Apakah Anda pernah mengalami mata merah atau mata yang terasa gatal? Sebaiknya, periksakan ke dokter spesialis mata untuk memastikan obat apa yang bisa Anda gunakan. Pasalnya, tidak semua obat mata yang dijual bebas aman untuk mata Anda, salah satunya obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid.
Kortikosteroid tetes mata diketahui bisa memicu terjadinya glaukoma. Simak penjelasan penjelasan terkait glaukoma akibat kortikosteroid di bawah ini.
Amankah penggunaan kortikosteroid sebagai obat tetes mata?
Pada umumnya, obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid atau steroid aman digunakan untuk mengatasi iritasi dan peradangan pada mata.
Kortikosteroid sendiri terdiri dari berbagai jenis. Beberapa tersedia sebagai jenis obat tetes mata, di antaranya sebagai berikut.
- Deksametason.
- Hidrokortison.
- Prednisolon.
Sama seperti jenis obat kortikosteroid lainnya, kortikosteroid dalam obat tetes mata bekerja dengan menyerupai hormon alami di dalam tubuh yang bisa mengubah kerja sistem imun tubuh untuk mengatasi gejala peradangan.
Obat ini bisa membantu meredakan gejala pada mata, seperti kemerahan, sensasi terbakar, dan bengkak.
Gejala tersebut dapat timbul pada mata setelah terjadi kerusakan jaringan mata akibat cedera, operasi, alergi, infeksi, masuknya benda asing ke dalam mata, atau paparan bahan kimia, hawa panas, atau radiasi.
Namun, agar aman, Anda lazimnya harus mematuhi semua anjuran dari dokter atau apoteker dalam menggunakan obat tetes yang mengandung kortikosteroid.
Anjuran yang harus dipatuhi termasuk dosis obat, berapa lama obat digunakan, kapan saja obat dipakai, dan cara penyimpanan obat.
Apakah tetes mata kortikosteroid bisa menyebabkan glaukoma?
Obat tetes mata kortikosteroid diketahui dapat menyebabkan penyakit glaukoma jika digunakan dalam jangka waktu yang terlalu lama atau dengan dosis yang terlalu tinggi.
Glaukoma akibat obat tetes mata yang mengandung steroid termasuk jenis glaukoma sekunder atau glaukoma yang terjadi sebagai komplikasi atau efek samping dari kondisi kesehatan lain.
Glaukoma sendiri adalah kerusakan saraf mata. Pada kebanyakan kasus, kerusakan saraf mata disebabkan oleh tingginya tekanan pada bola mata.
Untuk penggunaan obat kortikosteorid luar (topikal), peningkatan tekanan bola mata umumnya dapat terjadi antara 3—6 minggu setelah digunakan secara rutin.
Namun, pada anak-anak, respons tubuh terhadap obat kortikosteroid bisa terjadi lebih cepat, yaitu sekitar beberapa hari setelah penggunaan pertama obat.
Meski begitu, jika Anda mengikuti semua saran dari dokter serta apoteker, risiko terjadinya glaukoma akibat obat kortikosteroid dapat dihindari.