backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Estrogen Topikal

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    Estrogen Topikal

    Estrogen topikal adalah hormon estrogen yang digunakan dengan cara dioleskan pada permukaan kulit. Dokter mungkin menyarankan obat ini untuk diberikan pada wanita menopause. Tujuannya untuk meningkatkan hormon estrogen pada wanita yang menjalani terapi sulih hormon.

    Golongan obat: Hormonal

    Merek dagang: Ovestin krim, Oestrogen gel

    Apa itu estrogen topikal?

    obat salep krim gatal saat hamil

    Estrogen topikal berisi hormon estrogen dalam bentuk gel, krim, atau emulsi, yang digunakan dengan cara dioleskan pada permukaan kulit seperti di bibir vagina, lengan, atau kaki.

    Dokter biasanya memberikan obat ini pada wanita sebagai bagian dari terapi sulih hormon (hormone replacement therapy). 

    Kegunaan estrogen topikal

    Melansir Mayo Clinic, obat ini dapat digunakan dalam proses terapi sulih hormon.

    Gunanya untuk mengatasi gejala-gejala kekurangan hormon estrogen yaitu sebagai berikut.

  • Atrofi vulva (bibir vagina), gejalanya berupa kulit di permukaan bibir vagina mengering dan menipis.
  • Atrophic vaginitis, gejalanya berupa bagian dalam vagina mengering, meradang, dan sakit saat berhubungan seks.
  • Atrophic urethritis, yaitu peradangan pada lubang kencing.
  • Selain itu, obat ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause lainnya, seperti hot flashes yang ditandai dengan gejala sensasi panas dan berkeringat.

    Namun, bila digunakan dalam dosis yang rendah, hanya untuk mengobati masalah kulit di area kewanitaan dan tidak untuk mengatasi gejala menopause lainnya.

    Manfaat estrogen topikal

    Estrogen gel/krim yang dioleskan ke area kewanitaan dapat membantu meningkatkan cairan vagina yang normal serta menyehatkan bibir vagina dan lubang kencing.

    Menggunakan obat ini secara rutin dapat membantu meredakan atau menghilangkan gejala-gejala seperti:

    • bagian dalam vagina kering dan perih,
    • gatal, kemerahan, dan perih pada bibir vagina,
    • sering buang air kecil dan terasa sakit, dan
    • nyeri saat berhubungan seksual.

    Di samping itu, estrogen yang dioleskan ke permukaan kulit lainnya seperti di lengan atau kaki dapat membantu mengatasi gejala-gejala menopause.

    Saat dioleskan di permukaan kulit, estrogen dapat terserap ke dalam peredaran darah dan memberikan efek yang cenderung sama dengan obat estrogen yang diminum.

    Dosis estrogen topikal

    Melansir situs U.S. National Library of Medicine, penggunaan obat ini berbeda-beda tergantung jenis sediaannya.

    • Dosis estrogen topikal yang berbentuk gel, spray, dan emulsi adalah: 1 kali sehari.
    • Estrogen emulsi lebih baik digunakan di pagi hari.
    • Estrogen yang berupa gel dapat digunakan kapan saja tetapi sebaiknya di waktu yang sama setiap harinya.

    Secara umum, dosis yang dianjurkan seperti yang disebutkan di atas.

    Meski begitu, setiap orang mungkin memerlukan obat ini dalam dosis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, pastikan Anda berkonsultasi lebih dulu ke dokter.

    Aturan pakai estrogen topikal

    Aturan penggunaan obat ini dapat disesuaikan dengan jenis sediaannya.

    • Estrogen berbentuk gel (estradiol gel) digunakan dengan cara mengoleskannya tipis-tipis pada salah satu lengan mulai dari pergelangan tangan sampai ke bahu.
    • Estrogen emulsi (estradiol emulsion) digunakan dengan mengoleskannya tipis-tipis pada kedua paha hingga betis.
    • Estrogen juga dapat digunakan dengan cara mengoleskannya sedikit di area vagina yang terasa kering.

    Selain itu, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat memakai estrogen topikal, yaitu:

    • Hindari mengoleskan obat ini pada area payudara dan sekitarnya.
    • Pastikan kulit yang diberi obat ini dalam keadan kering dan tidak luka.
    • Gunakan obat ini setelah mandi atau setelah melakukan spa untuk mengatasi kulit kering.
    • Bila Anda hendak berenang, gunakan secara di sela-sela waktu berenang untuk mengganti cairan yang terbawa oleh air.
    • Hindari menggunakan sunscreen bersamaan dengan mengoleskan estrogen atau berdekatan dengan waktu penggunaan obat ini, baik sebelum maupun sesudahnya.
    • Bila obat ini terkena mata, bilas dengan air yang banyak dan periksakan ke dokter bila terjadi iritasi.
    • Oleskan obat ini sendiri, hindari meminta tolong orang lain untuk mengoleskannya.
    • Pastikan obat ini bersentuhan langsung dengan kulit.
    • Hindari memijat atau menggosok kulit saat menggunakan obat ini.
    • Tunggu beberapa saat sampai obat ini meresap di kulit sebelum menutupinya dengan pakaian.
    • Cuci tangan sampai bersih setelah menggunakan obat ini dan tutup wadahnya hingga rapat.

    Efek samping estrogen topikal

    efek estrogen topikal

    Selain mewaspadai gejala-gejala di atas, Anda perlu memperhatikan efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan obat ini, yaitu:

    • sakit kepala,
    • payudara bengkak dan sakit,
    • mual,
    • diare,
    • sembelit,
    • perut bergas,
    • heartburn,
    • penambahan atau penurunan berat badan,
    • perubahan mood,
    • depresi,
    • tegang atau gelisah,
    • mudah mengantuk,
    • susah tidur, atau susah bangun dari tidur,
    • perubahan gairah seks,
    • nyeri punggung,
    • hidung berair,
    • batuk,
    • gejala flu,
    • rambut rontok,
    • tumbuh bulu di tempat yang tidak diinginkan,
    • kulit wajah menggelap,
    • iritasi pada kulit yang diolesi estrogen,
    • vagina bengkak, iritasi, gatal, atau sensasi terbakar, serta
    • keputihan.

    Anda juga mungkin mengalami efek samping yang cukup serius. Segeralah ke unit gawat darurat terdekat bila Anda mengalami gejala seperti:

    • mata menonjol,
    • kulit sekitar mata menguning,
    • gatal-gatal,
    • hilang nafsu makan,
    • demam,
    • nyeri sendi,
    • perut bengkak, atau nyeri,
    • tubuh bergerak tanpa terkendali,
    • kulit kemerahan atau melepuh,
    • wajah, bibir, mata, lidah, tangan, kaki, betis, atau tumit bengkak,
    • suara serak,
    • sesak nafas, serta
    • sulit bernapas atau menelan.

    Peringatan dan perhatian saat pakai estrogen topikal

    Melansir U.S. National Library of Medicine, penggunaan estrogen dalam jangka panjang berisiko meningkatkan risiko terkena kanker endometrium (kanker pada organ reproduksi bagian dalam).

    Untuk mencegah risiko ini, dokter biasanya akan meresepkan progestin bersamaan dengan obat ini.

    Namun, penggunaan progestin justru dapat meningkatkan risiko terhadap masalah lainnya seperti kanker payudara.

    Selain berisiko kanker, sejumlah penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan estrogen topikal, sendirian ataupun bersamaan dengan progestin, juga dapat meningkatkan risiko penyakit seperti:

    Oleh sebab itu, pastikan Anda meminta pertimbangan dokter sebelum menggunakan obat ini. Sampaikan pula bila Anda mengalami kondisi-kondisi berikut:

    • merokok,
    • memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke dalam satu tahun terakhir,
    • memiliki anggota keluarga yang mengalami penyakit penggumpalan darah atau kanker payudara,
    • memiliki penyakit tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, diabetes, atau penyakit jantung, dan lupus, serta
    • terdapat benjolan pada payudara atau bentuk payudara tidak normal berdasarkan hasil mammografi.

    Penggunaan obat estrogen topikal dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

    Oleh sebab itu, periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami salah satu dari gejala berikut.

    • sakit kepala hebat secara tiba-tiba,
    • muntah yang parah secara tiba-tiba,
    • gangguan saat berbicara,
    • kepala pusing,
    • pingsan,
    • penglihatan terganggu secara tiba-tiba,
    • lengan atau kaki lunglai atau mati rasa,
    • dada terasa berat atau tertekan,
    • muntah darah,
    • napas pendek secara tiba-tiba,
    • terdapat benjolan pada payudara atau bentuk payudara berubah,
    • keluar cairan dari puting,
    • sulit mengingat dan berpikir dengan jernih, serta
    • betis atau paha terasa nyeri, bengkak, dan kemerahan.

    Apakah estrogen topikal aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Obat ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil dan menyusui. Penggunaan obat ini pada ibu hamil dapat berisiko menyebabkan cacat pada bayi.

    Sementara itu, zat aktif dari obat ini dapat masuk ke kelenjar susu sehingga memengaruhi kualitas dan jumlah ASI pada ibu menyusui.

    Interaksi estrogen topikal dengan obat lain

    obat progesteron

    Penggunaan obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya.

    Jadi, sampaikan pada dokter bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.

    • Dasabuvir
    • Ombitasvir
    • Paritaprevir
    • Ritonavir
    • Tranexamic Acid
    • Amifampridine
    • Apalutamide
    • Aprepitant
    • Armodafinil
    • Artemether
    • Belzutifan
    • Bexarotene
    • Boceprevir
    • Bosentan
    • Brigatinib
    • Bupropion
    • Carbamazepine
    • Cenobamate
    • Ceritinib
    • Clobazam
    • Conivaptan
    • Dabrafenib
    • Darunavir
    • Dexamethasone
    • Dicloxacillin
    • Donepezil
    • Doxycycline
    • Efavirenz
    • Elagolix
    • Elvitegravir
    • Encorafenib
    • Enzalutamide
    • Eslicarbazepine Acetate
    • Etravirine
    • Fosaprepitant
    • Fosnetupitant
    • Fosphenytoin
    • Griseofulvin
    • Isotretinoin
    • Ivosidenib
    • Lesinurad
    • Lixisenatide
    • Lorlatinib
    • Lumacaftor
    • Minocycline
    • Mitotane
    • Modafinil
    • Mycophenolic Acid
    • Nafcillin
    • Netupitant
    • Nevirapine
    • Oxcarbazepine
    • Phenobarbital
    • Phenylbutazone
    • Phenytoin
    • Pitolisant
    • Pixantrone
    • Prednisone
    • Primidone
    • Red Clover
    • Rifabutin
    • Rifampin
    • Rifapentine
    • Rufinamide
    • Secobarbital
    • St John’s Wort
    • Sugammadex
    • Tazemetostat
    • Telaprevir
    • Theophylline
    • Topiramate
    • Ulipristal
    • Valproic Acid

    Mungkin ada beberapa obat lain yang juga dapat menyebabkan interaksi dengan oksitosin. Untuk info selengkapnya, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan