Masalah tersebut seperti kasus kehilangan selama persalinan, kematian bayi, atau infeksi HIV pada ibu.
Namun, bromocriptine tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi secara rutin sebagai penghambatan laktasi atau untuk menghilangkan gejala nyeri dan pembengkakan pascamelahirkan.
2. Hiperprolaktinemia
Bromocriptine dapat dimanfaatkan untuk pengobatan hiperprolaktinemia pada pria serta wanita dengan hipogonadisme dan/atau galaktorea.
Gangguan ini dapat menyebabkan wanita mengalami amenorhea, masalah kesuburan, atau hipogonadisme.
Obat bromocriptine berperan dalam menurunkan kadar prolaktin yang terlalu tinggi.
Meski begitu, obat bromocriptine hanya mampu membantu menormalkan kadar hormon prolaktin, bukan mengobati penyebab dari gangguan tersebut.
3. Penyakit Parkinson
Pada pasien yang mengalami Parkinson, obat bromokriptin akan mengatasi otot kaki yang kaku dan meredakan tremor.
Obat ini juga bisa membuat pasien Parkinson lebih mudah berjalan ketimbang sebelumnya. Bromocriptine juga dapat menurunkan kondisi tidak bisa bergerak (on-off syndrome).
Biasanya, bromokriptin akan digabungkan dengan obat lain, seperti levodopa untuk meringankan gejala lainnya.
4. Akromegali
Obat ini juga digunakan dapat digunakan sendiri atau dengan pengobatan lain untuk menurunkan kadar hormon pertumbuhan yang tinggi (akromegali).
Dosis obat bromocriptine

Obat bromocriptine tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul. Obat ini digunakan secara oral dan diminum sesuai dengan dosis yang dokter tentukan.
Adapun penentuan dosis umumnya bergantung pada kegunaan obat dan usia pasien. Namun, secara umum, berikut adalah gambaran dosis dari obat bromocriptine yang dilansir dari MIMS.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar