backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Bedah Ortopedi: Manfaat, Risiko, Persiapan, Hingga Pemulihan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/01/2022

    Bedah Ortopedi: Manfaat, Risiko, Persiapan, Hingga Pemulihan

    Ketika mengalami masalah pada sistem gerak, pasien harus segera mengobati kondisinya agar efeknya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Umumnya perawatan bisa meliputi pemberian obat-obatan dan terapi. Namun bila perawatan ini tidak berhasil, maka dokter bisa saja menyarankan pasien untuk menjalani bedah ortopedi.

    Apa itu bedah ortopedi?

    Bedah ortopedi merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk mengatasi kondisi yang melibatkan sistem muskuloskeletal. Cakupan bedah ini termasuk tulang, sendi, ligamen, tendon, dan saraf.

    Operasi dilakukan oleh dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi yang dilatih untuk menilai dan mengobati masalah yang muncul pada sistem muskuloskeletal. Tak hanya pembedahan, dokter juga melakukan bedah ini untuk keperluan, seperti:

    • menegakkan diagnosis cedera atau gangguan muskuloskeletal,
    • memberikan perawatan dengan obat-obatan,
    • memberikan rehabilitasi dengan rekomendasi latihan atau terapi fisik untuk mengembalikan fungsi gerak yang cedera, serta
    • memberitahu informasi dan rencana perawatan guna mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit.

     Bedah ortopedi terdiri dari banyak jenis, tetapi berikut adalah prosedur yang lebih umum dilakukan.

  • Artroskopi: prosedur invasif yang menggunakan kamera dan peralatan khusus untuk mendiagnosis dan menangani masalah dalam sendi.
  • Fusi tulang: prosedur “pengelasan” dengan menyatukan tulang-tulang menggunakan cangkok tulang atau perangkat internal seperti batang logam. Biasanya dilakukan di tulang belakang.
  • Penggantian sendi: prosedur penggantian sendi yang terkena rematik atau rusak parah dengan sendi buatan bernama prostesis yang terbuat dari komponen logam dan plastik buatan. Bisa diganti sebagian atau sepenuhnya.
  • Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament (ACL): bedah ortopedi untuk mengatasi cedera lutut traumatis.
  • Fiksasi internal: prosedur untuk menahan potongan tulang yang patah pada posisi yang tepat dengan pelat logam, pin, atau sekrup ketika tulang sedang dalam proses penyembuhan.
  • Osteotomi: koreksi kelainan pada struktur tulang dengan memotong dan memposisikan ulang letak tulang.
  • Perbaikan jaringan lunak: prosedur untuk memperbaiki jaringan lunak seperti tendon atau ligamen yang mengalami kerusakan.
  • Kapan pasien harus menjalani bedah ortopedi?

    Pasien harus menjalani pembedahan bila rasa sakit yang dialami tidak membaik walau telah diberi pengobatan selama beberapa minggu. Pasien juga mungkin memerlukan pembedahan bila pernah mengalami cedera traumatis seperti robekan ACL.

    Pada kasus kegawatan seperti patah tulang terbuka yang membutuhkan tindakan pembedahan segera, dokter akan melaksanakan serangkaian pemeriksaan yang langsung dilanjutkan dengan tindakan operasi.

    Sedangkan, untuk kasus kelainan bawaan atau perkembangan anggota gerak yang tidak normal seperti club foot pada bayi, maka dokter akan memasang casting dan melakukan pemeriksaan selama beberapa bulan. Apabila tidak ada perkembangan, dokter akan mempertimbangkan tindakan operasi dengan bergantung pada kondisi pasien.

    Intinya, tidak semua kondisi cedera akan langsung dioperasi. Keputusan dokter bergantung pada gejala dan hasil tes seperti pemindaian sinar-X, MRI, dan CT scan. Maka dari itu, pastikan Anda melakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu sebelum mendapatkan bedah ortopedi.

    Terkadang, pembedahan juga dilakukan sebagai prosedur diagnosis untuk mengetahui penyebab dari masalah yang dialami pasien. Pembedahan dilakukan jika hasil pemeriksaan dengan prosedur lain tidak menunjukkan hasil yang jelas.

    Adakah risiko komplikasi yang timbul karena bedah ortopedi?

    Selayaknya prosedur medis pada umumnya, bedah ortopedi tidak terbebas dari berbagai risiko komplikasi. Berikut beberapa risiko komplikasi di antaranya.

    Efek anestesi (obat bius)

    Komplikasi ini bisa terjadi apabila pasien memiliki alergi atau sensitivitas terhadap salah satu zat yang terkandung dalam obat bius. Biasanya, anestesi umum lebih berisiko daripada anestesi lokal.

    Efeknya berkisar dari ringan dan sementara hingga serius. Berbagai efeknya meliputi mual, kedinginan, sulit bernapas, atau gangguan fungsi kognitif.

    Infeksi

    Infeksi adalah salah satu komplikasi bedah yang kerap menjadi kekhawatiran. Sering kali, infeksi mudah ditangani. Namun di lain waktu, ada beberapa pasien yang memerlukan prosedur bedah tambahan dan perawatan jangka panjang untuk mengatasi infeksi.

    Gumpalan darah

    Bekuan darah dapat terbentuk di pembuluh darah setelah menjalani bedah ortopedi. Untuk mencegah gumpalan darah setelah operasi, dokter akan melakukan kompresi, mobilisasi, atau menggunakan pengencer darah.

    Persiapan sebelum menjalani bedah ortopedi

    Sebelum operasi, Anda mungkin harus melalui serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu. Dokter akan memberitahu mengenai kondisi serta prosedur operasi apa yang akan dilakukan dan risikonya.

    Saat pemeriksaan tersebut, jangan ragu untuk menanyakan kekhawatiran Anda mengenai faktor risiko terhadap komplikasi setelah operasi.

    Sampaikan juga bila Anda memiliki kondisi medis lain, memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu, dan bila Anda sedang mengonsumsi obat atau suplemen lain.

    Jenis bius yang dipilih dan lama waktu operasi akan bergantung pada kondisi Anda serta jenis operasi yang akan dijalani.

    Bagaimana pemulihan setelah bedah ortopedi?

    Pemulihan setelah operasi tergantung pada prosedur yang Anda jalani serta faktor lainnya seperti usia dan kepatuhan terhadap anjuran dari dokter.

    Biasanya, pemulihan pasca bedah ortopedi melibatkan rehabilitasi yang membutuhkan waktu lama. Ada pula pasien yang cukup melakukan terapi secara berkala untuk mengembalikan mobilitas sendi serta meningkatkan kekuatan.

    Nyeri umum terjadi usai operasi. Guna mengatasi hal ini, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang dapat mengurangi rasa sakit.

    Perlu Anda ketahui, beberapa obat-obatan atau cairan infus dapat membuat Anda lebih sering buang air kecil. Bila Anda masih kesulitan bergerak, mintalah pertolongan pada keluarga atau tenaga kesehatan saat ingin ke kamar mandi.

    Setelah operasi, Anda mungkin juga merasa lemah. Pada saat-saat ini, insiden seperti jatuh atau tersandung rentan terjadi. Pastikan Anda selalu dikelilingi oleh orang terdekat agar lebih mudah mendapatkan bantuan.

    Ingat, risiko komplikasi pasca operasi bisa saja terjadi. Pahami tanda-tandanya seperti infeksi atau pembekuan darah. Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala komplikasi yang tak biasa seperti demam atau perdarahan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan