Impuls saraf ini dihasilkan oleh ion natrium yang bergerak ke dalam sel dan ion potasium yang bergerak keluar dari sel. Pergerakan kedua ion tersebut dapat mengubah tegangan sel untuk impuls saraf.
Bila kadar kalium dalam darah menurun, kemampuan tubuh dalam menghasilkan impuls saraf pun terganggu. Itu sebabnya, kalium diperlukan tubuh untuk menjaga fungsi sistem saraf berjalan dengan baik.
4. Mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan stroke. Bila Anda kekurangan kalium dengan asupan garam (natrium) yang tinggi, risiko terkena tekanan darah tinggi pun meningkat.
Sebuah analisis terhadap 33 penelitian yang dimuat dalam BMJ mengungkapkan bahwa asupan kalium membantu orang dengan tekanan darah tinggi. Pada saat mereka mengonsumsi makanan yang kaya akan kalium, tekanan darah sistolik dan diastoliknya menurun.
Artinya, meningkatkan asupan potasium dan mengurangi garam dalam makanan membantu menurunkan tekanan darah. Alhasil, manfaat kalium ini bisa Anda gunakan untuk mencoret salah satu faktor risiko stroke dan penyakit jantung, bukan?
5. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
Kalium merupakan salah satu elektrolit yang penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Tingkat elektrolit dalam tubuh bisa berubah sewaktu-waktu, entah terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Kondisi ini dapat terjadi karena jumlah air dalam tubuh terus berubah. Oleh sebab itu, jumlah air yang Anda minum harus sama dengan jumlah yang hilang. Bila keseimbangan cairan terganggu, Anda bisa mengalami dehidrasi.
Untungnya, potasium memiliki fungsi penting dalam menentukan jumlah air di dalam sel. Maka itu, penting untuk memastikan asupan kalium dan garam secara seimbang untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh agar tidak terjadi dehidrasi.
6. Mencegah pembentukan batu ginjal

Mencegah pembentukan batu ginjal ternyata juga termasuk salah satu manfaat kalium yang bisa Anda dapatkan.
Hal ini dikarenakan asupan potasium yang sedikit dapat mengambil kalsium dari tulang. Bahkan, kekurangan kalium juga dapat meningkatkan jumlah kalsium dalam urine.
Akibatnya, kalsium tersebut dapat membentuk batu ginjal yang tentu dapat menimbulkan gejala yang mengganggu. Beberapa dokter menyarankan untuk meningkatkan jumlah kalium dalam makanan untuk mengurangi risiko batu ginjal.
7. Menjaga massa otot
Penurunan massa otot dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sensitivitas insulin dan asidosis metabolik. Untungnya, fungsi kalium menyelamatkan otot Anda dari masalah tersebut. Hal ini dibuktikan dalam penelitian dari Nutrition Journal.
Studi tersebut memperlihatkan bahwa menambah konsumsi makanan yang kaya akan potasium dapat mengurangi risiko kehilangan massa otot. Hanya saja, temuan ini hanya terlihat pada pria saja.
Itu sebabnya, para peneliti masih memerlukan studi lebih lanjut dengan menggunakan tambahan metode lain. Namun, tidak ada salahnya untuk memenuhi kebutuhan potasium mengingat sebagian besar mineral ini terletak pada sel otot.
Sumber kalium
Menurut Angka Kecukupan Gizi yang diatur oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, orang dewasa membutuhkan 4700 mg kalium per harinya. Anda bisa mendapatkan asupan potasium cukup dalam sehari dari makanan seperti:
- kacang-kacangan,
- kentang,
- buah kering, seperti kismis atau aprikot,
- sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli,
- buah bit,
- buah-buahan, seperti alpukat, jeruk, pisang, dan alpukat,
- air kelapa,
- tomat,
- almond,
- protein hewani, seperti ayam dan ikan salmon, dan
- yogurt.
Risiko asupan kalium berlebih

Kekurangan kalium memang dapat menimbulkan masalah, tetapi apakah hal yang sama berlaku ketika tubuh kelebihan zat mineral ini?
Konsumsi kalium dari makanan dan minuman belum terbukti menimbulkan bahaya pada orang dengan fungsi ginjal yang normal. Pasalnya, kelebihan kalium akan dibuang melalui urine.
Sayangnya, pasien penyakit ginjal kronis mungkin perlu berhati-hati karena mereka memakai obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Kondisi yang disebut hiperkalemia ini juga dapat terjadi pada kelompok tertentu, yakni:
- diabetes tipe 1,
- gagal jantung kongestif,
- penyakit hati, atau
- insufisiensi adrenal.
Maka dari itu, orang yang berisiko mengalami hiperkalemia perlu berbicara dengan dokter terkait asupan kalium harian mereka. Dengan begitu, Anda bisa menyeimbangkan asupan potasium dan mendapatkan fungsinya dengan baik.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter atau ahli gizi guna mendapatkan solusi yang tepat untuk Anda.