Salah satu hal yang memeriahkan perayaan Idulfitri adalah kudapan khas yang menggiurkan seperti kue kering. Nastar, kastengel, putri salju, hingga lidah kucing begitu renyah dan lezat. Anda bisa kalap menyantapnya, padahal kalori kue Lebaran cukup besar.
Jika tidak memperhatikan asupan saat Lebaran, berat badan yang turun setelah puasa malah bisa bertambah. Cari tahu kalori jenis-jenis kue kering dan tips sehat mengonsumsinya.
Berapa banyak kalori kue Lebaran?
Kalori kue kering berbeda-beda, tergantung jenisnya. Setiap jenis kue menggunakan bahan dan komposisi yang berbeda.
Namun, satu hal yang pasti sebagian besar kue Lebaran tinggi lemak, karbohidrat, dan garam. Lemak dan garam berasal dari margarin dan mentega, sedangkan karbohidratnya berasal dari tepung dan gula.
Jika makan terlalu banyak,asupan kalori harian Anda bisa berlebih.
Berikut daftar kalori berbagai jenis kue kering Lebaran.
- Kalori nastar nanas: 75 kkal per buah, 224 kkal per porsi sebanyak 3 buah.
- Kalori kastengel: 21 kkal per buah, 64 kkal per porsi sebanyak 3 buah
- Kalori putri salju: 30 kkal per buah, 60 kkal per porsi sebanyak 2 buah.
- Kalori lidah kucing: 18 kkal per buah, 91 kkal per porsi sebanyak 5 buah.
- Kalori butter cookies: 32 kkal per buah, 160 kkal per porsi sebanyak 5 buah.
- Kalori semprong: 38 kkal per buah, 113 kkal per porsi sebanyak 3 buah.
- Kalori kue kacang: 24 kkal per buah, 76 kkal per porsi sebanyak 3 buah.
Nastar merupakan kue lebaran dengan total kalori paling tinggi. Nastar juga termasuk makanan berkalori sedang karena total kalorinya sekitar 100 – 399 kkal.
Kue kering juga termasuk makanan kalori kosong, artinya makanan ini tinggi kalori, tetapi rendah zat gizi yang diperlukan tubuh.
Berapa banyak kalori kue Lebaran?
- Nastar: 75 kkal per buah.
- Kastengel: 21 kkal per buah.
- Putri salju: 30 kkal per buah.
- Lidah kucing: 18 kkal per buah.
- Butter cookies: 32 kkal per buah.
- Semprong: 38 kkal per buah.
- Kue kacang: 24 kkal per buah.
Bahaya mengonsumsi kue Lebaran berlebih
Sulit memang menahan godaan untuk tidak ngemil banyak kue kering selama menjelang atau saat Idulfitri.
Namun, mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, seperti kue kering, berisiko menimbulkan bahaya kesehatan berikut.
1. Berat badan berlebih
Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumsi camilan berlebih bisa membuat berat badan naik. Pasalnya, asupan kalori harian Anda bertambah.
Bila tidak diimbangi dengan olahraga, makan berlebih bisa menyebabkan surplus kalori. Kalori yang masuk dari makanan lebih besar daripada kalori yang keluar untuk aktivitas fisik.
Kalori kue Lebaran yang terlalu banyak dan tidak digunakan untuk aktivitas fisik akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak.
Akibatnya, lemak di tubuh menumpuk dan menyebabkan berat badan naik.
2. Gula darah naik
Kalori kue Lebaran yang tinggi berasal dari terigu dan gula pasir yang digunakan.
Terigu merupakan jenis tepung dari gandum yang telah digiling dan dibuang lapisan luarnya. Hal ini membuat kadar seratnya terbuang dan hanya tersisa pati.
Sebagai karbohidrat, gula dan pati memang menjadi sumber energi utama. Namun, tubuh akan memecah gula dan pati menjadi glukosa ke pembuluh darah.
Konsumsi kue kering yang terlalu banyak bisa membuat gula darah melonjak naik. Kondisi ini bisa membahayakan pemilik diabetes.
3. Kolesterol meningkat
Selain tinggi kalori, kue Lebaran kaya akan lemak trans dan lemak jenuh. Kandungan ini berasal dari margarin dan mentega.
Menurut American Heart Association, kedua jenis lemak ini bisa diubah tubuh menjadi kolesterol jahat.
Tak hanya itu, asupan tinggi gula pun juga meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.
Padahal, kolesterol baik diperlukan untuk menyerap kolesterol jahat di dalam darah dan membawanya ke liver, lalu liver akan membuangnya dari dalam tubuh.
Akibatnya, kolesterol pun naik. Anda bisa merasakan keluhan seperi kaki dan tangan mudah kesemutan, otot dan dada nyeri, dan gampang lelah.
4. Gigi rusak
Konsumsi kue kering berlebih juga bisa menyebabkan gigi berlubang. Asupan gula akan memicu bakteri di dalam mulut untuk menghasilkan asam.
Nah, asam ini bisa mengurangi kadar mineral pada gigi. Akibatnya, gigi pun keropos dan berlubang.
Selain itu, bakteri yang mengumpul akan membentuk lapisan kotoran yang disebut plak. Plak akan mengeras dan menjadi karang gigi.
Gigi berlubang bisa menyebabkan bakteri berkumpul dan menyebabkan infeksi. Lama-kelamaan, infeksi menyebabkan gusi bernanah dan membuat gigi harus dicabut.