Tempe adalah sumber protein yang murah dan mudah Anda temukan di Indonesia. Sebelum dikonsumsi, tempe biasanya perlu dimasak terlebih dulu. Namun, beberapa orang memercayai tempe mentah baik untuk kesehatan karena kandungan bakteri baiknya.
Benarkah adakah perbedaan manfaat antara tempe yang masih mentah dan tempe yang sudah matang?
Menilik manfaat tempe mentah
Pada dasarnya, tempe adalah produk olahan kedelai yang melewati proses fermentasi dengan bakteri baik atau probiotik, tepatnya bakteri Rhizopus oligosporus.
Karena tidak melalui proses pemanasan, tempe mentah diyakini masih memiliki kandungan probiotik yang lebih melimpah dibandingkan tempe yang dimasak.
Bakteri baik pada tempe memang bisa mati saat dimasak.
Penelitian dari Biotechnology Research International menemukan bahwa probiotik pada tempe akan mati pada suhu masak di atas 80°C.
Meski demikian, tempe yang tidak matang memiliki bahaya yang lebih besar daripada manfaatnya.
Mengingat sebagian besar produksi tempe di Indonesia berasal dari industri rumahan, kebersihan tempe mentah belum tentu sepenuhnya terjamin.
Karena higienitas produksinya dipertanyakan, tempe mentah justru bisa mengancam kesehatan Anda.
Terlebih, asam pada perut mampu mengurangi jumlah probiotik pada tempe secara signifikan.
Jadi, klaim bahwa tempe yang belum matang baik untuk kesehatan tidak sepenuhnya benar.
Bahaya tempe mentah bagi kesehatan, apa saja?
Karena standar kebersihan industri tidak pasti, ada risiko kontaminasi mikroorganisme penyebab keracunan makanan bila Anda mengonsumsi tempe yang belum matang.
Apa saja bahaya yang mengintai kesehatan tubuh?
1. Menyebabkan aflatoksikosis
Pada dasarnya, makanan mentah apa pun akan meningkatkan risiko keracunan makanan.
Mengutip penelitian dari Georg-August-University Göttingen, produsen tempe yang tidak higienis biasanya menggunakan ragi tempe yang sudah terkontaminasi jamur, seperti Fusarium spp. and Aspergillus flavus.
Kedua jamur pada tempe ini menghasilkan senyawa berbahaya, yaitu aflatoksin. Bila tertelan, Anda akan mengalami aflatoksikosis dengan gejala, seperti:
- mual dan muntah,
- kulit gatal,
- sakit perut,
- kulit dan mata berwarna kuning, dan
- pendarahan.
2. Memicu salmonellosis
Bahaya tempe yang dikonsumsi mentah dapat meningkatkan risiko gangguan saluran pencernaan seperti salmonellosis (infeksi bakteri Salmonella).
Terlebih, bila Anda ingin mengolah tempe bersama sayur segar mentah, pastikan Anda tetap memasak tempe terlebih dahulu.
Rupanya, mengolah tempe yang belum matang dan sayur bersamaan memicu kontaminasi silang dari tempe ke sayur.
3. Meningkatkan risiko kanker hati
Bahaya konsumsi tempe mentah bahkan bisa memicu kanker hati.
Aflatoksin atau tepatnya aflatoksin B1 mengubah gen pada sel hati sehingga muncul mutasi dan menyebabkan kanker liver.
Pada tahun 1991, tercatat sebanyak 20% penderita kanker hati tanpa riwayat virus hepatitis B atau hepatitis C di Indonesia muncul akibat mengonsumsi tempe yang mengandung aflatoksin.