Beberapa gangguan jiwa bisa menimbulkan gejala psikotik yang ditandai dengan kemunculan halusinasi dan delusi. Untuk meredakannya, dokter bisa meresepkan beberapa jenis obat, salah satunya ialah aripiprazole.
Golongan obat: antipsikotik
Merek dagang aripiprazole: Abilify, Abilify Discmelt, Arinia, Aripiprazole, Aripraz, Ariski, Aripi, Arpizol, Avram, Pipraz, Ripizol, Zipren, Zonia
Apa itu obat aripiprazole?
Aripiprazol (aripiprazole) adalah obat yang digunakan dalam pengobatan gangguan psikologis, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi.
Secara umum, obat ini termasuk dalam golongan antipsikotik. Aripiprazol bekerja dengan cara menyeimbangkan kembali zat kimia otak yang mengatur perilaku dan suasana hati.
Obat ini juga bermanfaat untuk anak yang mengidap sindrom Tourette, yakni gangguan saraf yang ditandai dengan gerak-gerik tubuh atau ucapan yang tidak terkontrol (tics).
Selain itu, aripiprazole juga membantu mengatasi masalah perilaku dan perubahan suasana hati yang berkaitan dengan spektrum autisme pada anak-anak.
Obat aripiprazol ini termasuk ke dalam golongan obat keras. Anda tidak bisa dengan bebas membelinya di apotek tanpa resep dari dokter.
Dosis aripiprazole
Menurut Formularium Nasional dari Kementerian Kesehatan RI, obat aripiprazole hadir dalam sediaan oral, termasuk tablet biasa, tablet dispersible, dan obat cair.
Aripiprazol juga tersedia dalam bentuk suntikan. Namun, obat ini hanya bisa diberikan oleh dokter untuk menangani episode manik akut akibat gangguan bipolar dan skizofrenia.
Informasi di bawah ini hanyalah gambaran umum mengenai dosis obat sesuai dengan sediaan, kondisi, dan usia pasien yang ditanganinya.
Pastikan untuk selalu mengikuti anjuran dari dokter sebelum Anda menggunakan jenis obat ini.
Gangguan bipolar
- Dewasa: 15 mg sekali sehari untuk terapi tunggal atau 10–15 mg sekali sehari untuk terapi kombinasi dengan litium atau valproat, lalu dosis bisa ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat (maksimal 30 mg/hari).
- Anak 10–17 tahun: 2 mg untuk dua hari pertama, lalu dosis bisa ditingkatkan 5–10 mg sekali sehari (maksimal 30 mg/hari).
- Lansia: dosis yang lebih rendah mungkin dibutuhkan.
Skizofrenia
- Dewasa: 10–15 mg sekali sehari, dengan dosis pemeliharaan 15 mg sekali sehari yang bisa ditingkatkan per dua minggu (maksimal 30 mg/hari).
- Anak 13–17 tahun: 2 mg untuk dua hari pertama, lalu dosis bisa ditingkatkan 5–10 mg sekali sehari (maksimal 30 mg/hari).
- Lansia: dosis yang lebih rendah mungkin dibutuhkan.
Depresi berat
- Dewasa: 2–5 mg sekali sehari untuk tambahan terapi antidepresan, lalu dosis bisa ditingkatkan 5 mg per minggu tergantung respons pasien terhadap obat (maksimal 15 mg/hari).
Gangguan perilaku dan mood akibat autisme
- Anak 6–17 tahun: 2 mg untuk dua hari pertama, lalu dosis bisa ditingkatkan 5–10 mg sekali sehari (maksimal 15 mg/hari).
Sindrom Tourette
- Anak 6–18 tahun <50 kg: 2 mg untuk dua hari pertama, lalu dosis bisa ditingkatkan 5 mg sehari dengan jarak pemberian minimal seminggu (maksimal 10 mg/hari).
- Anak 6–18 tahun ≥50 kg: 2 mg untuk dua hari pertama, lalu dosis bisa ditingkatkan 5 mg sehari selama lima hari. Jika respons kurang baik, dosis obat bisa ditingkatkan 5 mg dengan jarak pemberian minimal seminggu (maksimal 20 mg/hari).
Aturan pakai aripiprazole
Ikuti aturan pakai obat dari dokter atau apoteker, dan bacalah petunjuk yang tertera pada label kemasan obat sebelum menggunakan obat ini.
Aripiprazol oral bisa Anda minum sebelum atau sesudah makan. Obat ini sebaiknya digunakan pada waktu yang sama setiap harinya agar manfaatnya maksimal.
Obat tablet harus diminum secara utuh (tidak boleh dibelah dua, dikunyah, atau dihancurkan).
Sementara untuk obat tablet dispersible, Anda bisa diamkan terlebih dahulu dalam mulut dan tunggu sampai larut atau larutkan dalam segelas air dan minum sampai habis.
Obat aripiprazole cair bisa digunakan untuk anak-anak yang belum bisa minum tablet. Selalu gunakan alat takar yang ada dalam kemasan obat agar dosisnya tepat sesuai yang diresepkan.
Dosis obat ini ditentukan berdasarkan kondisi kesehatan, usia, berat badan, dan respons serta toleransi tubuh pasien terhadap pengobatan.
Jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter. Tetap lanjutkan penggunaan obat aripiprazole ini meski Anda sudah merasa lebih baik daripada sebelumnya.
Apabila Anda punya pertanyaan lebih lanjut mengenai penggunaan obat ini, lebih baik konsultasi dengan dokter atau apoteker Anda.
Efek samping aripiprazole
Sama seperti obat-obatan lain, aripiprazol juga bisa menyebabkan efek samping seperti berikut.
Efek samping ringan
Beberapa efek samping yang umum dan ringan setelah menggunakan aripiprazole, meliputi:
- penglihatan kabur,
- produksi air liur meningkat,
- otot kaku,
- gerakan otot tidak terkendali atau tremor,
- merasa cemas dan gelisah,
- berat badan bertambah,
- mual dan muntah,
- sembelit,
- nafsu makan naik atau turun,
- pusing,
- sakit kepala,
- rasa kantuk meningkat,
- merasa kelelahan,
- mengalami gangguan tidur, seperti insomnia, atau
- timbul gejala pilek, seperti hidung tersumbat, bersin, dan sakit tenggorokan.
Efek samping serius
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping serius akibat aripiprazole, meliputi:
- gerakan mata, wajah, lidah, kaki, atau lengan yang tidak terkendali,
- kesulitan menelan dan masalah dengan ucapan,
- kejang,
- otot sangat kaku,
- demam tinggi,
- keringat berlebihan,
- perasaan marah dan gelisah (agitasi),
- detak jantung lebih cepat,
- mudah memar,
- timbul perdarahan yang tidak biasa,
- merasa sangat haus, atau
- frekuensi buang air meningkat.
Tidak semua orang mengalami efek samping setelah menggunakan aripiprazol. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Jika memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu dari obat ini, konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat aripiprazol
Aripiprazole membantu meredakan psikosis yang dialami pengidap skizofrenia. Namun, obat ini tidak boleh digunakan untuk mengatasi psikosis akibat demensia.
Dilansir dari laman MedlinePlus, lansia yang mengidap demensia dan menggunakan obat antipsikotik memiliki risiko kematian yang lebih tinggi selama pengobatan.
Anak-anak, remaja, maupun orang dewasa muda berusia kurang dari 24 tahun juga tidak boleh minum obat aripiprazol untuk mengatasi depresi yang tergolong berat.
Obat ini bisa menimbulkan pikiran untuk melukai diri sendiri dan bunuh diri pada kelompok pasien tersebut.
Sebelum menggunakan obat aripiprazol, berikut beberapa hal yang harus Anda beri tahukan kepada dokter.
- Menunjukkan reaksi alergi terhadap aripiprazole atau kandungan lain di dalam obat ini.
- Mengidap penyakit Parkinson atau demensia, sebab dokter mungkin akan meminta Anda untuk tidak menggunakan jenis obat antipsikotik ini.
- Sedang atau pernah mengalami gangguan jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau rendah, diabetes, kejang, kadar sel darah putih yang rendah, dan fenilketonuria (PKU).
- Hendak menjalani prosedur operasi dalam waktu dekat, termasuk operasi gigi.
- Memiliki pekerjaan yang butuh kewaspadaan tinggi, seperti mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin, sebab obat ini bisa menimbulkan rasa kantuk.
- Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
- Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.
Obat ini tidak perlu kondisi penyimpanan khusus. Simpan obat pada suhu ruangan di bawah 25°C dan jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Perhatikan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan produk. Buang produk obat ini bila masa berlakunya telah habis atau sudah tidak digunakan lagi.
Apakah aripiprazol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada studi yang memadai tentang risiko pemakaian obat ini pada ibu hamil atau menyusui.
Namun, penggunaan obat antipsikotik selama trimester ketiga bisa menyebabkan masalah pada bayi saat lahir, seperti agitasi, masalah tidur, gangguan pernapasan, dan kesulitan makan.
Aripiprazole mungkin masuk ke ASI dalam jumlah sedikit. Akan tetapi, tidak ada informasi yang cukup mengenai efek obat ini terhadap bayi yang disusui.
Apabila obat ini memang diperlukan selama masa kehamilan dan menyusui, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan risikonya.
Interaksi obat aripiprazol dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beri tahu dokter atau apoteker bila Anda sedang menggunakan:
- lorazepam,
- kuinidin,
- fluoksetin,
- paroksetin,
- ketokonazol,
- itrakonazol,
- klaritromisin,
- karbamazepin,
- rifampisin,
- fenitoin,
- fenobarbital, dan
- efavirenz.
Daftar di atas tidak menjelaskan semua kemungkinan interaksi obat. Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
Konsultasikan daftar obat yang Anda gunakan pada dokter untuk mengetahui risiko interaksi yang mungkin timbul selama penggunaan aripiprazol.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Kesimpulan
- Aripiprazole adalah obat untuk mengobati gangguan psikologis, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi.
- Obat ini termasuk golongan antipsikotik yang bekerja dengan menyeimbangkan zat kimia otak yang mengatur perilaku dan suasana hati (mood).
- Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengontrol tics pada anak pengidap sindrom Tourette dan mengatasi masalah perilaku dan mood pada anak dengan autisme.
- Aripiprazol termasuk golongan obat keras sehingga penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter ahli.
[embed-health-tool-bmi]