backup og meta

Kortikosteroid Berlebihan, Apa Akibatnya pada Tubuh?

Kortikosteroid Berlebihan, Apa Akibatnya pada Tubuh?

Kortikosteroid atau disebut sebagai steroid merupakan obat antiradang yang digunakan untuk berbagai macam penyakit. Obat ini harus diresepkan oleh dokter. Jika tidak, risiko overdosis bisa muncul. Lantas, apa efek kortikosteroid berlebihan?

Efek samping kortikosteroid berlebihan

Beberapa nama kortikosteroid yang sering kita temukan, di antaranya prednison, metilprednisolon, dexamethasone, hidrokortison, betametason, dan triamsinolon.

Seluruh obat tersebut akan menimbulkan efek merugikan bila dikonsumsi berlebihan, apa saja?

1. Nafsu makan meningkat

Bagaimana hubungan kortikosteroid berlebihan dan nafsu makan? 

Obat ini ternyata membuat otak tidak bisa merespons hormon leptin atau hormon pemicu rasa kenyang dengan baik.

Akibatnya, Anda mudah lapar sehingga nafsu makan meningkat. Selain itu, steroid juga bekerja langsung pada bagian otak yang merangsang nafsu makan.

2. Berat badan naik

berat badan naik akibat kortikosteroid berlebihan

Obat ini pun bisa membuat berat badan naik. Nafsu makan yang meningkat bisa menyebabkan asupan kalori bertambah.

Bila tidak diimbangi aktivitas fisik, kalori berlebih ini disimpan dalam bentuk lemak.

Selain itu, steroid juga membuat kadar natrium di tubuh meningkat. Natrium merupakan mineral yang bisa mengikat air di dalam tubuh sehingga cairan menumpuk dan berat badan naik.

3. Otot melemah

Kortikosteroid berlebihan bisa menyebabkan masalah otot, seperti otot melemah.

Obat ini menghambat asam amino ke dalam sel-sel otot. Asam amino merupakan penyusun protein yang diperlukan untuk membangun otot.

Akibatnya, pembentukan otot pun terhambat dan kekuatan otot berkurang.

Selain itu, kortikosteroid seperti metilprednisolon menurunkan kadar kalium dan fosfat yang penting untuk membuat otot berkontraksi. Jadi, tubuh bisa terasa lemas.

4. Jerawat

Orang yang menyalahgunakan kortikosteroid secara berlebihan rentan mengalami jerawat.

Hingga saat ini, belum diketahui secara persis penjelasannya.

Meski begitu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa steroid bisa meningkatkan senyawa di sistem kekebalan tubuh bernama TLR2.

Nah, senyawa ini ternyata juga meningkatkan kadar bakteri penyebab jerawat. Umumnya, jerawat steroid ini dijumpai pada dada, wajah, leher, punggung, dan lengan atas.

5. Osteoporosis

Kortikosteroid yang terlalu banyak dan sering bisa mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.

Kalsium merupakan mineral utama untuk membangun kepadatan tulang.

Selain itu, obat ini juga mempercepat proses pemecahan sel-sel tulang. Kedua hal tersebut tentu bisa membuat tulang rapuh sehingga osteoporosis pun terjadi.

Semakin tinggi dosis dan semakin lama Anda mengonsumsinya, semakin tinggi risiko osteoporosis.

6. Diabetes muncul atau semakin parah

Kortikosteroid berlebihan bisa meningkatkan kadar gula darah. Normalnya, liver merespons hormon insulin dari pankreas untuk mengurangi jumlah gula di tubuh.

Akan tetapi, steroid seperti triamsinolon justru membuat liver tak lagi peka terhadap insulin.

Akibatnya, liver pun melepaskan gula terus-menerus meskipun pankreas sudah melepaskan insulin.

Lama-kelamaan, gula darah pun meningkat sehingga timbul diabetes atau kondisi diabetes yang diidap semakin parah.

7. Rentan terkena penyakit infeksi

Selain menurunkan peradangan, kortikosteroid seperti dexamethasone berguna untuk menekan sistem imun. 

Dalam dosis yang tepat, cara kerja ini bermanfaat untuk mengendalikan alergi atau penyakit autoimun.

Jadi, sistem imun tidak merespons benda asing berlebihan atau menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Sayangnya, penggunaan kortikosteroid lama-kelamaan justru melemahkan sistem imun. Hal ini mengakibatkan tubuh lebih rentan terkena infeksi bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya.

8. Stretch marks

kortikosteroid berlebihan menyebabkan stretch marks

Penggunaan kortikosteroid, seperti krim hidrokortison, secara berlebihan menyebabkan stretch mark dan warna kulit tampak pucat.

Hal ini disebabkan kortikosteroid menghambat pembentukan kolagen dan fibroblas. Keduanya merupakan protein yang membuat kulit semakin elastis dan kuat.

Bila keduanya berkurang, kulit pun meregang dan timbul “retakan” seperti stretch marks.

Selain itu, kortikosteroid mengurangi kadar sel melanosit atau sel pewarna alami kulit. Jadi, kulit pun tampak lebih pucat.

9. Masalah mata fatal

Ada beberapa efek kortikosteroid berlebihan pada mata, yaitu glaukoma, katarak, dan central serous chorioretinopathy (CSC).

Steroid berlebih menurunkan kemampuan mata membersihkan diri secara alami. Hal ini membuat kotoran pun menumpuk dan menyebabkan kadar cairan di mata meningkat.

Akibatnya, tekanan pada mata pun meningkat dan menyebabkan glaukoma akibat steroid.

Obat ini ternyata bisa membuat protein pada lensa mata menggumpal sehingga menimbulkan katarak 

Risiko CSC terjadi saat kortikosteroid mengakibatkan penumpukan cairan di bawah retina mata, hingga retina lepas dan penglihatan hilang. 

10. Perubahan suasana hati

Memakai kortikosteroid dengan dosis tinggi dan jangka panjang bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.

Obat kortikosteroid bisa mengurangi kadar serotonin atau zat kimia yang memicu rasa senang dan menjaga siklus tidur.

Bila serotonin berkurang, mood pun naik-turun dan rentan menyebabkan depresi dan insomnia.

Selain itu, obat ini meningkatkan senyawa bernama norepinefrin. sehingga saraf menjadi lebih peka.

Akibatnya, timbul gejala kecemasan, seperti jantung berdebar dan tuuh gemetar.

Obat ini juga memengaruhi memori dan kemampupan menelaah perasaan. Hal inilah yang membuat Anda mungkin merasa kebingungan.

Ringkasan

Kortikosteroid berlebihan bisa sebabkan depresi, kecemasan, dan kebingungan.

Efek kortikosteroid berlebihan lainnya

Efek ini bisa muncul tergantung sediaan obat, seperti obat inhaler, obat oles, obat minum, atau injeksi.

Berikut efek samping kortikosteroid berdasarkan sediaannya.

Efek kortikosteroid inhaler berlebihan

Dampak yang mungkin muncul, di antaranya:

  • sakit mulut atau tenggorokan, 
  • mimisan ringan,
  • sulit berbicara atau suara serak dan parau,
  • batuk, dan
  • sariawan.

Efek kortikosteroid oles berlebihan

Obat topikal steroid berlebihan bisa menyebabkan:

  • folikulitis,
  • rosacea,
  • rentan memar,
  • pertumbuhan rambut berlebih atau hirsutisme, dan
  • dermatitis kontak.

Efek kortikosteroid suntik berlebihan

Dampak steroid injeksi berlebihan bisa menyebabkan:

  • kulit kemerahan,
  • lemak di bawah kulit yang disuntik akan berkurang dan menyebabkan cekungan permanen,
  • sakit kepala tak tertahankan, dan
  • penumpukan di lemak di wajah (moon face) atau belikat (buffalo hump).

Kortikosteroid berlebihan bisa menyebabkan masalah kulit hingga mental. Selain itu, efek obat ini menimbulkan sindrom Cushing

Untuk itu, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum penggunaan obat ini. 

Dokter bisa mencegah penggunaan berlebihan dan mengurangi dosis secara bertahap. Hal ini mengurangi risiko sindrom Addison.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sominsky, L., & Spencer, S. J. (2014). Eating behavior and stress: a pathway to obesity. Frontiers in Psychology, 5. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2014.00434

Hunter, R. W., Ivy, J. R., & Bailey, M. A. (2014). Glucocorticoids and renal Na+ transport: implications for hypertension and salt sensitivity. The Journal of physiology, 592(8), 1731-1744. https://doi.org/10.1113/jphysiol.2013.267609

Corticosteroids. (2022). Retrieved 5 December 2022, from https://www.nhsinform.scot/tests-and-treatments/medicines-and-medical-aids/types-of-medicine/corticosteroids#cautions-side-effects-and-interactions

Potassium – Health Encyclopedia – University of Rochester Medical Center. (2022). Retrieved 5 December 2022, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=19&contentid=potassium

Surmachevska, N., & Tiwari, V. (2022). Corticosteroid Induced Myopathy. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557731/

Can Steroids Affect Vision?. (2022). Retrieved 5 December 2022, from https://www.optometrists.org/general-practice-optometry/guide-to-eye-health/can-corticosteroids-affect-vision/

Kazandjieva, J., & Tsankov, N. (2017). Drug-induced acne. Clinics in Dermatology, 35(2), 156-162. https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2016.10.007

Steroid acne | DermNet. (2014). Retrieved 5 December 2022, from https://dermnetnz.org/topics/steroid-acne

Corticosteroid-Induced Osteoporosis | Cedars-Sinai. (2022). Retrieved 5 December 2022, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/c/corticosteroid-induced-osteoporosis.html

Steroid induced diabetes. (2022). Retrieved 5 December 2022, from https://www.gosh.nhs.uk/conditions-and-treatments/conditions-we-treat/steroid-induced-diabetes/

Abraham, A., & Roga, G. (2014). Topical Steroid-Damaged Skin. Indian Journal of Dermatology, 59(5), 456-459. https://doi.org/10.4103/0019-5154.139872

Topical corticosteroids. (2017). Retrieved 5 December 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/topical-steroids/

Steroid injections. (2017). Retrieved 5 December 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/steroid-injections/

Versi Terbaru

10/01/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

ACE Inhibitor

Seperti Ini Efek Steroid pada Kesuburan Wanita dan Pria


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 10/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan