2. Represi
Saat seseorang merasa bahwa situasi atau konflik tertentu sudah berada di luar kendalinya, ia justru memilih untuk melupakan atau tak mau mengakuinya sama sekali. Contoh dari represi yaitu saat Anda kehilangan sosok yang sangat dekat dengan Anda. Daripada menerima kenyataan dan merasa kesepian, Anda justru menganggap bahwa orang tersebut masih hidup. Contoh lainnya adalah seorang ibu yang hamil di luar nikah. Ia memilih untuk menyerahkan anaknya untuk diadopsi orang lain dan sama sekali tak mau mengakui bahwa ia sudah pernah melahirkan dan punya anak.
3. Regresi
Mekanisme ini ditandai dengan mundurnya kondisi psikologi seseorang kembali ke masa-masa ia kecil dahulu. Saat merasa gugup karena takut ditegur atasan, Anda mungkin malah menangis terisak-isak seperti anak kecil. Atau jika Anda habis putus cinta, Anda tak mau keluar kamar untuk pergi ke kampus atau kantor sama sekali. Anda hanya mau meringkuk seharian di tempat tidur sambil memeluk boneka kesayangan Anda.
4. Proyeksi
Untuk mempertahankan diri dari perasaan, pikiran, atau emosi yang sulit Anda terima, Anda justru memproyeksikan perasaan tersebut pada orang lain. Misalnya, Anda tidak menyukai rekan kerja Anda padahal setiap hari harus bekerja sama dengannya. Maka, Anda justru merasa bahwa rekan Andalah yang tidak suka pada Anda, bukan sebaliknya. Sebagai contoh lain, Anda sebenarnya belum yakin sepenuhnya dengan kekasih Anda, tapi Anda takut meninggalkannya. Untuk itu, Anda justru memproyeksikan keraguan ini pada sahabat Anda dengan menuduhnya tidak mendukung hubungan Anda dengan kekasih.
5. Rasionalisasi
Mencoba merasionalisasikan pikiran, perkataan, atau perbuatan yang Anda tahu sebenarnya salah adalah suatu bentuk mekanisme pertahanan diri. Sebagai gambaran, Anda selalu datang terlambat ke kantor dan akhirnya ditegur oleh atasan. Untuk menghindar dari rasa bersalah atau malu, Anda beralasan bahwa rumah Anda jauh dari kantor dan selalu terjebak macet. Padahal, Anda sebenarnya bisa berangkat lebih pagi dari biasanya supaya tidak terlambat, tetapi Anda selalu bangun kesiangan.
6. Sublimasi
Sublimasi terjadi saat Anda melampiaskan emosi negatif pada hal-hal yang positif. Misalnya, Anda baru saja bertengkar hebat dengan pasangan. Untuk melepaskan amarah dan kekesalan, Anda mencari kegiatan yang berguna seperti memotong rumput. Meski kesannya positif, Anda sebenarnya hanya haus untuk meluapkan perasaan ingin menghancurkan atau merusak sesuatu. Jenis mekanisme pertahanan diri ini cukup sering ditemui dalam masyarakat.
7. Pengalihan (displacement)
Berbeda dengan sublimasi di mana Anda mencari pelampiasan emosi yang bersifat positif, pengalihan justru membuat Anda mencari objek yang bisa jadi sasaran luapan emosi negatif Anda. Contohnya saat Anda gagal memenuhi target kerja. Anda pun akan pulang ke rumah membawa kekecewaan tersebut dan jadi bertindak kasar dengan membanting pintu, membentak anggota keluarga, atau menyetir kendaraan dengan ugal-ugalan. Bentuk mekanisme pertahanan diri ini juga umum dialami orang-orang.