali ini sang buah hati mulai ikut tertarik menirukan gerakan-gerakan permainan yang ia lihat.
Selama melakukan jenis permainan ini, anak tidak sekadar mengamati, tapi juga ikut berlarian bersama teman-temannya yang sedang bermain.
Dalam tahap ini, meski anak sudah mulai ikut permainan, ia masih belum mengetahui cara melakukan permainan tersebut dengan benar atau mengetahui peraturan dari permainan.
Namun, dengan lebih banyak bermain bersama teman, dilansir dari jurnal Early Childhood Reserach Quarterly, anak bisa mengembangkan lebih banyak kemampuan saat bermain.
Kemampuan tersebut seperti bersosialisasi, mau bergantian dengan temannya, memecahkan masalah, dan kemampuan bahasa.
Contoh mainan yang cocok untuk tahap ini yaitu mainan yang bisa digunakan oleh anak dan teman secara bersama atau bergantian, misalnya:
Jenis permainan anak ini merupakan tahapan akhir ketika anak benar-benar bisa bermain dengan temannya yang lain.
Biasanya, cooperative play dilakukan oleh anak-anak yang lebih besar atau sudah bersekolah.
Permainan ini menggunakan semua keterampilan sosial yang dimiliki anak, terutama dalam berkomunikasi.
Bukan hanya mengandalkan kemampuan sendiri, jenis permainan ini juga membangun kerja sama anak dan teman satu kelompoknya memiliki tujuan yang sama, baik itu menyelesaikan permainan atau memenangkan permainan.
Permainan berkelompok yang dapat dilakukan anak-anak, meliputi:
Dengan memilih jenis dan contoh permainan yang tepat untuk anak, Anda sebagai orangtua bisa membantu anak dalam mengembangkan kemampuanya selama masa tumbuh kembangnya.
Jadi, jangan melulu melarang anak untuk bermain, baik sendiri ataupun bersama dengan temannya. Cukup batasi dan arahkan dengan tepat saat anak bermain.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar