backup og meta

7 Bahaya Tubuh Kekurangan Garam yang Bisa Terjadi

7 Bahaya Tubuh Kekurangan Garam yang Bisa Terjadi

Terlalu banyak konsumsi makanan tinggi garam bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas. Namun, kekurangan asupan garam juga mengarah pada berbagai gangguan fungsi tubuh.

Kenali tanda dan bahaya saat tubuh kekurangan garam dalam ulasan berikut ini. 

Kenapa tubuh membutuh garam?

Garam mengandung natrium yaitu mineral elektrolit yang berperan penting dalam kelangsungan fungsi fisiologis tubuh. 

Natrium merupakan mineral yang sebagian besar (85%) ditemukan dalam darah dan cairan limfa. 

Asupan natrium pada umumnya diperoleh dari makanan yang ditambahkan garam dapur, MSG, dan produk lainnya yang mengandung baking soda.

Natrium berperan dalam mengurangi kadar air berlebih dan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.

Keseimbangan elektrolit menentukan bagaimana organ tubuh berfungsi dengan baik, mulai dari aktivitas jantung, saraf, otot hingga otak.

Kekurangan asupan garam bisa berdampak pada gangguan fungsi kelenjar adrenal yang berfungsi mengatur penyimpanan, penggunaan, dan pengeluaran natrium melalui keringat.

Bahaya kekurangan garam

Kondisi rendahnya natrium dalam darah disebut dengan hiponatremia. Ketika tubuh kekurangan asupan garam, Anda bisa saja tidak merasakan gejala atau gangguan yang berarti.

Namun, dokter bisa mendiagnosis kondisi ini melalui hasil tes darah yang menunjukkan konsentrasi natrium di antara 135 – 145 mmol/L.

Dampak yang disebabkan dari kurangnya asupan natrium bisa berkembang secara perlahan. Jadi, waspadailah tanda dan bahaya berikut ini.

1. Kelelahan (fatigue)

leher pundak kaku kepala pusing

Fatigue atau kelelahan merupakan kondisi di mana Anda menjadi merasa lesu, lemas, atau tidak bertenaga. 

Singkatnya, kelelahan merupakan kondisi yang membuat Anda tidak berenergi, berbeda dengan mengantuk.

Kelelahan yang diakibatkan kekurangan garam juga bisa berkaitan dengan kurang olahraga atau pola makan yang buruk. 

2. Kejang

Masalah utama hiponatremia adalah terlalu banyak air yang mengencerkan nilai Na+ (natrium).

Akibatnya, air masuk ke dalam sel-sel tubuh dan menimbulkan pembengkakan (edema). 

Pada kondisi hiponatremia akut, pembengkakan otak bisa terjadi. Kondisi ini bisa mengakibatkan kejang hingga koma.

Berapa batas konsumsi garam per hari?

Menurut Kemenkes RI, orang dewasa cukup memenuhi asupan natrium sebanyak 2000 mg per harinya atau setara dengan 1 sendok teh garam.

3. Gangguan psikologis

Masuknya air ke dalam sel-sel otak juga bisa menyebabkan gangguan psikologis dan berpikir (kognitif).

Jika ini terjadi, umumnya seseorang dapat merasakan halusinasi, kebingungan, dan iritabilitas (gelisah serta frustasi). 

4. Kehilangan selera makan

Selain dapat menyebabkan gangguan psikologis, kekurangan natrium di dalam tubuh juga dapat membuat seseorang  kehilangan selera makan

Hal ini karena kekurangan garam bisa menimbulkan mual dan muntah. Alhasil, nafsu makan menurun

5. Kram otot

Kurangnya natrium akan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Kondisi ini berperan dalam mengatur aktivitas motorik atau gerak tubuh, termasuk fungsi otot dan sendi. 

Jika keseimbangan elektrolit terganggu, Anda pun rentan mengalami kram otot. Otot-otot yang mungkin mengalami kram adalah otot di area telapak kaki, bagian belakang paha, dan bagian depan paha.

6. Peningkatan risiko osteoporosis

meningkatkan kepadatan tulang

Saat tubuh kekurangan garam, tulang akan kesulitan menyerap magnesium

Magnesium merupakan salah satu komponen pembentuk tulang, sekitar 50% – 60% dari total magnesium tubuh ditemukan di tulang.

Oleh karena itu, kurangnya natrium bisa meningkatkan risiko osteoporosis.

7. Serangan jantung

Kekurangan asupan garam tidak serta merta menyebabkan kematian pada penderitanya, tapi bisa memicu serangan jantung. 

Elektrolit mengatur kontraksi otot jantung yang membantu mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan mengalirkan kembali ke jantung.

Ketidakseimbangan elektrolit bisa mengganggu sirkulasi darah dan menghambat aliran darah ke jantung (serangan jantung).

Apabila mengalami tanda atau keluhan yang berkaitan dengan kondisi hiponatremia, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Appetite – decreased. (2022). MedlinePlus. Retrieved 20 June 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003121.htm

Bone Health In Depth. (2019). Oregon State University. Retrieved 20 June 2024, from https://lpi.oregonstate.edu/mic/health-disease/bone-health

Confusion. (2022). MedlinePlus. Retrieved 20 June 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003205.htm

Hyponatremia. (n.d.). National Kidney Foundation. Retrieved 20 June 2024, from https://www.kidney.org/atoz/content/hyponatremia

Hyponatremia – Symptoms & causes. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 20 June 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyponatremia/symptoms-causes/syc-20373711

Hyponatremia. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved 20 June 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17762-hyponatremia

Low blood sodium. (2023). MedlinePlus. Retrieved 20 June 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/000394.htm

Low blood sodium in older adults: A concern?. (2023). Mayo Clinic. Retrieved 20 June 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyponatremia/expert-answers/low-blood-sodium/faq-20058465

Muscle cramps. (2022). MedlinePlus. Retrieved 20 June 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003193.htm

Seizures. (2023). MedlinePlus. Retrieved 20 June 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003200.htm

 

Versi Terbaru

24/06/2024

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Cara Mengatasi Hiponatremia atau Kekurangan Natrium

Penyebab Hiponatremia, Saat Tubuh Kekurangan Natrium


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 24/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan