Kondisi perut yang membesar pada akhir trimester kehamilan dapat membuat tubuh terasa sakit dan pegal. Maka dari itu, ibu hamil biasanya menggunakan balsem untuk mengatasi hal tersebut. Lantas, apakah ibu hamil boleh pakai balsem?
Apakah pakai balsem saat hamil itu aman?
Ibu hamil perlu berhati-hati saat hendak menggunakan balsem. Pastikan Anda memperhatikan setiap kandungan yang ada di dalamnya.
Pasalnya, tidak semua bahan yang terkandung pada produk balsem aman untuk ibu hamil dan janin.
Berdasarkan Pregnancy Guidelines for Aromatherapists, ibu hamil sebaiknya berhati-hati terhadap balsem yang mengandung metil salisilat, minyak kamper, dan mentol.
Pasalnya, bahan-bahan tersebut bisa bersifat racun bila tertelan dan digunakan secara berlebihan.
Beberapa efek samping pakai balsem saat hamil
Memakai balsem memang dapat meredakan pegal dan membuat tubuh lebih rileks. Namun, berikut adalah beberapa efek pakai balsem saat hamil yang perlu Anda waspadai.
1. Reaksi alergi
Wanita mengalami perubahan hormon saat hamil. Hal ini dapat meningkatkan risiko alergi pada bumil yang pakai balsem. Gejalanya antara lain:
- ruam pada kulit,
- gatal-gatal,
- kesulitan bernapas, dan
- dada terasa sesak.
Jika pernah merasakan reaksi alergi dari produk yang mengandung mentol atau kamper, ada baiknya Anda menghindari penggunaan balsem saat hamil.
2. Iritasi luka bakar
Kulit ibu hamil cenderung lebih sensitif. Minyak esensial di dalam produk balsem dapat bersifat fotosensitif, yakni berisiko menyebabkan iritasi luka bakar bila terkena sinar matahari.
Pada kasus yang parah, kandungan furanokumarin dalam balsem dapat meningkatkan risiko kanker kulit bila terkena sinar ultraviolet (UV) matahari.
3. Risiko keguguran
Sebuah laporan menjelaskan kasus seorang remaja usia 16 tahun yang mengalami keguguran setelah menelan minyak kamper (camphor oil) yang bercampur dengan minuman anggur.
Minyak kamper adalah salah satu bahan yang umum terkandung dalam balsem. Bahan ini bisa bersifat racun bila tertelan dalam jumlah yang besar.
4. Keracunan saat hamil
Beberapa bahan yang biasanya digunakan dalam produk balsem, seperti metil salisilat, minyak kamper, dan mentol, dapat bersifat racun pada ibu hamil.
Keracunan ini dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti keguguran, gangguan hormonal, gangguan perkembangan embrio, dan gangguan metabolisme tubuh.
5. Interaksi dengan obat-obatan
Meskipun terbuat dari bahan herbal, balsem ternyata bisa berinteraksi dengan obat-obatan lain, terutama obat oles yang sedang digunakan saat hamil.
Interaksi ini dapat mengubah efektivitas obat tersebut. Bahkan dalam beberapa kasus, interaksi ini bisa meningkatkan risiko iritasi atau alergi kulit yang tidak diinginkan.
Cara aman pakai balsem saat hamil
Untuk menghindari berbagai efek samping pakai balsem pada ibu hamil, Anda bisa mencoba melakukan beberapa cara di bawah ini.
1. Hindari pakai balsem yang tidak bermerek
Sebaiknya hindari penggunaan balsem yang tidak bermerek atau tidak dikemas dengan baik.
Ini karena Anda tidak bisa memastikan apakah kandungan pada produk tersebut aman untuk digunakan saat hamil.
2. Baca label sebelum memakai balsem
Ketika memutuskan untuk pakai balsem saat hamil, pastikan Anda telah membaca aturan pakai dan peringatan yang tertera pada label kemasan.
Hindari penggunaan balsem bila tercantum peringatan bahwa produk tersebut tidak cocok bagi ibu hamil.
3. Lakukan tes pada kulit
Untuk mengantisipasi reaksi alergi, Anda bisa mencoba mengoleskan sedikit balsem pada bagian punggung tangan atau lengan bagian dalam, lalu diamkan selama 24 jam.
Apabila tidak terjadi keluhan apa-apa, barulah Anda dapat mengoleskan balsem pada bagian tubuh yang diinginkan.
4. Cuci tangan setelah mengoleskan balsem
Beberapa kandungan balsem, seperti metil salisilat dan kamper, bisa bersifat racun bila tertelan.
Untuk mencegah hal tersebut, ibu hamil harus selalu mencuci tangan dari sisa-sisa balsem setelah mengoleskannya dan sebelum menyentuh makanan.
5. Hindari menghirup balsem secara langsung
Menghirup balsem secara langsung memang akan memberikan efek yang menenangkan. Akan tetapi, sebaiknya hindari ini selama masa kehamilan.
Pasalnya, Anda berisiko menghirup balsem dalam kadar yang terlalu tinggi. Posisi menghirup balsem yang dekat dengan mulut juga membuat ibu hamil berisiko menelannya tanpa sengaja.
6. Jauhi paparan sinar matahari
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beberapa kandungan balsem bisa berbahaya untuk kulit yang terpapar sinar UV matahari.
Oleh karena itu, hindari berjemur atau pergi keluar rumah untuk sementara waktu ketika Anda menggunakan balsem.
7. Gunakan balsem seperlunya
Sebenarnya Anda boleh saja pakai balsem ketika hamil, asalkan Anda menggunakannya seperlunya.
Segera hentikan pemakaian balsem bila terjadi keluhan saat hamil, seperti iritasi kulit, pusing, atau sakit kepala yang tidak kunjung membaik.
Meskipun balsem bisa membantu meredakan pegal dan nyeri punggung, penting bagi ibu hamil untuk menggunakannya dengan sangat berhati-hati.
Untuk memastikan keamanan dari produk ini, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk menggunakan balsem.
Kesimpulan
- Berhati-hatilah saat menggunakan balsem karena sejumlah kandungannya bisa berbahaya untuk ibu hamil dan janin.
- Pakai balsem saat hamil bisa menyebabkan reaksi alergi, iritasi kulit, dan bahkan risiko keguguran dan keracunan bila tidak sengaja tertelan.
- Pastikan untuk membaca label, melakukan tes kulit, serta memakai balsem seperlunya untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]