Infeksi bakteri dapat diobati menggunakan antibiotik. Levofloxacin (levofloksasin) adalah salah satu antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri seperti bronkitis, infeksi saluran kemih, dan pneumonia.
Bagaimana penggunaan antibiotik ini dan apa saja efek sampingnya?
Golongan obat: antibiotik kuinolon
Merek dagang levofloxacin: Metilev, Levin, Volequin, Quinotic, Zenilev, Simlev, Rinvox, Zidalev, generik, Cravit, Opexa, Cravox, Farlev, Nislev, Evofion, dll.
Apa itu obat levofloxacin?
Levofloxacin merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri seperti pneumonia, infeksi kulit dan jaringan lunak, bronkitis, infeksi saluran kemih, ulkus kornea, dan lain sebagainya .
Levofloksasin termasuk golongan antibiotik kuinolon. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Namun, levofloxacin tidak bekerja untuk infeksi virus penyebab pilek atau flu.
Mayo Clinic menjelaskan bahwa obat ini juga digunakan untuk mengobati infeksi antraks inhalasi atau jenis antraks yang menyerang paru-paru.
Levofloksasin juga bisa mengobati dan mencegah wabah, termasuk wabah septikemia atau keracunan darah akibat bakteri.
Dosis dan sediaan levofloksasin
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan levofloxacin di Indonesia tersedia dalam:
- 250 mg dan 500 mg tablet salut selaput,
- 500 mg kaplet salut selaput,
- 100 ml dan 150 ml infus, dan
- 5 ml obat tetes mata.
Dosis selalu diberikan berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan bagaimana Anda merespons terapi. Berikut dosis levofloksasin berdasarkan jenis penyakitnya.
Infeksi saluran kemih dengan komplikasi
- Injeksi: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 7 – 14 hari, pemberian melalui infus selama 60 menit.
- Oral: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 7 – 14 hari.
Prostatitis (radang prostat)
- Injeksi: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 28 hari, pemberian melalui infus selama 60 menit
- Oral: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 28 hari.
Sistitis (radang kandung kemih)
- Oral: untuk dewasa 250 mg sekali sehari selama 3 hari.
Pneumonia dan infeksi kulit
- Injeksi: untuk dewasa 500 mg levofloksasin sekali sehari atau dua kali sehari selama 7 – 14 hari, pemberian melalui infus selama 60 menit.
- Oral: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 7 – 14 hari.
Bronkitis
- Oral: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 7 – 10 hari.
Pielonefritis (infeksi ginjal)
- Injeksi: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 7 – 10 hari, pemberian melalui infus selama 60 menit.
- Oral: untuk dewasa 500 mg sekali sehari selama 7 – 10 hari.
Antraks inhalasi
Dewasa
- Injeksi: 500 mg sekali sehari selama 8 minggu, pemberian melalui infus selama 60 menit.
- Oral – dewasa: 500 mg sekali sehari selama 8 minggu.
Anak-anak
- Injeksi – anak 6 bulan (berat badan <50 kg): 8 mg/kg hingga maksimal 250 mg setiap 12 jam.
- Injeksi – anak (berat badan 50> kg): 500 mg 24 jam. Semua dosis harus diberikan selama 60 hari.
- Oral – anak 6 bulan (berat badan <50 kg): 8 mg/kg hingga maksimal 250 mg setiap 12 jam.
- Oral – anak 6 bulan (berat badan 50> kg): 500 mg 24 jam. Semua dosis harus diberikan selama 60 hari.
Ulkus kornea (luka terbuka pada kornea)
Untuk pasien dewasa, teteskan 1 – 2 levofloksasin tetes ke mata yang sakit setiap 30 menit atau 2 jam pada siang hari dan setiap 4 – 6 jam pada malam hari selama 1 – 3 hari.
Pada hari-hari berikutnya, obat diteteskan setiap 1 – 4 jam.
Konjungtivitis bakteri
Untuk pasien dewasa, teteskan 1 – 2 tetes ke mata yang sakit setiap 2 jam, sebanyak 8 kali sehari selama siang hari pada hari 1 – 2, kemudian 4 kali sehari selama 3 – 5 hari.
Durasi pengobatan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis infeksi. Lama pengobatan biasanya selama 5 hari.
Aturan pakai levofloxacin
Minum obat ini sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Minum banyak air saat menggunakan obat ini kecuali bila anjuran dokter berbeda.
Dosis levofloxacin dan lama pengobatan akan bergantung pada kondisi kesehatan dan respons Anda terhadap pengobatan.
Untuk anak yang mengalami infeksi tertentu, dosis obat disesuaikan berdasarkan berat badan.
Infus intravena diencerkan dengan larutan dekstrosa 5% atau NaCl (natrium klorida) 0,9% hingga konsentrasi akhir 5 mg/ml.
Lanjutkan penggunaan obat ini sampai habis,walaupun gejala sudah menghilang setelah beberapa hari.
Menghentikan obat terlalu cepat dapat membuat infeksi bakteri kembali berkembang dan gejala kambuh lagi.
Efek samping levofloksasin
Seperti obat lainnya, levofloxacin bisa menimbulkan efek samping pada beberapa orang.
Anda perlu memperhatikan efek samping apa saja yang dialami selama penggunaan obat untuk mengetahui apakah butuh perawatan lebih lanjut.
Efek samping ringan
- Diare atau sembelit.
- Mual
- Muntah
- Gangguan tidur (insomnia).
- Sakit kepala atau pusing ringan.
- Vagina gatal atau keluar cairan.
- Reaksi alergi.
Efek samping serius
- Nyeri dada.
- Sakit kepala parah.
- Denyut jantung cepat atau berdebar.
- Nyeri sendi mendadak.
- Suara derak atau retak pada sendi.
- Sendi memar, bengkak, kaku, atau tidak bisa gerak.
- Diare air atau berdarah.
- Telinga berdenging.
- Nyeri belakang telinga.
- Mata buram.
- Kulit pucat.
- Urin berwarna gelap.
- Sakit kuning ( kulit atau mata menguning).
- Reaksi alergi berat.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat levofloxacin
Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi atau memiliki reaksi berat pada antibiotik quinolone atau fluoroquinolone lain.
Selain itu, beritahu apabila Anda atau anggota keluarga Anda pernah menderita denyut jantung tidak teratur, pingsan, atau serangan jantung
Anda harus tahu bahwa obat ini dapat membuat Anda bingung, pusing, dan lelah.
Jangan menyetir mobil dan beraktivitas yang membutuhkan konsentrasi dan koordinasi tinggi hingga efek obat menghilang.
Hindari paparan sinar matahari yang tidak perlu atau lama, lalu gunakan baju pelindung, kacamata hitam, dan tabir surya. Pasalnya, obat ini dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari.
Mengonsumsi levofloxacin meningkatkan risiko tendinitis, yaitu pembengkakan jaringan yang menghubungkan tulang ke otot.
Anda juga berisiko mengalami ruptur tendon (robeknya jaringan yang menghubungkan tulang ke otot). Kondisi ini bisa terjadi selama perawatan atau beberapa bulan kemudian.
Masalah ini dapat terjadi pada tendon di bahu, tangan, bagian belakang pergelangan kaki, atau di bagian lain dari tubuh Anda.
Tendinitis atau ruptur tendon dapat terjadi pada orang dari segala usia, tetapi risikonya paling tinggi pada orang yang berusia di atas 60 tahun.
Obat ini juga dapat menyebabkan masalah dengan tulang, sendi, dan jaringan di sekitar sendi pada anak-anak.
Levofloksasin biasanya tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun kecuali mereka mengidap antraks inhalasi.
Jika dokter meresepkan obat ini untuk anak Anda, pastikan untuk memberi tahu dokter jika anak pernah mengalami masalah terkait persendian.
Levofloxacin adalah salah obat yang harus disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan obat dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembap.
Apakah obat levofloksasin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Mengutip situs EMC Inggris, belum ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil.
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C, artinya kemungkinan terdapat risiko untuk ibu hamil, menurut FDA, badan setara BPOM milik AS.
Sementara itu, belum ada informasi yang memadai tentang keamanan dalam menggunakan obat ini selama masa kehamilan dan menyusui.
Buku terbitan StatPearls berjudul Levofloxacin memaparkan bahwa obat ini dapat terserap dalam konsentrasi rendah pada ASI. Hal ini tidak menyebabkan efek samping pada bayi yang disusui.
Ibu menyusui bisa menggunakan levofloksasin dan tetap dalam pemantauan dokter.
Interaksi obat levofloksasin dengan obat lain
Jangan mengonsumsi tablet levofloxacin bersamaan dengan obat-obatan berikut ini karena dapat mempengaruhi cara kerjanya.
- Suplemen besi (untuk anemia).
- Suplemen seng.
- Magnesium atau antasida yang mengandung alumunium (untuk asam lambung atau mulas).
- Didanosine.
- Sukralfat (untuk sakit maag).
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut dapat menyebabkan peningkatan risiko efek samping tertentu.
Jika kedua obat tersebut diresepkan bersama-sama, dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat tersebut.
Berikut beberapa obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan antibiotik levofloxacin.
- diuretik,
- theophylline,
- amiodaron,
- disopyramide, dan
- defetiliden.
Beberapa infeksi bakteri dapat disembuhkan menggunakan antibiotik seperti levofloxacin, tetapi tetap konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau apoteker Anda.
Pemberian dosis obat akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan respons Anda terhadap penggunaan obat ini.
[embed-health-tool-bmi]