Prosedur pelaksanaan arthrodesis
Sebenarnya, setiap prosedur pelaksanaan dari arthrodesis tak selalu sama. Metode yang dokter gunakan sebagai prosedur pelaksanaannya tergantung pada beberapa faktor seperti di bawah ini.
- Kesehatan tubuh Anda secara menyeluruh.
- Opini dari ahli bedah ortopedi mengenai metode terbaik untuk kondisi Anda.
- Kondisi dari persendian yang terdampak.
Secara umum, prosedur pelaksanaan untuk arthrodesis kurang lebih seperti cangkok tulang. Terdapat dua jenis cangkok tulang yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi medis yang Anda alami.
Pertama, jaringan tulang yang digunakan untuk cangkok adalah jaringan dari tulang bagian tubuh pasien tersebut. Jenis kedua menggunakan jaringan tulang yang didapatkan dari donor atau dari tubuh pasien lainnya.
Pada pelaksanaannya, dokter bedah akan membuat sayatan pada kulit pasien di area tulang yang terdampak. Lalu, sebuah alat pipih bernama arthroscope akan dokter masukkan ke dalam tubuh melalui satu sayatan.
Sebuah kamera melekat pada arthroscope agar dokter bisa melihat dengan jelas bagian dalam tubuh tersebut. Dokter bedah akan mengangkat tulang lunak yang masih tersisa pada persendian yang mengalami kerusakan.
Kemudian, dokter akan menghubungkan dua tulang pada posisi yang tepat menggunakan peralatan operasi sesuai kebutuhan. Dokter juga akan memperbaiki bagian tulang dan persendian yang terdampak jika perlu.
Baru setelah prosedur operasi arthrodesis ini selesai, tim medis yang membantu dokter akan menjahit kembali bagian tubuh yang sebelumnya mendapat sayatan.
Setelah menjalani prosedur arthrodesis
Jika prosedur operasi arthrodesis selesai dijalani, kini saatnya memasuki masa pemulihan. Nah, masing-masing pasien memiliki masa pemulihan yang berbeda-beda.
Sejumlah pasien hanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga pulih, tetapi ada pula yang membutuhkan waktu 12 bulan lamanya untuk pulih. Lama waktu pemulihan ini sangat tergantung pada kondisi Anda.
Setelah dua tulang berhasil menyatu, area tersebut biasanya tak bisa lagi bergerak leluasa seperti dahulu, bahkan terkadang dapat menimbulkan rasa sakit. Jika demikian, mungkin Anda perlu melakukan operasi tambahan atau menjalani cangkok tulang agar segera pulih.
Pergerakan tulang sendi yang tak lagi bebas ini tak bisa diatasi dan menjadi kondisi permanen. Itu sebabnya, arthrodesis biasanya menjadi alternatif pengobatan paling akhir dari dokter.
Komplikasi dari menjalani prosedur ini
Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi setelah menjadi arthrodesis:
- Prosedur operasi gagal mengatasi kondisi Anda
- Infeksi
- Kerusakan saraf di sekitar area yang menerima prosedur operasi
- Penggumpalan darah
- Tulang tak menyatu dengan benar
- Pergeseran tulang
- Terjadinya arthritis pada persendian
Namun, menurut John Hopkins Medicine, komplikasi atau risiko antara satu pasien dengan pasien lainnya tentu berbeda dan tergantung pada banyak faktor. Hal ini termasuk kondisi kesehatan secara menyeluruh, usia, dan tipe dari prosedur pelaksanaan operasi yang dokter lakukan untuk mengatasi kondisi Anda.
Jika Anda seorang perokok atau memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah, risiko mengalami komplikasi mungkin lebih besar. Anda yang memiliki diabetes juga memiliki potensi yang lebih besar mengalami risiko dari prosedur ini.
Oleh sebab itu, ada baiknya untuk selalu berkomunikasi dan berdiskusi dengan dokter mengenai alternatif pengobatan lainnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar