Pemberiannya diaplikasikan 1 kali dalam 2 hari dan dimulai di hari ke-15 sampai hari ke-25 selama siklus menstruasi.
3. Progesteron suntik
Obat progesteron injeksi disuntikkan ke dalam otot. Dokter, perawat, atau penyedia jasa kesehatan lainnya akan memberikan suntikan ini.
Jangan gunakan obat ini di rumah jika Anda tidak benar-benar memahami cara melakukan injeksi dan cara membuang jarum suntik yang benar setelah digunakan.
Adapun dosis umum berdasarkan tujuan pengobatan yaitu, amenorea dan gangguan menstruasi lainnya yakni sebanyak 5 sampai 10 mg/hari dengan durasi selama 5 sampai 10 hari.
Efek samping obat progesteron
Penggunaan progesteron mungkin menimbulkan efek samping tertentu, mulai dari ringan hingga yang berat.
Mintalah segera bantuan tenaga medis jika Anda mengalami reaksi alergi seperti:
- gatal-gatal,
- kesulitan bernapas, serta
- bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Hentikan penggunaan obat ini dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius berikut ini.
- Mati rasa tiba-tiba atau lemas, terutama pada satu sisi tubuh.
- Sakit kepala tiba-tiba dan kebingungan.
- Sakit pada mata dan masalah penglihatan.
- Gangguan berbicara.
- Keseimbangan tubuh terganggu.
- Jantung berdegup cepat.
- Dada terasa nyeri atau sesak, rasa nyeri menyebar ke lengan atau bahu
- Perut terasa mual.
- Berkeringat terutama pada tangan dan kaki.
- Perdarahan vagina yang tidak biasanya
- Pusing atau migrain
- Demam, menggigil, dan badan terasa sakit.
- Hilangnya nafsu makan.
- Urin berwarna gelap.
- Tinja berwarna seperti tanah liat
- Kulit atau bola mata menguning.
- Bengkak pada tangan, pergelangan kaki, atau kaki
- Terdapat benjolan pada payudara.
- Sulit tidur, lemas, dan mood berubah-ubah.
Sementara efek samping yang tidak terlalu serius meliputi berikut.
- Mual ringan, diare, kembung, kram perut.
- Pusing atau sensasi berputar.
- Terasa panas saat berkedip.
- Sakit kepala ringan.
- Nyeri sendi.
- Nyeri pada payudara.
- Batuk.
- Jerawat atau meningkatnya pertumbuhan rambut.
- Vagina terasa gatal, kering, atau keputihan.
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikan lebih lanut pada dokter atau apoteker.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat

Saat memutuskan menggunakan obat progesteron, risiko dari penggunaan obat harus dipertimbangkan baik-baik dengan manfaat yang diperoleh nantinya.
Dokter akan membantu Anda mempertimbangkan manfaat dan risiko penggunaan obat ini sesuai dengan kondisi Anda.
Sebelum mengonsumsi obat ini, ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan.
Sebab, adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat progesteron.
Beritahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan terutama kondisi-kondisi berikut.
- Perdarahan pada vagina yang tidak normal.
- Alergi terhadap kacang atau minyak kacang.
- Penggumpalan darah (seperti deep vein thrombosis dan pulmonary embolism)
- Kanker payudara.
- Riwayat serangan jantung.
- Penyakit hati.
- Stroke.
- Asma.
- Diabetes.
- Edema (retensi cairan atau bengkak pada tubuh).
- Endometriosis.
- Epilepsi.
- Penyakit jantung.
- Hypercalcemia (kalsium tinggi pada darah).
- Hypercholesterolemia (kolesterol tinggi pada darah).
- Penyakit ginjal.
- Migrain.
- Systemic lupus erythematosus (SLE).
- Masalah tiroid.
Selain itum berikut beberapa kondisi yang tidak boleh sembarangan menggunakan obat ini.
1. Alergi
Beri tahu dokter Anda jika Anda pernah memiliki reaksi berbeda atau alergi terhadap obat progesteron.
Selain itu, sampaikan kepada dokter jika Anda punya alergi tertentu, seperti terhadap makanan, pewarna, pengawet, atau binatang.
Untuk produk tanpa resep, baca label atau bahan pada kemasan secara teliti.
2. Anak-anak
Penggunaan obat progesteron tidak dianjurkan pada anak-anak usia kurang dari 18 tahun. Keamanan dan efektivitas belum teruji.
Namun, dokter mungkin akan meresepkan obat ini jika benar-benar diperlukan.
3. Lansia
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan masalah spesifik pada lansia.
Di sisi lain, pasien lanjut usia cenderung lebih sering mengalami penyakit akibat gangguan hormonal.
Oleh karena itu, mungkin diperlukan penyesuaian dosis bagi pasien lansia yang menggunakan obat ini.
4. Minum obat bersamaan dengan konsumsi makanan tertentu, alkohol dan tembakau
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.
Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Cara menyimpan obat progesteron
Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam menyimpan progesteron.
- Simpanlah pada suhu ruangan, kecuali jenis suppositoria (gel padat) sebaiknya dimasukkan ke dalam lemari pendingin (chiller).
- Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
- Jangan disimpan di kamar mandi.
- Jangan dibekukan.
Beberapa merek progesteron mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Buang obat ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
Apakah obat progesteron aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Menurut US Food and Drugs Administration (FDA), tidak ada penelitian yang menunjukkan risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil sehingga relatif aman untuk dikonsumsi.
Namun, pastikan tetap dalam pengawasan dokter.
Sementara pada ibu menyusui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat progesteron berisiko kecil pada bayi ketika digunakan saat menyusui.
Meskipun tidak dilarang, ibu dianjurkan untuk berhati-hati saat menggunakan obat ini selama masa menyusui. Pastikan penggunaannya sesuai dengan arahan dokter.
Interaksi obat progesteron dengan obat lain
Interaksi obat dapat memengaruhi kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Saat menggunakan obat progesteron, sebaiknya Anda mencatat semua daftar obat yang Anda konsumsi dan memperlihatkannya pada dokter.
Daftar ini termasuk obat yang diresepkan oleh dokter maupun yang tidak serta obat-obatan herbal.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.
Menggunakan obat progesteron dengan salah satu obat berikut biasanya tidak dianjurkan, tetapi mungkin diperlukan pada beberapa kasus, yaitu:
- Dabrafenib, dan
- Eslicarbazepine Acetate.
Jika kedua obat tersebut terdapat bersamaan dalam resep, dokter mungkin akan mengubah dosis atau frekuensi penggunaan pada obat-obatan tersebut.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar