backup og meta

7 Penyebab Berat Badan Naik Saat Puasa yang Sering Diabaikan

7 Penyebab Berat Badan Naik Saat Puasa yang Sering Diabaikan

Selama bulan puasa, Anda tidak diperkenankan makan dan minum di waktu tertentu. Itu sebabnya banyak orang berharap berat badannya akan turun karena puasa. Namun, banyak orang yang malah mengalami kenaikan berat badan (BB) selama berpuasa. Lantas apa penyebab berat badan naik saat puasa?

Penyebab berat badan naik saat puasa

Meskipun puasa seharusnya dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan kalori, kenyataannya banyak orang yang justru mengalami kenaikan berat badan. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut beberapa penyebab BB naik saat puasa.

1. Tidur setelah makan sahur

Tidur setelah makan sahur bisa menyebabkan proses pencernaan terhambat sehingga makanan tidak diproses dengan optimal dan cenderung disimpan sebagai lemak. 

Langsung tidur setelah sahur mengurangi kesempatan tubuh untuk membakar kalori karena tubuh cenderung menyimpan kalori berlebih jika tidak digunakan. 

Selain itu, tidur setelah makan dapat mempengaruhi metabolisme, meningkatkan kadar insulin, dan menyulitkan tubuh untuk membakar lemak.

Kebiasaan inilah yang menyebabkan berat badan naik saat puasa yang perlu dihindari.

2. Kurang tidur

Selama bulan Ramadan banyak orang menggunakan waktu istirahat malamnya untuk beribadah, seperti shalat Tarawih, shalat Tahajud, mempersiapkan sahur, hingga makan sahur.

Pola perubahan jam tidur saat puasa ini menyebabkan kurang tidur yang merupakan penyebab berat badan naik saat puasa.

Dikutip dari Sleep Foundation, kurang tidur dapat meningkatkan hormon pengatur rasa lapar, yaitu grelin dan memperlambat metabolisme. 

Hal ini dapat meningkatkan nafsu makan dan cenderung membuat orang memilih makanan tinggi gula dan lemak untuk energi instan. Akibatnya, berat badan lebih mudah naik.

3. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak berlebihan

Gorengan dan takjil tinggi gula merupakan pilihan menu berbuka yang menggoda untuk memuaskan rasa lapar dan haus selama puasa.

Makanan manis, seperti kolak dan es buah, mengandung kalori tinggi dari gula. Meski bisa meningkatkan energi, berbuka puasa dengan makanan ini membuat Anda cepat lapar. 

Sementara itu, gorengan tinggi akan lemak yang akan lebih banyak disimpan sebagai cadangan energi jika tidak dibakar. 

Konsumsi berlebihan kedua jenis makanan ini selama puasa, ditambah aktivitas fisik yang rendah, menyebabkan asupan kalori berlebih yang memicu berat badan naik. 

4. Kurangnya aktivitas fisik

Gerakan olahraga TRX row

Lemas saat puasa memang dapat memicu kebiasaan malas bergerak, tetapi jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk berhenti berolahraga.

Pasalnya, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan tubuh membakar lebih sedikit kalori sementara asupan makanan saat berbuka dan sahur tetap tinggi.

Ketidakseimbangan asupan ini membuat kalori berlebih disimpan sebagai lemak. 

Selain itu, kebiasaan bermalas-malasan untuk menghemat energi dapat memperlambat metabolisme sehingga proses pembakaran lemak menjadi kurang efektif.

5. Melewatkan waktu sahur

Banyak orang beranggapan bahwa melewatkan waktu sahur bisa mengurangi asupan kalori dan mempercepat penurunan berat badan

Padahal, kebiasaan ini justru dapat menyebabkan berat badan naik saat puasa.

Melewatkan sahur dapat membuat tubuh kekurangan energi sepanjang hari sehingga metabolisme melambat dan pembakaran kalori menjadi tidak optimal. 

Selain itu, rasa lapar yang berlebihan akibat tidak sahur sering kali memicu makan berlebihan saat berbuka, terutama makanan tinggi kalori, gula, dan lemak. 

6. Kurang minum air putih

Kurang minum air putih selama puasa dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan karena beberapa alasan. 

Pertama, dehidrasi bisa memengaruhi metabolisme tubuh sehingga tubuh bekerja lebih lambat dan mengurangi efisiensi pembakaran kalori.

Selain itu, kekurangan air dapat meningkatkan rasa lapar, yang sering kali membuat seseorang lebih cenderung mengonsumsi makanan berkalori tinggi atau berlebihan. 

Rasa haus juga sering kali disalahartikan sebagai rasa lapar sehingga mengarah pada kebiasaan makan berlebihan. 

7. Metabolisme melambat

Metabolisme yang melambat saat puasa dapat menyebabkan kenaikan berat badan jika tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat dan seimbang

Selama puasa, tubuh beradaptasi dengan kondisi kekurangan kalori dan membakar energi lebih lambat untuk menghemat cadangan energi. 

Jika asupan kalori saat sahur dan berbuka terlalu banyak atau terdiri dari makanan tinggi gula dan lemak, tubuh akan cenderung menyimpan kelebihan kalori tersebut sebagai lemak. 

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk kondisi ini karena metabolisme yang melambat semakin sulit membakar kalori secara efisien. 

Cara mencegah berat badan naik saat puasa

Obat diet alami

Untuk mencegah bb naik dan menurunkan berat badan saat puasa, berikut beberapa cara jitu yang dapat dilakukan.

  • Pilih makanan bergizi dan seimbang. Pastikan menu sahur dan berbuka mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta banyak sayuran dan buah-buahan.
  • Hindari makanan tinggi gula dan lemak. Makanan tinggi gula dan lemak dapat menyebabkan lonjakan kalori yang cepat.
  • Minum cukup air. Untuk memenuhi kebutuhan air minum saat puasa, gunakan strategi 4-2-2, yaitu 4 gelas saat berbuka, 2 gelas sebelum tidur, dan 2 gelas saat sahur.
  • Atur porsi makan. Cobalah makan dalam porsi kecil lebih sering, seperti memulai dengan kurma dan air putih, lalu melanjutkan dengan makanan utama dalam porsi seimbang.
  • Olahraga saat puasa. Meskipun berpuasa, tetap lakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki atau yoga setelah berbuka.
  • Tidur yang cukup. Pastikan tidur yang cukup selama bulan puasa.

Nah, itu tadi informasi penyebab berat badan naik saat puasa dan cara mengatasinya. Jangan lupa ikuti tips di atas agar tubuh tetap fit selama puasa dan ibadah pun tetap lancar.

Ringkasan

Berikut penyebab berat badan naik saat puasa yang sering diabaikan.
  • Tidur setelah makan sahur.
  • Kurang tidur.
  • Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak berlebihan.
  • Kurangnya aktivitas fisik.
  • Melewatkan waktu sahur.
  • Kurang minum air putih.
  • Metabolisme melambat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Islamicity.org. (2019). The Ramadan Nutrition and Workout Plan for Success. Retrieved 9 January 2025, from https://www.islamicity.org/8479/the-ramadan-nutrition-and-workout-plan-for-success/

Sleep and Weight Loss. (2024). Retrieved 9 January 2025, from https://www.sleepfoundation.org/physical-health/weight-loss-and-sleep

Sunardi, D., Chandra, D. N., Medise, B. E., Friska, D., Manikam, N. R. M., Lestari, W., Insani, P. N. C., Ayusari, A. A., Mayasari, D., Saftarina, F., Sari, D. K., & Ulvie, Y. N. S. (2022). Assessment of water consumption during Ramadan intermittent fasting: Result from Indonesian cross-sectional study. Frontiers in nutrition, 9, 922544. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.922544

Ceylan, B., & Balci, S. S. (2023). Dehydration and rapid weight gain between weigh-in and competition in judo athletes: the differences between women and men. Research in Sports Medicine, 31(4), 462-472.

Dieter, B. (n.d.). Is Sugar Really Bad For You? Yes and No! Here’s Why. Retrieved 9 January 2025, from https://blog.nasm.org/nutrition/is-sugar-really-bad-for-you-we-separate-fact-from-fiction-evidence-from-hyperbole-and-give-you-the-best-answer-on-sugars-true-place-in-our-lives

Khan, M. A., Khan, S. A., Annadurai, K., Parajuli, S. B., Ahmed, W. N., Altamimi, S., … & Faris, M. (2024). Determinants of body weight changes during Ramadan fasting in India amid COVID-19: A cross-sectional study. Medicine, 103(4), e37040.

Versi Terbaru

14/01/2025

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kapan Waktu Terbaik Olahraga Saat Puasa?

7 Cara Aman Menambah Berat Badan saat Puasa


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 19 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan