Jamur bisa dengan mudah berkembang di tempat yang lembap, termasuk pada tubuh manusia. Apabila mengalami infeksi jamur yang serius, obat voriconazole atau vorikonazol, bisa Anda andalkan untuk mengatasi masalah jamur ini.
Golongan obat: antijamur
Merek dagang voriconazole: Vorigen, Vorica, dan Vfend
Apa itu obat voriconazole?
Vorikonazol digunakan untuk mengobati infeksi jamur atau ragi yang serius. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi jamur seperti:
- aspergillosis(infeksi jamur di paru-paru),
- kandidemia (infeksi jamur dalam darah),
- kandidiasis esofagus (kandida esofagitis), dan
- infeksi jamur lainnya (infeksi jamur pada kulit, perut, ginjal, kandung kemih, atau luka).
Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan infeksi jamur atau ragi serius ketika pengobatan lain tidak menunjukkan perbaikan gejala atau tidak menimbulkan efek samping berat.
Vorikonazol merupakan agen antijamur yang menghambat kerja enzim yang berperan dalam perkembangan sel jamur.
Obat voriconazole yang beredar di Indonesia tersedia dalam bentuk serbuk injeksi (diberikan secara intravena) dan tablet salut selaput (obat oral).
Dosis vorikonazol
Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), voriconazole tersedia dalam bentuk tablet salut selaput 200 mg dan serbuk injeksi 200 mg/vial.
Dokter akan menentukan dosis pengobatan berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan perkembangan terapi, apakah meringankan gejala atau memperburuk infeksi.
Dosis intravena
- Dewasa: 6 mg/kg bb (berat badan) setiap 12 jam untuk 2 dosis, lalu dilanjutkan 4 mg/kg bb setiap 12 jam.
Terapi perlu dimulai dengan dosis muatan (loading dose) vorikonazol intravena pada hari pertama.
Jika pasien dapat menoleransi efek samping pengobatan intravena, dokter selanjutnya bisa memberikan pengobatan vorikonazol oral.
Dosis oral (tablet salut selaput)
- Dewasa (berat badan <40 kg): 100 mg tablet setiap 12 jam. Dosis pemeliharaan 100 – 150 mg tablet setiap 12 jam.
- Dewasa (berat badan >40 kg): 200 mg tablet setiap 12 jam. Dosis pemeliharaan 200 – 300 mg tablet setiap 12 jam.
Jika pasien yang tidak dapat menoleransi efek samping pengobatan, dosis pemeliharaan intravena diturunkan menjadi 3 mg/kg bb setiap 12 jam.
Selain itu, dosis pemeliharaan oral diturunkan 50 mg sampai dosis minimum 200 mg setiap 12 jam atau 100 mg setiap 12 jam untuk pasien dengan berat kurang dari 40 kg.
Aturan pakai voriconazole
Obat ini diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh vena sesuai dengan arahan dokter, biasanya setiap 12 jam. Obat harus disuntikkan perlahan selama 1 – 2 jam melalui infus.
Dosis berdasarkan kondisi medis, respons terhadap terapi, dan obat-obatan lainnya yang mungkin sedang Anda minum.
Pastikan memberi tahu dokter dan apoteker tentang semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat resep, tanpa resep, dan produk herbal).
Lanjutkan penggunaan obat sesuai anjuran dokter. Berhenti minum obat terlalu dini mungkin berakibat kambuhnya infeksi.
Beri tahu dokter apabila kondisi tidak kunjung membaik atau semakin memburuk.
Efek samping vorikonazol
Seperti obat lainnya, voriconazole bisa menimbulkan efek samping pada beberapa orang.
Setiap orang dapat mengalami efek samping yang berbeda-beda. Ini bergantung dengan respons tubuh terhadap obat.
Ada pula beberapa orang yang merasakan efek samping yang tidak disebutkan di bawah ini.
Efek samping ringan
Efek samping serius
- Bengkak pada wajah, lengan, tangan, tungkai bawah, atau kaki
- Kelainan darah
- Gagal ginjal kronis
- Alopesia
- Hipokalemia
- Cheilitis
- Fotosensitivitas
- Agitasi
Peringatan dan perhatian saat pakai obat voriconazole
Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi dengan jenis obat antifungi ini atau jenis golongan azole lainnya.
Reaksi alergi biasanya ditunjukkan dengan ruam gatal di kulit, pembengkakan pada wajah, dan sesak napas. Anda juga perlu memberi tahu dokter jika tengah menyusui.
Penyimpanan intravena untuk botol yang tidak dilarutkan di dalam suhu 15 – 30 °C.
Untuk konsentrat yang dilarutkan disimpan pada suhu antara 2 – 8 °C hingga 24 jam. Sementara itu, untuk penyimpanan obat oral tablet disimpan dalam suhu antara 15 – 30 ° C.
Apakah obat vorikonazol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini tidak boleh digunakan selama kehamilan kecuali ketika memberikan manfaat yang lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan pada janin.
Menurut sebuah studi pada hewan, obat ini dapat menyebabkan gangguan pada janin karena bisa menyebabkan efek keracunan.
Namun, belum ada data yang menguji penggunaan voriconazole terhadap wanita hamil secara langsung.
Hingga kini, para ahli juga belum mengetahui secara pasti apakah obat akan berdampak pada ibu menyusui dan bayinya.
Namun, ibu menyusui yang menggunakan obat ini harus mempertimbangkan dengan baik efek samping obat. Sebaiknya obat hanya digunakan berdasarkan anjuran dokter.
Interaksi obat voriconazole dengan obat lain
Penggunaan vorikonazol bersamaan dengan obat-obatan tertentu mungkin menimbulkan efek interaksi obat.
Penggunaan obat ini bersama cisapride mungkin akan meningkatkan konsentrasi plasma dari vorikonazol.
Sementara itu, penggunaan bersama karbamazepin akan secara signifikan menurunkan konsentrasi plasma vorikonazol. Vorikonazol juga dapat berinteraksi obat dengan efavirenz.
Beri tahu dokter atau apoteker jika Anda sedang menggunakan obat resep atau tanpa resep lainnya sebelum mendapatkan pengobatan ini.
[embed-health-tool-bmi]