Kebiasaan telat makan bisa menyebabkan masuk angin. Kondisi ini bisa menimbulkan mual, lemas, dan sensasi tidak enak badan. Lalu, bagaimana cara mengatasi masuk angin dan mual akibat telat makan?
Kenapa telat makan bisa menyebabkan masuk angin?
Masuk angin sering diartikan sebagai kombinasi gejala dari maag dan flu.
Maag bukanlah penyakit, melainkan gejala dari gangguan pada sistem pencernaan, seperti perut begah, sakit perut, dada terasa perih, dan sering sendawa.
Sementara itu, gejala flu yang biasa terjadi termasuk sakit tenggorokan, pilek, batuk, hidung tersumbat, demam, dan pegal linu.
Telat makan atau melewatkan jam makan bisa saja menyebabkan gejala-gejala tersebut.
Namun, gejala masuk angin ini lebih tepatnya disebabkan oleh terganggunya ritme sirkadian atau jam biologis tubuh.
Jika Anda telat makan, ritme sirkadian akan terganggu dan memengaruhi kerja sistem pencernaan.
Saat Anda membiarkan perut kosong dan baru mengisinya dalam waktu yang lama, kondisi ini bisa menyebabkan perut kembung, mual, kram dan sakit perut.
Nah, keluhan-keluhan inilah yang sering dianggap masuk angin oleh banyak orang.
Lebih lanjut, telat makan juga bisa menyebabkan gangguan lambung, refluks asam lambung, atau tukak lambung.
Meski begitu, telat makan sendiri tidak menyebabkan gejala flu, seperti batuk, bersin, atau hidung tersumbat.
Namun, naiknya asam lambung bisa mengiritasi tenggorokan sehingga tenggorokan terasa nyeri.
Apa saja dampak kalau sering telat makan?
Selain memicu gejala maag yang berkaitan dengan gangguan akibat meningkatnya asam lambung, telat makan juga bisa memengaruhi kondisi tubuh Anda secara keseluruhan.
Menurut Haley Robinson, ahli diet klinis dari Piedmont Healthcare, melewatkan jam makan bisa membuat kadar gula darah menurun yang membuat Anda sulit berkonsentrasi.
Melewatkan makan juga menyebabkan metabolisme tubuh melambat. Hal ini akan membuat tubuh Anda lebih mudah lelah, lemas, lesu, bahkan mood ikut terganggu.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Ritme sirkadian yang terganggu akibat telat makan bisa membuat tubuh Anda kebingungan menentukan sensasi kenyang atau lapar.
Akibatnya, Anda bisa saja tetap makan banyak meski sudah merasa kenyang terlebih bila melewatkan sarapan atau makan siang.
Kebiasaan buruk ini kemungkinan besar membuat makan lebih kalap dan terlalu banyak yang malah mempersulit proses penurunan berat badan Anda.
Sebuah studi dalam jurnal Public Health Nutrition menemukan bahwa orang yang sarapan dan makan malam secara teratur cenderung memiliki pola makan yang lebih baik.
Sementara itu, orang yang sering melewatkan waktu makan sering kali mengonsumsi makanan kurang sehat, seperti makanan cepat saji dan minuman ringan.
Cara mengatasi mual akibat telat makan
Apabila telanjur telat makan dan timbul gejala, Anda bisa mengatasinya dengan sejumlah pengobatan maag seperti berikut ini.
1. Antasida
Saat merasakan gejala maag, Anda bisa minum obat antasida yang bekerja menetralkan asam lambung.
Kandungan utama dari obat antasida, yakni kalsium karbonat atau natrium bikarbonat. Obat ini yang umumnya dijual secara bebas tanpa resep dokter.
2. Proton pump inhibitor (PPI)
Penghambat pompa proton (PPI) bekerja menghambat fungsi sel-sel yang memproduksi asam lambung.
Obat ini juga membantu mengatasi heartburn saat Anda mengalami sakit maag.
Anda bisa membeli obat ini secara bebas atau dengan resep dokter. Beberapa contoh obat PPI adalah omeprazol dan lansoprazol.
3. H2 receptor antagonist (H2RA)
H2 receptor antagonist atau H2 blocker menjadi salah satu cara pengobatan yang efektif untuk mengatasi mual akibat telat makan.
Obat ini bekerja menghambat naiknya efek histamin dan mengurangi produksi asam lambung. Sejumlah contoh obat maag ini, seperti simetidin dan ranitidin.
4. Prokinetik
Apabila Anda telat makan lalu langsung makan banyak setelahnya, hal bisa memicu perut kembung dan mual karena sulit untuk mencernanya.
Obat prokinetik seperti bethanechol dan metoclopramide dapat membantu mengosongkan perut lebih cepat.
Pastikan berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan resep obat ini.
5. Antibiotik
Gangguan lambung bisa saja disebabkan oleh bakteri. Obat antibiotik hanya dokter resepkan jika gejala maag berasal dari infeksi Helicobacter pylori (H. pylori).
Antibiotik yang biasa dokter resepkan untuk sakit maag, seperti amoxicillin, clarithromycin, dan metronidazole.