Batuk dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batuk kering dan batuk berdahak. Perbedaan batuk kering dan batuk berdahak tidak hanya pada penyebabnya, tapi juga cara mengobatinya.
Lantas, apa saja yang membedakannya? Yuk, cari tahu jawabannya pada artikel berikut
Perbedaan penyebab batuk kering dan batuk berdahak
Batuk terjadi karena adanya benda asing yang masuk ke dalam sistem pernapasan. Saraf tulang belakang menanggapi hal ini dengan mengirimkan sinyal dari otak ke otot dada dan perut.
Ketika otot dada dan perut berkontraksi, udara akan menyembur untuk mendorong benda asing tersebut keluar dari tubuh.
Selain sebagai respons tubuh, baik batuk kering atau batuk berdahak bisa disebabkan oleh berbagai kondisi dan penyakit berikut ini.
1. Penyebab batuk kering
Batuk kering atau batuk tidak berdahak umumnya disebabkan oleh oleh adanya alergi, asma, atau iritasi tenggorokan.
Batuk jenis ini biasanya disertai dengan rasa yang menggelitik pada tenggorokan. Berikut penyebab batuk kering yang paling umum.
- Asma: tenggorokan yang bengkak dan meradang akibat asma sering kali membuat batuk berdahak. Batuk ini biasanya disertai mengi hingga sesak napas.
- Penyakit asam lambung (GERD): asam lambung yang naik ke tenggorokan menyebabkan iritasi yang kemudian memicu refleks batuk kering.
- Alergi: alergen seperti debu dan asap yang masuk ke saluran pernapasan menyebabkan batuk kering. Kondisi ini mungkin disertai rasa gatal dan bersin-bersin.
2. Penyebab batuk berdahak
Batuk berdahak atau disebut juga sebagai batuk produktif disebabkan oleh produksi lendir yang berlebihan karena infeksi virus.
Infeksi virus berkepanjangan dapat merusak selaput lendir yang melapisi saluran pernapasan sehingga menyebabkan kelebihan lendir.
Lendir yang menumpuk akan membuat seseorang susah bernapas. Batuk merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan lendir dan membersihkan saluran pernapasan.
Selain tumpukan lendir, batuk berdahak juga bisa menjadi pertanda beberapa penyakit berikut.
- Pneumonia: dahak yang dihasilkan saat pneumonia biasanya berwarna kuning, hijau, cokelat kental, atau terkadang disertai darah.
- Bronkitis: jika batuk berdahak berlangsung lebih dari tiga minggu dan disertai dahak kental berwarna bening atau kuning pucat, ini bisa menjadi pertanda bronkitis.
- Asma: asma yang dibiarkan tanpa pengobatan dapat menimbulkan batuk berdahak. Kondisi ini lebih sering terjadi pada malam hari.
- Penyakit paru obstruktif kronis: Penyakit ini disebabkan oleh paparan zat penyebab iritasi dalam jangka panjang, seperti polusi udara.
Batuk berdahak vs batuk kering, mana yang lebih berbahaya?
Jika didiamkan saja, keduanya sama-sama berbahaya. Segera hubungi dokter jika batuk kering sudah bertahan lebih dari tiga minggu atau saat batuk berdahak sudah disertai dengan darah.
Perbedaan gejala batuk kering dan batuk berdahak
Perbedaan batuk kering dan batuk berdahak juga dapat dilihat dari gejalanya. Batuk kering biasanya akan membuat tenggorokan terasa gatal dan sakit hingga Anda kesulitan menelan.
Batuk kering lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah lewat tiga minggu, batuk kering sering disertai dengan nyeri dada.
Jika gejala ini muncul, sudah saatnya Anda menerima perawatan medis. Pasalnya, batuk kering bisa menjadi gejala dari penyakit kronis pada paru-paru.
Sementara itu, gejala batuk berdahak sering diawali dengan rasa mengganjal pada bagian belakang tenggorokan atau dada karena adanya penumpukan lendir.
Kondisi ini biasanya disertai dengan sesak napas dan hidung tersumbat karena ingus yang menumpuk.
Tidak jarang, batuk berdahak juga disertai darah sehingga disebut sebagai hemoptisis (batuk berdarah). Jika hal ini terjadi, segera kunjungi rumah sakit terdekat.
Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter jika batuk kering sudah bertahan lebih dari dua minggu.
Sementara pada batuk berlendir, segera kunjungi dokter jika batuk tidak juga reda dalam 10–14 hari atau keluar lendir yang disertai darah.
Perbedaan batuk kering dan batuk berdahak yang Anda alami tentu akan membedakan pengobatan yang diberikan dokter.
Batuk sering kali menjadi pertanda dari penyakit lain yang lebih serius. Selalu beri tahu dokter mengenai gejala lain yang menyertai batuk serta riwayat penyakit Anda.
Perbedaan cara mengobati batuk kering dan berdahak
Berikut perbedaan pengobatan batuk kering dan batuk berdahak.
1. Pengobatan batuk kering
Batuk kering umumnya akan segera sembuh jika iritan atau alergen pada tenggorokan sudah hilang.
Anda dapat melakukan perawatan sendiri di rumah dengan banyak minum teh panas atau campuran madu dengan lemon. Ini bisa membantu mengatasi iritasi pada saluran udara.
Penggunaan humidifier yang meningkatkan kelembapan udara juga bisa menenangkan saluran pernapasan dan mengurangi sakit tenggorokan akibat batuk kering.
Namun, jika batuk tidak kunjung sembuh, Anda mungkin perlu minum obat batuk kering yang mengandung dextromethorphan.
Anda juga bisa memilih obat batuk dengan diphenhydramine yang berfungi mengurangi reaksi alergi, termasuk akibat batuk kering.
Jika ingin memberikan obat batuk kering untuk anak, pastikan Anda telah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter atau apoteker.
2. Pengobatan batuk berdahak
Obat batuk dengan kandungan bromhexine HCl dan guaifenesin sering kali dipilih untuk mengobati batuk berdahak.
Keduanya bekerja dengan mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan.
Namun, keduanya tidak termasuk dalam rekomendasi obat batuk-pilek untuk anak dan sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang.
Pastikan Anda mengikuti aturan minum obat dari dokter atau sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
Perbedaan batuk berdahak dan kering tidak hanya terletak pada ada-tidaknya dahak yang dihasilkan, tetapi juga gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Jika Anda mengalami batuk yang membandel dan tidak kunjung hilang bahkan setelah minum obat, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.