Saat otot terlalu lama tidak digunakan, kemungkinan terjadi atrofi otot yaitu penyusutan pada jaringan otot. Tentu saja, hal ini dapat mengganggu fungsi otot dan sistem gerak tubuh secara keseluruhan. Berikut penjelasan lengkap mengenai definisi, penyebab, gejala, serta pengobatan yang sesuai untuk atrofi berikut ini.
Apat itu atrofi otot?
Atrofi otot merupakan suatu kondisi saat Anda mulai kehilangan massa otot karena terjadi penyusutan. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal, misalnya terlalu lama tidak dipakai, bagian dari proses penuaan, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, hingga berbagai penyakit yang memengaruhi kesehatan tulang sekaligus otot.
Atrofi memicu terjadinya kelemahan otot, bahkan tak jarang pasien mengalami disabilitas karenanya. Kondisi ini terbagi atas dua jenis, yaitu atrofi otot karena tidak digunakan (disuse atrophy) dan atrofi neurogenik (neurogenic atrophy).
Disues atrophy adalah kondisi yang muncul akibat kurangnya aktivitas fisik. Sering kali, atrofi terjadi disebabkan otot-otot tidak pernah digunakan untuk bergerak dan beraktivitas. Umumnya, yang mengalami kondisi ini adalah orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu sehingga pergerakan tubuhnya terbatas.
Namun, kondisi ini mungkin juga dialami oleh orang dengan pekerjaan yang mengharuskannya melakukan sedikit pergerakan, atau orang yang memiliki kebiasaan untuk bermalas-malasan hingga tidak pernah melakukan aktivitas apapun. Atrofi otot bisa diatasi dengan latihan fisik atau pemenuhan nutrisi.
Jenis kedua dari atrofi otot adalah Atrofi neurogenik, yaitu atrofi yang muncul karena pasien mengalami cedera, atau penyakit seperti multiple sclerosis yang menyerang saraf. Dibandingkan disuse atrophy, jenis yang satu ini sering kali muncul secara tiba-tiba.
Selain itu, berbeda dengan disuse atrophy, kondisi ini tidak dapat disembuhkan karena memang terjadi kerusakan pada saraf pasien. Maka itu, sangat penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan otot demi menghindari salah satu masalah otot yang satu ini.
Gejala dari atrofi otot
Ada beberapa tanda dan gejala dari atrofi yang perlu Anda waspadai, di antaranya:
- Masalah keseimbangan yang menyebabkan pasien kesusahan berjalan dan sering kali terjatuh.
- Kesulitan berbicara dan juga menelan.
- Kelemahan otot pada wajah.
- Tidak memiliki kemampuan koordinasi dan keseimbangan tubuh.
- Semakin sulit untuk bergerak.
- Kelemahan yang terasa hanya di salah satu anggota tubuh.
Apabila Anda atau orang terdekat mulai mengalami gejala atrofi seperti yang telah disebutkan di atas, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan kondisi ke dokter.
Berbagai penyebab terjadinya atrofi otot
Kedua jenis atrofi otot memiliki penyebab yang berbeda-beda. Anda perlu mengetahui berbagai penyebab tersebut agar bisa melakukan upaya pencegahan dan terhindar dari masalah otot yang satu ini.
Penyebab atrofi karena otot terlalu sering tidak dipergunakan
Beberpa kemungkinan penyebab, antara lain:
1. Pekerjaan yang menuntut untuk sedikit bergerak
Anda mungkin tidak sadar, saat bekerja di depan komputer, sebenarnya ada beberapa otot dan bagian tubuh yang semakin jarang digerakkan. Padahal, tubuh yang semakin jarang bergerak berpotensi menyebabkan Anda mengalami masalah ini akibat otot jarang dipergunakan.
2. Terlalu lama berbaring di tempat tidur
Terlalu lama berbaring di tempat tidur dan tidak bergerak dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya atrofi. Ya, berbaring di tempat tidur dan tidak melakukan aktivitas apapun membuat otot-otot pada tubuh Anda semakin jarang digunakan. Pada tingkatan yang parah, Anda mungkin mengalami atrofi.
3. Pernah mengalami stroke
Rupanya, kondisi kesehatan tertentu juga dapat menjadi penyebab atrofi. Pasalnya, kondisi kesehatan tersebut bisa saja membatasi pergerakan tubuh pasien akibat terjadinya masalah pada sistem saraf.
Masalah kesehatan yang bisa menimbulkan atrofi adalah stroke, karena sering kali penyakit tersebut membatasi ruang gerak pasien sehingga otot-otot di tubuhnya menjadi jarang dipergunakan.
4. Profesi tertentu
Pergi ke luar angkasa dapat menjadi penyebab atrofi otot. Bagi orang yang memiliki pekerjaan dengan kemungkinan perjalanan tersebut, seperti astronot, mungkin saja mengalami atrofi otot, karena harus melalui ruang yang tidak memiliki gravitasi.
Penyebab atrofi neurogenik
Sementara itu, berikut adalah beberapa penyebab munculnya atrofi neurogenik:
1. Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)
Salah satu penyakit yang menyerang saraf di otak, batang otak, dan sumsum tulang belakang. Padahal, saraf-saraf tersebut bertugas mengontrol pergerakan otot. Apabila terdapat masalah pada saraf tersebut, otot menjadi tidak dapat digerakkan sehingga atrofi neurogenik pun terjadi.
2. Sindrom carpal tunnel
Sindrom yang satu ini sering kali menimbulkan rasa sakit hingga mati rasa pada area tangan dan lengan pasien. Biasanya, kondisi ini terjadi akibat saraf utama di bagian tangan menyempit atau mengecil dan berpindah ke arah pergelangan tangan.
Kondisi ini dapat menjadi penyebab atrofi otot karena saraf yang seharusnya dapat mengendalikan pergerakan bermasalah sehingga tangan menjadi sulit digerakkan.
3. Sindrom Guillain-Barré (GBS)
Sindrom yang satu ini merupakan masalah kesehatan yang tergolong serius, terjadi karena sistem imun pada tubuh menyerang sistem saraf periferal. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada saraf yang menyebabkan otot menjadi lemah atau lumpuh. Sindrom ini juga dapat menyebabkan atrofi neurogenik yang sering kali tidak dapat disembuhkan.
Penyebab atrofi otot lainnya
Ada beberapa penyebab lain dari masalah kesehatan otot yang satu ini, dan kondisi ini mungkin saja menyebabkan salah satu jenis dari atrofi, di antaranya:
- Luka bakar.
- Malnutrisi.
- Distrofi otot dan berbagai masalah kesehatan otot lainnya.
- Osteoarthritis.
- Rheumatoid arthritis.
Cara mendeteksi otot yang mengecil akibat atrofi
Otot yang mengecil hanya bisa dideteksi oleh dokter lewat pemeriksaan fisik. Maka, sampaikan semua keluhan yang Anda rasakan dengan rinci, meliputi luka atau cedera yang pernah terjadi, baik dalam waktu dekat maupun sudah lama; kondisi medis yang pernah terdiagnosis sebelumnya; hingga daftar obat, resep, dan suplemen yang Anda konsumsi.
Bila diperlukan, dokter akan melakukan tes guna mempermudah diagnosis penyakit. Tes bisa meliputi:
- Tes darah.
- Foto rontgen.
- Magnetic resonance imaging (MRI).
- Computed tomography (CT Scan).
- Biopsi otot atau saraf.
Pengobatan untuk atrofi otot
Berbeda dengan penyakit nyeri otot dan masalah otot lainnya yang mungkin bisa sembuh dengan sendirinya atau bisa diatasi hanya dengan mengonsumsi obat pereda nyeri otot, atrofi otot merupakan masalah otot yang tergolong lebih serius.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, neurogenik atrofi merupakan kondisi yang tidak bisa diatasi, karena terjadi kerusakan pada saraf tertentu. Meski begitu, kondisi yang terjadi akibat otot terlalu jarang digunakan masih bisa diatasi dengan beberapa cara berikut ini:
1. Terapi fisik
Berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Medical Directors Association, terapi fisik dapat membantu memulihkan kondisi yang terjadi akibat otot jarang digunakan. Terapi fisik ini biasanya mempraktekkan peregangan dan membantu pasien melatih agar otot kembali bisa digerakkan.
Keunggulan lain dari terapi fisik untuk pasien dari masalah kesehatan otot yang satu ini antara lain:
- Meningkatkan kekuatan otot.
- Meningkatkan sirkulasi darah.
- Mengurangi kejang otot, khususnya setelah mengalami kontraksi otot berkelanjutan.
2. Functional electrical stimulation (FES)
Pengobatan untuk atrofi yang satu ini merupakan perawatan yang efektif untuk atrofi otot. Pasalnya, perawatan ini menggunakan aliran listrik untuk menstimulasi kontraksi pada otot yang tidak bisa digerakkan.
Biasanya, saat melakukan FES, seorang ahli akan meletakkan elektroda pada otot yang mengalami atrofi. Elektroda ini akan mengantarkan aliran listrik yang menstimulasi pergerakan otot.
3. Operasi
Ada beberapa kondisi penyebab atrofi yang dapat diatasi dengan prosedur operasi. Prosedur ini dianggap sebagai salah satu cara untuk mengatasi atrofi yang terjadi akibat cedera, masalah saraf, hingga malnutrisi.
[embed-health-tool-bmi]